"OMONG-OMONG, sepertinya kau bertemu dengan Dazai."
Seolah tertarik dengan apa yang kuucapkan, [First Name] menoleh padaku dan kutatap dia sekilas. Ya, ini saatnya! Aku harus berbicara dan memperingatkan dia.
"Oh, Dazai-san. Ya, aku memang sering berbicara dengannya di cafe dekat kantor."
Apa? Sering? Astaga, memangnya dia tidak sadar kalau Mumi itu mendekatinya secara perlahan? Apa dia juga tidak tahu kalau Si Brengsek itu bekerja di agensi. Sisi yang berlawanan dengannya.
"Kau berhati-hatilah. Aku tidak bisa banyak membantumu kalau kau sampai di bawa olehnya dan diserahkan ke pemerintah untuk mengeksekusi dirimu," peringatku panjang-lebar.
Bisa kurasakan gadis itu tersenyum. "Tenang saja, Nakahara-san. Bukankah Dazai-san juga berada di posisi yang berbahaya?" sahutnya. Aku sekilas menoleh padanya, menuntut penjelasan. "Soal Buku Hitam miliknya itu."
Dia menemukan Buku Hitam Dazai? Aku yang sudah lama bekerja di Port Mafia, tidak pernah menemukan Buku Hitamnya. Kudengar buku itu sudah lama dihilangkan.
"Dari mana kau menemukan bukunya?" tanyaku penasaran.
"Arsip Rahasia Port Mafia di Perpustakaan." Ini jawaban paling sederhana dan singkat, ditambah lagi diucapkan dengan nada yang sangat polos seolah itu bukan apapun.
Arsip Rahasia? Dia berhasil memasukinya? Setahuku hanya bos dan penjaga Perpustakaan saja yang mengetahui letak pasti pintu menuju ruang arsip itu.
Tapi anak ini.... Bagaimana dia bisa?
Akan kutanyakan padanya lain kali. Yang penting sekarang, posisi El Diablo itu sudah dekat. Mobil yang biasanya kugunakan kini kuparkirkan di pinggir jalan yang tidak ramai dan posisinya jauh dari posisi pasti Si El Diablo itu.
Begitu aku dan [First Name] keluar dari mobil, kukunci kembali mobil itu dan kupastikan kalau sudah benar-benar rapat pintunya.
Kini aku melanjutkan perjalananku dengan berjalan kaki, tepat memasuki sebuah gudang bekas yang hampir bobrok.
"Nakahara-san, kenapa bos mau kita memburunya? Ada hubungan apa dia dengan mafia?" tanyanya.
Kalau kupikir-pikir itu masuk akal juga. Bos tidak terlalu jelas tentang detail alasannya ingin kami memburunya, tapi aku ingat kalau gang yang dipimpin El Diablo ini ada hubungannya dengan penyerangan baru-baru ini pada gudang penyimpanan mafia.
"Gudang penyimpanan."
"Eh? Maksudmu tentang penyerangan baru-baru itu dan sebagian mafiosi yang terbakar habis?"
Woah! Dia ternyata jauh lebih tahu dariku. "Mungkin saja, mungkin juga senjata itu sempat mereka curi."
Tak lama kemudian, akhirnya kami sampai di depan pintu besi yang besar. Pintu gudang. Baru saja aku ingin membuka pintu itu, tanganku ditahan oleh [First Name].
Kalau boleh kukatakan dengan jujur, tangannya benar-benar kecil dan lembut. Tapi dibalik tangan yang seperti itu, pemiliknya memiliki sosok yang kuat dan berani mengambil risiko yang besar.
Begitu aku menatap matanya dan gadis itu mengangguk, aku yang mengerti pula membalas anggukkannya. Tanganku pun, aku turunkan dan digantikan dengan tangannya yang mendekati pintu besi itu.
Kulihat telapak tangannya menyentuh pintu besi itu dan mengusapnya perlahan, pun kulihat pula alisnya sempat mengernyit samar.
"Api," gumamnya yang terdengar cukup jelas olehku. Dia menghela nafas singkat dan mengambil tempat tepat di depan pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X Reader
FanfictionBungo Stray Dogs © Kafka Asagiri Story © K-san-san Collaboration Project | New Year! Broken Cover by @KozumeRenka [Warning! Content Rate 17+] • Bahasa Kasar 😐 • Deskripsi pembunuhan jelas ☺ • Adegan "Lime" 😅 • Dan berlanjut sampai "Lemon" kalo bac...