"MAAF, aku tidak bisa pergi denganmu hari ini. Ada pekerjaan."
Mungkin ini terdengar sangat beralasan, terlebih kukatakan hal terkait sembari tak menatapnya sama sekali. Sial, aku ternyata masih tidak bisa menatapnya kalau sedekat ini—dan tengah berdua dengannya.
Dengan cepat, seolah tidak merasa curiga atau terganggu dengan ucapanku, gadis itu mengangguk. Seraya menguatkan kaitan pada ranselnya, gadis itu menghela nafas singkat dan tersenyum.
"Tidak masalah, bersemangatlah."
Oh, astaga! Kenapa dia ini gadis yang sungguh luar biasa?! Mungkin karena pelatihannya sebagai pembunuh bayaran, atau memang tipikal dirinya, [First Name] selalu bisa mengendalikan keadaan dan emosinya dengan sangat baik.
Sialan! Kenapa harus Dazai?! Dari sekian banyak jutaan wanita di dunia, kenapa yang harus mendapat status menjadi pacarnya itu harus [First Name]? Aish, memikirkan ini malah membuatku sakit lagi.
Usai berkata begitu, aku dan [First Name] mulai berpisah dari sini. Kalau boleh kukatakan, sebenarnya aku berbohong pasal soal adanya misi malam ini. Mungkin sedikit... aku membutuhkan waktu lagi tanpanya.
❄
Ditengah terpaan angin dingin dan jalan kota dermaga yang mulai tertutup salju ini, hanya ada aku seorang diri. Kuhelakan nafasku pelan hingga mengeluarkan kepulan putih.
Suasana malam ini benar-benar dingin dan sangat gelap, bahkan kegelapannya seolah ikut menelan diriku ke dalamnya.
"Ushiro no shoumen daare?"
Aku menghentikan langkahku selangkah dari gang sempit yang kecil dan gelap di antara toko kue dan bunga—menyahuti seseorang dengan permainan bodohnya.
"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?"
"Ara... Chuuya."
Ya, siapa lagi kalau bukan pria menyebalkan, maniak bunuh diri, pula pria baling brengsek dan bajingan yang pernah kutemui sepanjang kehidupanku di dunia.
Apa yang sebenarnya dia lakukan di sini? Tepatnya, bagaimana dia bisa berada di sini? Kencan malam dengan [First Name]? Tidak mungkin, toh gadis itu sendiri ingat kalau seharusnya hari ini aku dengannya ada janjian untuk minum teh usai kerja.
Jadi, untuk alasan apa dia bisa berada di sini?
"Sepertinya keadaanmu buruk sekali, ya?" Cih, apa? Dia mencoba mengejekku, begitu? "Bagaimana keadaan [First Name]-chan? Dia baik-baik saja, 'kan?"
"Hah?" balasku sarkastik. "Dia pacarmu sendiri, tidak ada hubungannya denganku. Untuk apa kau bertanya padaku?"
Seolah mendengar sesuatu yang aneh, Dazai, pria brengsek itu diam sesaat sebelum akhirnya memberikan seulas senyum miringnya yang menyebalkan.
"Ah, maaf, aku lupa."
Melupakan pacarnya sendiri? Benar-benar orang ini... tidak bisa diandalkan sama sekali! Memangnya apa yang [First Name] suka darinya?
Kenapa? Ya, memang aku menjelekkannya karena kalau bertanya soal siapa yang paling tidak kusuka alias yang paling kubenci, sudah pasti nama Dazai Osamu ini ada di daftar nomor satu!
"Sepertinya aku sungguh memenangkan permainan ini."
Seolah kata itu menjadi senjatanya, aku meliriknya tajam. Apa maksudnya kalau dia benar-benar memenangkan permainan ini? Jangan-jangan—!
Mataku membulat sempurna seketika, aku mengerti maksudnya. Jadi... ini juga demi tujuannya itu?!
"Kau sudah sadar, 'kan? Bukan hanya mencuri ciumannya itu, ya, walaupun memang bukan ciuman yang pertama."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X Reader
FanfictionBungo Stray Dogs © Kafka Asagiri Story © K-san-san Collaboration Project | New Year! Broken Cover by @KozumeRenka [Warning! Content Rate 17+] • Bahasa Kasar 😐 • Deskripsi pembunuhan jelas ☺ • Adegan "Lime" 😅 • Dan berlanjut sampai "Lemon" kalo bac...