EC. 6 - I wanna say... (Full Version)

1.3K 90 10
                                    

CAHAYA mentari menusuk mataku. Rasanya benar-benar panas dan menyilaukan.

Suara deburan ombak begitu terdengar sampai gendang telingaku. Bukan hanya itu, suara tawa saling bersahut-sahutan dari sana sini, suara anak kecil, atau orang tua yang tengah berbincang.

Kurasakan lembut dan hangatnya pasir putih yang bersentuhan dengan sebagian kecil dari kakiku.

"Chuuya-kun...."

Suara yang teramat lembut dan kusuka itu memanggil namaku. Perlahan kurasakan sesuatu mengusap lembut pipiku yang terkena terpaan cahaya mentari di pantai ini.

"Chuuya-kun, bangunlah...."

Sekali lagi suara itu kembali memanggilku. Masih dengan kelembutannya yang begitu kusuka.

Terkadang aku sengaja seperti ini, membuatnya terus menerus memanggil namaku.

"Chuuya-kun, sudah waktunya, lho."

Baru saja kubuka mataku, sebuah bayangan buram berangsur-angsur mulai jelas.

Begitu jelas, tetiba saja....

Splash ...!!

Aku segera terbangun dan menarik kerah orang brengsek yang berani menembakan air ke arah wajahku dengan pistol air.

"Akhirnya kau bangun, Baka Chuuya," ucap orang itu santai.

"Kau hanya harus menggoyangkan tubuhku, bisa, 'kan?"

"Tidak."

Cih, sialan! Anak Ingusan ini benar-benar membuat kepalaku pusing tujuh keliling dengan sifatnya yang bukan anak-anak itu.

Entah bagaimana Ayah Brengseknya itu mengajarinya, yang jelas dia benar-benar bodoh untuk bahkan mengurus anaknya sendiri.

Dan omong-omong, ini hari ke empat aku berada di Pulau Okinawa dengan istriku, [First Name].

Juga ketiga kalinya aku gagal pada malam setelah pernikahanku sendiri. Apa ini yang disebut kesialan? Atau, kurang beruntung?

Tidak, aku yakin ini namanya kurang beruntung. Akan kupastikan malam ini! Jadi malam pertama ke empatku yang sukses.

Setelah selama tiga hari diganggu oleh dua makhluk paling brengsek sepanjang aku mulai bernafas, kini hanya tersisa malam ini atau besok.

Aku bukan seorang workaholic, tapi mengingat kejadian tadi malam, aku harus segera mulai bekerja dan mencari informasi seputar kejadian itu.

Mungkin hampir setengah hari kemarin aku dan [First Name] mengurung di dalam kamar kami, mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya soal ini.

Untung saja orang-orang yang dihubungi [First Name] adalah orang terbaik yang dipercayanya, jadi pekerjaan itu tidak terlalu sulit.

Yang sedikit sulit adalah mengumpulkan data struktur bangunan hotel ini. Bukan hanya karena memiliki banyak ruangan, tapi juga celah dan sulit diakses. Bahkan aku harus sangat memperhatikan celah cerobong yang saling terhubung hampir di semua kamar pada hotel ini.

Lalu menemukan posisi kemungkinan bom itu ditanam. Ya, kalian tidak akan salah kalau baru saja kukatakan memang ada bom di bangunan ini.

Bisa dikatakan itu senjata ke dua para mafia dari Kyoto itu. Mungkin kalau rencana penyerangan langsung mereka gagal, mereka berniat memborbardir hotel ini sampai tidak tersisa.

Setelah aku berpikir panjang soal bagaimana bisa hotel ini menjadi target penyerangan mereka adalah karena posisi hotel ini strategis.

Khususnya karena pariwisata, hal lainnya adalah penjualan barang-barang antik secara rahasia. Uang seolah semua keluar dari hotel ini.

✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang