KALIAN akan segera tahu.
Yup, aku dibawa sampai ke ruang pemulihan. Setelah menanggalkan jaketku yang sudah sobek dan syalku yang untungnya masih sempurna melingkari leherku—luka sayatan itu sudah menghiasi tubuhku.
Entah apa yang terjadi saat aku dibuat pingsan dan hampir satu jam kemudian aku terbangun dengan luka yang bahkan nyaris menghilang.
Aku jadi ingat saat Motojirou-sensei bilang soal bom lemonnya yang tidak berpengaruh padanya, malah itu seperti obat untuknya. Apa dia mendesign bom untukku kemudian bom itu diledakkan padaku? makannya luka di tubuhku nyaris menghilang?
Aku segera membuang isi pikiran mengerikan itu seketika dalam keadaan sadar. Saat kutolehkan pandanganku pada meja di sampingku, aku mendapati sebuah pakaian.
Setelan jas wanita, kemeja putih dengan lengan sepanjang bawah sikut, lengkap dengan celana bahan warna hitam yang selaras dengan setelan jasnya. Omong-omong, aku jadi penasaran apa itu pakaian untukku, kalau iya… dari mana orang itu tahu ukuranku?
Oke, jadi tanpa basa basi lagi, aku segera menyambar pakaian yang tampak mewah itu—karena aku tidak pernah menggunakan pakaian seformal itu—dan langsung keluar dari ruanganku.
Entah kenapa begitu aku bercermin, rasanya pakaian ini cocok pada tubuhku. Lekukan yang biasanya kusembunyikan karena aku selalu memakai pakaian lebar dan tidak pas di ramping—terlihat sangat menonjol.
Rambutku pun kuikat ponytail seperti biasa. Jasnya? Mungkin kusampirkan saja. Begitu aku siap dengan diriku dan hendak keluar, kurasakan sesuatu yang kurang. Ah iya, sarung tangan dari Nakahara-san.
Sekali lagi aku menoleh ke meja tempat pakaian ini di letakkan. Ah, ternyata benar-benar ada di sana. Aku segera menyambar sarung tangan itu dan mengenakannya.
Begitu aku membuka pintu ruanganku dan keluar, aku dikejutkan dengan penampakkan seseorang di depanku. Dengan santainya orang itu bersandar pada dinding di belakangnya dan menatapku entah apa.
Tentu aku yang di tatapnya malah dibuat membeku ditempat. Masalahnya kenapa harus dia orang pertama yang kulihat dalam keadaan seperti ini? Aku malu sekali! Ditambah lagi dalam pakaian seperti ini.
"Sudah selesai?" ujar Nakahara-san datar.
Aku mengangguk ragu. "Otsukaresama, Nakahara-san. Arigatou karena sudah menolongku saat itu," balasku seraya membungkuk sopan.
Begitu aku berbalik hendak pergi ke ruanganku, tangan Nakahara-san menghentikan gerakkanku! Aku pun langsung di hadapkan dengan manik blue sky yang kusuka itu dan tangannya….
"Ikut aku sekarang."
Tanpa biacara apa pun lagi, Nakahara-san memanduku di depan entah apa maksudnya dan entah akan menuju kemana sekarang.
Di belakangnya, aku berpikir-pikir akan dibawa kemana diriku ini. Mungkin kalau ada tugas lagi, tidak masalah.
Aku menghela nafas singkat. Saat kutatap tangannya, aku sadar tangannya tidak dibalut sarung tangan hitam miliknya. Tangan putih dengan jari-jari lentik yang kuat itu membuatku ingin menyentuhnya, tapi segera kubuang pikiranku itu.
Namun, seketika aku tersadar. Oke, mungkin ini memang pikiranku saja karena terlalu berharap seperti itu, apa mungkin sarung tangan yang kukenakan ini juga sarung tangan yang seharusnya ia kenakan?
Tebersit rasa senang saat kupikir seperti itu. Saat kusadar wajahku memanas, aku menyembunyikan wajahku dengan telapak tanganku dan menunduk malu. Ya, lebih malu lagi kalau Nakahara-san melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X Reader
FanfictionBungo Stray Dogs © Kafka Asagiri Story © K-san-san Collaboration Project | New Year! Broken Cover by @KozumeRenka [Warning! Content Rate 17+] • Bahasa Kasar 😐 • Deskripsi pembunuhan jelas ☺ • Adegan "Lime" 😅 • Dan berlanjut sampai "Lemon" kalo bac...