Chapter 4 : What I Feel Right Now...

2.1K 258 37
                                    

PERTEMUAN pertama adalah kebetulan. Lalu pertemuan selanjutnya adalah tidak terelakkan. Dan pertemuan yang berlarut-larut adalah takdir. Kalau tidak salah, ada kalimat seperti itu dalam novel yang pernah kubaca.

"Ohayou! [First Name]-chan. Sepertinya ini memang takdir."

Sesaat aku kehilangan kata-kata ketika melihat Dazai-san sudah mengambil tempat duduk yang kosong tepat di depanku. Ia bertanya dengan senyuman semangatnya.

"Ah, maaf jika itu membuatmu terkejut. Tapi selalu bertemu denganmu ditempat seperti ini rasanya benar-benar golden time."

"Golden time?"

Apa ini artinya dia memang sengaja bertemu denganku karena tahu aku akan terus kesini tiga puluh menit sebelum waktu masuk kerja? Omong-omong soal golden time, aku mengartikan kata itu sebagai kala aku mengambil waktu yang tepat saat sampai di kantor Port Mafia. Itu artinya aku sudah merencanakannya dari awal. Apa Dazai-san juga merancanakan hal ini, ya?

Bukan berarti aku berburuk sangka soal Dazai-san, tetapi aku merasa belakangan ini seperti diperhatikan dari kejauhan. Bahkan orang itu seperti mengekori diriku terus. Entah apa tujuannya.

"Ya, tepat pagi hari seperti ini. Aku juga bersantai dulu sebelum waktu aktif bekerja."

Aku hanya membalasnya dengan ber-'oh' ria. Sepertinya memang tidak ada yang aneh walaupun kebetulan yang luar biasanya adalah jalan pikirnya yang sama denganku.

"Omong-omong [First Name]-chan, kau sudah punya pacar?"

"Eh? Pacar?" aku menggeleng dan tersenyum ramah. Tentu saja aku tidak punya, tapi bukan berarti aku tidak pernah berpacaran sebelumnya.

Aku bergidik tanpa kusadari. Wajah Dazai-san sangat dekat! Ada sebuah kekuatan aneh dalam pandangan Dazai-san. Matanya tampak besar dan bergairah, matanya juga mengeluarkan aura bling-bling aneh yang membuatku tambah bergidik lagi. Ditambah lagi pria ini menggenggam sebelah tanganku.

"Ah! Padahal kau itu wanita yang cantik dengan tangan lembut. Tapi belum ada seorang pun yang berhasil menaklukanmu?" Dazai-san berucap dengan nada yang dibuat-buat. Tentu saja hal ini kembali membuatku tertawa karena tingkah konyolnya—terlebih diumurnya yang seperti itu.

"Sepertinya aku, Dazai, masih memiliki kesempatan emas untuk mendapatkan Tuan Putri ini." oke, aku lelah tertawa. Tapi sungguh, tingkah bodohnya itu memang sepertinya sudah tipikal dirinya yang serampangan.

"Tapi, kau tidak membunuh mereka kan, [First Name]-chan?" suara Dazai-san merendah seketika.

Aku menanggapinya dengan tenang dan tersenyum seperti biasa. Tentu saja aku mengetahui maksud dibalik ucapannya itu, dan aku mengerti… dia yang selama ini selalu memperhatikanku. Wajar saja kalau dia bisa memperkirakanku akan kembali ke tempat ini setiap pagi dan berucap seolah jalan pikirku dengannya itu sama.

"Tentu saja tidak, selama mereka tidak mengetahui kemampuanku. Lalu, apa Dazai-san akan menangkapku?"

Dazai-san tersenyum entah apa. "Ya, seharusnya aku sudah menangkapmu dari kemarin," ucap Dazai-san santai.

Dari kemarin? Sesuai dugaanku. Ternyata alasan dia memegang tanganku adalah memastikan sesuatu?

"Tanganmu." Dazai-san menunjuk tanganku yang sedang aku gunakan untuk menopang daguku. "Dari 30 kasus pembunuhan. Semua korbannya dibunuh dengan bagaimana cara mereka membunuh korbannya. Singkatnya, kau membunuh mereka dengan cara mereka sendiri, 'kan?"

Aku tertawa renyah mendengar penjelasannya. WOW! Sejauh itu dia mengumpulkan informasi tentang semua pembunuhan yang kulakukan.

"Kau selalu menemui setiap pembunuh itu ketika sedang melancarkan serangannya, tapi kau berhasil menjatuhkannya dengan mudah. Tato itu… kemampuanmu, 'kan?"

✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang