"APA rencanamu?"
Dazai Si Bajingan hanya bergeming, diam. Tatapan santai dan sikap tenangnya itu benar-benar tidak kusuka.
Bagaimana pun, aku dulu adalah partnernya, aku tahu dengan baik gelagatnya yang satu ini. Tidak salah lagi, dia sudah mengetahui sesuatu.
"Jadi, gadis cantik itu sungguh bekerja denganmu?" sahutnya.
Aku mendengus dan tersenyum miring. Kutaikan kembali daguku tinggi dengan angkuhnya seraya berucap, "lalu kenapa?"
"Bisa kita pindah dari sini dulu?" Dazai balas tersenyum miring. "Sepertinya percakapan ini akan jadi panjang."
❄
Setelah memilih tempat untuk berbicara, kini aku duduk berhadapan dengan pria paling brengsek di dunia. Dibawah sebuah meja dengan payung di atasnya untuk menghalau sinar mentari yang menusuk kulit.
Kuteguk air berkarbonasi dalam botol biru yang sedari tadi hanya berdiam diri di hadapanku, lebih tepatnya belum kusentuh sama sekali.
Aku bertopang dagu dengan sebelah tanganku dan sebelah tanganku yang lain memegang botol. Kubuang pandanganku ke arah orang-orang berlalu lalang, seolah mengabaikan Mumi Keparat di hadapanku saat ini.
Aku memutar tubuhku mengahadapnya, tepatnya kumulai bosan, pun kuletakkan botol biru itu tepat di hadapanku kembali.
"Apa yang kau inginkan?" sahutku setenang mungkin.
"Bagaimana kalau kukatakan...." Dazai tersenyum. Sial, itu terlihat memuakkan! "[First Name]-chan?"
Tanpa sadar, tangan yang kuletakkan di bawah meja mengepal kuat. Rahangku kembali mengeras, geram rasanya.
Sesuai dugaanku, dia main sendiri. Apa sebenarnya rencana Keparat Gila yang satu ini?
"Maaf saja, kami tidak bisa memberikan eksekutif kami padamu."
"He~ [First Name]-chan akan jadi eksekutif? Tidak kusangka dia sungguh menginginkannya."
"Sudah jelas bukan?" Aku berdiri, berniat meninggalkan Tiang Listrik ini ditempatnya. Tapi sebelum aku berbalik sempurna, aku memberikan pesan terakhir untuknya, "jadi kau tidak akan pernah bisa menyentuhnya." Seraya menyeringai penuh kemenangan.
Namun, langkahku terhenti begitu Dazai menyahutiku dengan kalimat yang seketika membuatku check mate.
"Tapi apa dia sungguh menginginkannya?" Aku tidak berbalik, tetap membelakangi Si Brengsek Dazai. "Bagaimana kalau kita bertaruh?"
Apa? Aku spontan membalikkan tubuhku dengan alis yang bertautan seraya berucap, "hah?! Apa maksudmu itu?"
"Sudah jelas bukan?" Dazai berdiri. Kulihat seulas senyuman di wajahnya yang menjijikkan itu! "Biar [First Name]-chan yang memilih. Port Mafia atau Agensi Detektif Bersenjata, tentu saja aku juga punya penawaran yang bagus untuknya."
Aku menggertakkan gigiku. Sialan! Si Mumi Keparat ini diam-diam sudah berjalan dua tiga langkah mendahuluiku.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" Tanpa sadar, pertanyaan yang tadinya hanya dalam pikiranku, menjadi terkuak begitu saja.
"Kemampuannya. Aku yakin kau tahu itu dengan baik."
Tentu saja aku tahu, brengsek! Aku yang bekerja lebih dulu dengannya, mana mungkin aku tidak tahu.
Bahkan dia sudah tahu kemampuan [First Name], benar-benar pria yang mengerikan. Bahkan walaupun sudah membelot, sifatnya masih seperti itu.
Tapi apa yang akan Dazai lakukan untuk menarik perhatian [First Name]?
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X Reader
FanfictionBungo Stray Dogs © Kafka Asagiri Story © K-san-san Collaboration Project | New Year! Broken Cover by @KozumeRenka [Warning! Content Rate 17+] • Bahasa Kasar 😐 • Deskripsi pembunuhan jelas ☺ • Adegan "Lime" 😅 • Dan berlanjut sampai "Lemon" kalo bac...