Chuuya Side 7 : Different Side Of Me!

782 101 13
                                    

NAFASKU nyaris terdengar jelas kala menderu-deru berat. Namun, aku masih bisa mengendalikan keadaan ini.

Aku benar-benar tidak menyangka, seorang necromantist itu benar-benar nyata. Terlebih kami—aku dan [First Name]—harus melawannya.

Mungkin keadaannya akan bertambah buruk kalau aku tidak memiliki partner, beruntung sekali aku ini. Terlebih, keadaan kami lebih baik dari wanita gila itu.

Rahang wanita itu mengeras, rambutnya yang tadinya tertata rapi kini tampak tidak jelas, pakaiannya pun sudah terbakar dan sobek.

Wanita itu menerjangku, tapi aku langsung membalasnya dengan membungkukkan seluruh tubuhku tapi kepalaku mendongak menatapnya seraya menyeringai.

Sewaktu wanita itu semakin mendekat sembari mengayunkan pedangnya, [First Name] dari atasku memotong gerakannya.

Tepat saat gadis itu mengayunkan kakinya, sebuah mata pisau dari petir putih mengkilat melewati lehernya.

Dan dalam waktu yang singkat itu, wanita gila itu tidak dapat bergerak lagi. Mafiosi yang dibunuhnya kemudian menjadi mayat hidup untuknya pun tidak dapat bergerak.

Bahkan tuannya sama, seluruh tubuh mereka terkunci oleh petir—barang kali ada yang hangus terbakar.

Dengan kemampuan memanipulasi gravitas dan telekinesis milik [First Name], kami kumpulkan tubuh-tubuh utuh mayat hidup itu pun dengan yang sudah tercerai-berai di tengah lapangan hutan ini.

Setelah seluruhnya terkumpul dan tubuhnya terkunci, dari atas kepala mereka kulayangkan batu besar.

Kulirikkan ekor mataku pada [First Name] yang tengah menggenggam pengendali jarak jauh dengan satu tombol merah di ujungnya.

Begitu kuterjunkan batu besar itu sekuatnya, [First Name] menyusulnya dengan menekan tombol merah itu.

Sepersekian detik kemudian, sebuah jamur raksasa muncul di depan kami. Jamur berwarna merah sedikit oranye dengan ukurannya yang tidak terlalu besar, tapi cukup berbahaya.

Untung sekali aku langsung menarik [First Name] atau bisa-bisa kami terkena ledakan bom hidrogen buatan Ilmuan Gila Si Maniak Lemon itu.

"Nakahara-san! Otuskaresama deshita."

Aku menoleh pada [First Name] dan merekahkan senyumanku seperti biasa padanya, kemudian berucap, "um... otsukare. Mau makan dulu?"

Tanpa basa basi atau bicara panjang lebar, pun tanpa membuat alasan sampai berbusa-busa, aku sudah bisa mengajak gadis ini dengan mudah.

Ya, tidak kusangka akan secepat ini diriku akrab dengannya. Sudahlah, itu juga kemajuan yang baik untukku.

Sebelum aku mengatakan untuk menawarkannya pergi ke sebuah restoran, [First Name] lebih dulu memintaku untuk pergi ke cafe.

Karena tidak ingin menolaknya, akhirnya kuturti permintaannya. Sesuai yang ia tunjukan arahnya, berhentilah kami di tempat khusus parkir mobil.

Kalau dugaanku benar, ia sudah pernah ke sini tapi menunggu waktunya tepat. Entah apa maksudnya. Karena....

Tak lama setelah kami memesan, seorang pelayan membawakan seloyang kecil cheese cake yang dituang saus coklat.

Sebelum pelayan itu pergi, ia sempat berujar, "gratis untuk tamu yang datang dengan pasangannya."

Sebelum aku sempat menyangkalnya dengan sebelah alisku yang naik ke atas, pelayan itu sudah pergi lebih dulu.

✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang