EC. 3 - I Stopped

1K 101 13
                                    

AKU bisa-bisa menjadi gila kalau seperti ini. Maksudku, mana mungkin ada seorang bocah yang mengungkapkan kalau dia menyukai gadis yang umurnya terpaut tujuh kali lipat umurnya?!

Yang membuatku tambah sebal juga, kenapa wajahnya terlampau mirip dengan Pria Brengsek alias Ayahnya itu?!

Bukan cuman itu saja! Ucapannya sama-sama menyebalkan, rambut ikal bodohnya itu juga sangat mirip (walaupun warnanya sedikit lebih legam karena mengikuti sedikit rambut Ibunya), dan juga... sialan! Dia seenaknya mengejekku dengan sebutan "cebol"?!

Ini gila!

Dan yang lebih membuatku gila adalah betapa lengketnya dia seperti permen karet pada [First Name].

Sudah awal bertemu dia asal main mengungkapkan kalau dia menyukai [First Name], lalu sekarang?

Kalian tahu selengket apa bocah itu begitu mengenal [First Name]?

Dengan santainya, Si Cebol Menyebalkan itu datang ke Kantor Port Mafia dan langsung menemui pacarku itu.

Yang membuatku penasaran hanya satu : bagaimana dia bisa seenaknya memasuki kantor seolah dengan mudahnya melewati para penjaga? Lalu bagaimana dengan CCTV?

Sialan, rasanya aku malah dibodoh-bodohi oleh Bocah Ingusan Menyebalkan itu.

Lalu, lihatlah sekarang! Bahkan sebelum aku atau [First Name] berada di kantor, Si Cebol itu sudah lebih dulu berada di sana.

Dengan santainya, bersamaan dengan Anee-san dan Elise-chan, ia menunggu seraya mencoba berbagai macam kue.

"Onee-san, okaeri!" sapa Si Cebol begitu melihat kehadiran [First Name].

"Tadaima, Yuta-kun," balas [First Name]. "Kau jadi sering ke sini, ya?"

Bocah itu tertawa kecil. Oh, astaga! Betapa menyebalkannya dia bisa seakrab itu dengan pacarku ini. Maksudku, dengan mudah?

Setelah waktu itu Ayahnya yang brengsek, sekarang anaknya juga? Seolah keberadaan anak ini seperti duplikat dari Dazai Si Bajingan itu.

Satu saja sudah membuat kepalaku nyaris (atau seharusnya, memang sudah) meledak, pecah dan mengeluarkan segala macam bentuk dari isinya.

Apalagi ini! Dua? Rasanya seakan akan ada ribuan katak jatuh dari langit, tombak barang kali, atau meteor sekalian.

Begitu Si Cebol sampai di depan [First Name], pacarku yang satu ini langsung mengangkat tubuh kecilnya, menggendongnya begitu.

"Onee-san, kudengar kau menyukai makanan manis, ya?" ujarnya. "Ada yang ingin kuberikan padamu."

"Kau tahu dari mana kalau aku menyukai makanan manis, Yuta-kun?" Iya, kau tahu dari mana? "Ada yang mengatakannya padamu?"

Sekali lagi anak itu hanya tertawa kecil. Oi, Bodoh! Tertawa tidak akan menjawab pertanyaan itu!

"Aku juga baru saja mencoba kue yang kau suka."

"Benarkah?" Terlihat [First Name] tampak senang. Eh? Kue yang disukanya? Tunggu—! Bagaimana dia tahu? "Bagaimana rasanya?"

"Itu benar-benar enak, campuran original coffee lattenya dirasa pas. Sangat cocok!"

Apa yang sebenarnya mereka bicarakan? Dan, kue apa yang sebetulnya [First Name] suka?

Sialan, kenapa aku bahkan bisa kalah dari anaknya sendiri? Kuulangi! Bukan hanya Ayahnya yang brengsek itu, bahkan anaknya juga mengalahkanku?

Aku bahkan sebenarnya.... tidak tahu kue apa yang [First Name] suka.

Seakan tahu apa yang tengah kupikirkan, Anak Kecil itu melirik ke arahku seraya tersenyum bodoh.

✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang