Tujuh belas tahun kemudian....
SESEORANG kini sibuk pada tugasnya, pekerjaannya. Sudah hampir selama delapan jam ini sosok itu duduk dengan laptop di depannya.
Mengetik, membuat laporan, dan mencari informasi sebanyak-banyaknya adalah pekerjaannya.
Selebaran dokumen yang hanya dijepit itu, kini berpindah halaman sampai menimbulkan sebuah suara
Pemuda itu menghela nafas pelan sebagai tanda ia mengakhiri pekerjaannya hari ini. Sudah cukup.
Ditutupnya layar laptop itu setelah mengaturnya dalam mode hibernate. Ia bergerak dan menoleh kebelakang.
Bertepatan pada saat itu, sosok seorang wanita memasuki ruangan tempatnya berada dan tersenyum lembut padanya.
Pemuda itu ikut tersenyum dan berlari kecil mendekati wanita terkait, mencium pipinya. Sementara wanita itu membalas dengan menyentuh pucuk kepala pemuda yang lebih tinggi darinya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Ada apa kau ke agensi, Okaasan?" ucap pemuda itu, Dazai Yuta. "Tidak biasanya, mencari aku?"
Wanita itu mendengus dan tertawa kecil kemudian menggeleng. "Tidak ada. Hanya urusan kecil dengan Fukuzawa-san," jelasnya. "Dia ada?"
"Sachou? Sepertinya ada di ruangannya. Mau aku antar?"
Dazai Kuro mengangguk dan melangkahkan kakinya mengikuti putra pertamanya itu.
Saat Yuta menyentuh knop pintu ruangan Fukuzawa Yukichi dan berniat memutarnya, tetiba Dazai Osamu menyerang istrinya yang baru datang itu.
Dazai berlari ke arah wanita bersurai legam berpotongan shaggy panjang itu, berniat memeluknya.
Alih-alih berhasil melakukannya, Yuta lebih dulu menyerang sang Ayah dengan menendangnya. Alhasil Dazai terlempar dan menabrak dinding dalam posisi terbalik.
"Kau jahat sekali, Yuta-kun...."
"Otousan, jangan sembarangan menyerang Okaasan seperti itu," ucap Yuta. Ditatapnya sang Ayah dengan pandangan gelapnya. "... menjijikkan."
Pemuda itu—Dazai Yuta—berbalik menghadap sang Ibu seraya berkata, "Okaasan, sepertinya sampai sini saja. Aku harus mengurus Ayah Yang Merepotkan ini dulu."
Kuro mengangguk, menanggapi ucapan anaknya itu seraya tersenyum. Tak lama wanita itu berbalik menghadap pintu, memutar knopnya dan masuk menemui orang yang ditujunya.
Sementara Yuta ikut berjongkok mensejajarkan dirinya dengan sang Ayah. Dengan senyuman penuh kemenangan pada wajahnya, ja mengatakan, "Otousan, bagaimana dengan yang tadi?"
Dazai Osamu tersenyum miring seraya merenggangkan sendi-sendi pada tangannya, berdiri dan kembali merenggangkan sendiri pada pinggangnya.
"Ya, lumayan," ucapnya. "Tapi gerakanmu mudah sekali dibaca, ya, Yuta-kun?"
"Bukankah kau yang lebih muda dibaca, Otousan?"
Dazai mendengus. "Karena kau tahu kebiasaanku yang satu itu, 'kan?"
"Kebiasaan yang mana?" Dazai Yuta memincingkan pandangannya. "Kau yang suka mengganggu Okaasan atau kau yang suka menggoda wanita lain di belakang Okaasan?"
Uh-oh! Barusan serangan yang cukup menyakitkan untuk Dazai. Sambil tersenyum penuh arti dan mendekati anaknya itu, Dazai merangkul putranya.
Ia berbisik, "kau jangan katakan itu pada Okaasan, sebagai imbalannya akan aku ajarkan cara menggoda wanita yang efektif. Atau, cara bunuh diri, bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X Reader
FanfictionBungo Stray Dogs © Kafka Asagiri Story © K-san-san Collaboration Project | New Year! Broken Cover by @KozumeRenka [Warning! Content Rate 17+] • Bahasa Kasar 😐 • Deskripsi pembunuhan jelas ☺ • Adegan "Lime" 😅 • Dan berlanjut sampai "Lemon" kalo bac...