Chapter 14 : Saving Me From Me

1.7K 211 23
                                    

"PERGI sekarang?"

Aku tersenyum sambil menjawab "ya". Mungkin malam ini ada hal yang harus kuakhiri. Pemikiran seperti itu membuatku agak gugup.

Ya, aku akan mengungkapkan semuanya. Mulai dari hubunganku dengan Dazai-san dan ungkapan perasaanku akhirnya. Kuharap dengan ini bukan berarti akan menjadi sekat yang memisahkanku dengan Chuuya-kun.

Maksudku, aku tahu dia menolakku, tapi paling tidak aku masih ingin tetap menjadi partnernya di Port Mafia. Karena, ya, kalian tahu kalau hal-hal seperti itu terjadi, malah menjadi masalah selama aku bekerja nanti.

Omong-omong, walaupun aku gugup, aku tetap menjalani acara Tahun Baru ini dengannya. Seperti yang dikatakannya soal "makan malam yang mewah". Ya, benar, dia benar-benar membawaku ke sebuah ryoritei yang tampak mewah, terlebih demi memperingati pergantian tahun ini.

Jadi tanpa basa basi lagi, aku memesan makanan kesukaanku dengan tidak terlalu banyak, toh saat pukul sebelas nanti aku harus memakan soba toshikoshi yang memang makanan wajib sebelum pergantian tahun.

Aku mengangguk seraya tersenyum pada pelayan restoran itu setelah mengulang pesananku dengan Chuuya-kun, pula kukembalikan buku menu yang lumayan besar itu padanya.

Sebelum hidangan utama kami datang, sebagai permulaan salah seorang pelayan membawakan sup zōni dari kuah dashi yang berisi mochi dan sayuran yang merupakan salah satu masakan osechi sebagai hidangan pembuka.

Jujur, rasanya benar-benar enak. Tak lama kemudian, di depanku diletakkan gelas bir yang berembun dan aku kembali gugup. Rasanya, suasana ini sulit untuk menjadi pembicaraan yang serius.

Tapi, bukan itu yang lebih kukhawatirkan. Kuharap Chuuya-kun tidak tetiba saja mabuk.

"Apa itu bir akhir tahun ini?" tanyaku sembari tersenyum.

"Ya, begitulah." Chuuya-kun mengangkat gelas birnya dan meneguknya sedikit. "Bagaimana denganmu?"

"Tidak ada yang istimewa," balasku seraya tersenyum miring. "Omong-omong, jangan sampai kau mabuk, ya."

Oke, aku rasa aku jadi sedikit menggodanya. Soal Chuuya-kun yang mabuk itu sudah tidak menggangguku lagi, yang lebih mengganggu adalah kalau dia benar-benar mabuk dan aku yang akan kerepotan dengannya.

Chuuya-kun menyeringai jahil. "Kenapa memangnya?"

Aku mengibaskan tanganku di depan wajahnya. "Jangan melihatku seperti itu."

"Kau takut aku menciummu dengan tiba-tiba lagi?"

Sebetulnya, aku nyaris saja tersedak hanya karena satu kalimat pertanyaan yang menggoda itu. Namun, aku sudah menduga hal itu dan aku pun siap dengan diriku.

Tapi, astaga! Tidak kusangka dia akan mengingat kejadian itu! Tapi bagaimana? Setahuku kalau orang mabuk nyaris tidak mengingat apa pun kecuali diingatkan atau melihat sesuatu yang membuatnya ingat.

Aku berdehem kecil. "Jadi kau... mengingatnya?"  tanyaku sedikit ragu.

"Ya, begitulah."

Setelah percakapan kecil ini, akhirnya pesanan kami pun tiba. Selama kami makan malam, tidak ada seorang pun dari kami yang membuka percakapan kecuali aku yang jahil mengambil makanan dari piring Chuuya-kun untuk sedikit menggodanya. Tapi sepertinya dia tidak masalah denganku yang seperti itu, kadang kala ia baas mengambil makanan dari piringku.

Tentu saja, aku mencoba mencuri-curi pandang melihat jari-jarinya yang panjang dan kurus itu. Jemari yang sangat kusuka dan kupikir suatu saat aku bisa menyentuhnya atau disentuhnya.

✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang