SETELAH memberikan informasi singkat soal keberadaan para penipu itu, aku dan Nakahara-san segera berlari menuju mobilnya yang terpakir tidak terlalu jauh dari tempat kami sebelumnya.
Aku memasuki mobilnya yang tampak mewah itu dengan terburu-buru. Begitu selesai menggukan seat belt dan Nakahara-san yang kebetulan juga sudah berada di posisinya, dia bertanya kembali, "apa kau yakin mereka di sana? Kesalahan informasi bisa memicu kegagalan."
Aku mengangguk mantap. "Kemampuan yang tadi aku gunakan, psikometri, memungkinkan aku bisa membaca informasi hanya melalui sentuhan."
Nakahara-san menghela nafas singkat dan langsung menancap gasnya dengan kecepatan penuh.
Kini aku menuju gudang penyimpanan di pelabuhan, bagian B nomor 24. Aku yakin mereka menyembunyikan persenjataan itu di sana sebelum membawanya ke luar negeri.
Setelah kurang dari lima belas menit, kami sudah sampai di tempat tujuan. Begitu sampai di dekat gudang yang kutuju, Aku mengangguk pada Nakahara-san setelah dirinya memberikan aba-aba agar aku bersiaga pada posisiku.
Aku mengeluarkan sepuluh anak panah petir biru—mengarahkannya pada gudang besar yang tertutup itu—dan dengan kemampuan memanipulasi gravitasi milik Nakahara-san. Ia membuka pintu besi itu.
Namun, gudang itu kosong. Nihil. Tidak ada apapun di dalamnya. Mataku menatap tidak percaya gudang di depanku. Nakahara-san yang sudah setengah frustasi akhirnya memasuki gudang dan mulai menghubungi kacung-kacung mafianya.
Sementara aku yang berdiri di sampingnya, hanya membeku tidak melakukan apapun. Aku merutuki kesalahanku. Aku mulai menggigit bibir bawahku, sampai tetiba saja aku merasakan sesuatu.
Gudang ini, rasanya seperti baru saja digunakan—dan tak lama—aku ingat saat Nakahara-san membuka pintu besinya. Kalau gudang ini sudah lama tidak digunakan atau baru beberapa hari, pastinya pintu tidak berbunyi seperti itu.
Aku juga ingat saat engsel pintu ini berputar, tidak ada kepulan debu yang keluar karena baru di buka. Apa itu artinya…. Aku setengah berjongkok dengan tanganku yang menyentuh lantai gudang.
"Baiklah, aku serahkan pada kalian. Jangan sampai gagal, hubungi aku secepatnya."
Setelah Nakahara-san mengakhiri panggilannya ia menoleh padaku dan sebelum ia membuka mulutnya untuk berujar lebih jauh, aku langsung mengulurkan tanganku.
"Apa yang—"
"Nakahara-san! Berikan tanganmu!"
Nakahara-san yang hanya mematung tidak mengerti, akhirnya aku lebih memilih inisiatif untuk menggenggam tangannya sendiri.
Aku memejamkan mataku, begitu cahaya keunguan keluar dari tato pada pergelangan tanganku. Aku membuka mataku….
Ability : Demian—Psycometri.
Seketika seluruh ruangan berubah. Seolah pergi ke masa lalu, aku—bukan hanya aku—tapi Nakahara-san juga bisa melihatnya. Semua yang terjadi di gudang ini beberapa menit yang lalu.
Kini pemandangan yang kulihat seolah seperti hologram delapan dimensi yang sangat nyata. Banyak orang-orang berjas yang berlalu-lalang melakukan tugas mereka.
Salah seorang pria, yang tadi Nakahara-san bunuh dengan kejamnya, benar-benar ada di ruangan ini sesaat setelah persenjataan disimpan di sini. Setelah mereka usai dengan urusannya masing-masing, dia mengucapkan sesuatu.
Aku dan Nakahara-san bisa mendengar dan melihat semuanya.
"Setelah ini, kita akan bertransaksi di bagian gudang H nomor 25. Aku yakin para mafia itu akan melacak tempat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X Reader
FanfictionBungo Stray Dogs © Kafka Asagiri Story © K-san-san Collaboration Project | New Year! Broken Cover by @KozumeRenka [Warning! Content Rate 17+] • Bahasa Kasar 😐 • Deskripsi pembunuhan jelas ☺ • Adegan "Lime" 😅 • Dan berlanjut sampai "Lemon" kalo bac...