"ITTE!"
Begitulah akhirnya. [First Name] bisa melewati ujian menunjukkan keteguhan hatinya, ia langsung dibawa di ruang penerimaan tamu seraya diobati.
Secara fisik, lukanya hanya berupa luka goresan benda tajam dan lebam karena benturan parah sebelumnya. Termasuk luka pada dahinya itu.
Mungkin harus kukatakan tidak ada luka fatal. Lalu bagaimana dengan pria itu? Kalau kalian melihatnya, ia bahkan terlihat lebih baik dari [First Name]. Seratus persen lebih baik!
"Arigatouo, Aria-san."
"Domo." Setelah mengucapkan itu Si Makelar merapihkan kotak obatnya. Ia kemudian bertanya, "Jadi apa yang ingin kau ketahui?"
[First Name] tersenyum menanggapi ucapan itu. Sebetulnya, aku juga masih mempunyai beberapa pertanyaan.
Tapi sepertinya bagianku akan kutanyakan setelah [First Name] mendapatkan jawaban untuknya. Yang terpenting adalah dia yang pertama, sementara aku bahkan bisa lain waktu.
"Yamada-sensei, apa Sensei yang memberitahu detail soal diriku pada Bos?"
Oh, ternyata dia juga menyadari itu, ya? Aku tidak menyangka, padahal sepertinya Bos sudah menutupinya serapat mungkin.
Tapi, aku tidak akan terkejut juga kalau itu [First Name], karena pada dasarnya dia memang sedikit aneh dengan hobinya yang suka melakukan sesuatu yang tak terduga.
"Sepertinya pria yang di sana mengetahui jawabannya."
[First Name] bersidekap dan menoleh padaku, pandangannya seolah menuntut penjelasan dariku. Eh? Dariku?!
Aku melirik curiga ke arah Yamada. Memang benar waktu itu akulah yang menerima detail langsung soal latar belakang [First Name] pun dengan kemampuannya.
Tapi ini baru pertama kalinya bagiku bertemu dengan Yamada. Jadi benar dugaanku, kalau yang mengirim berkas Top Secret itu adalah Si Makelar ini?
Aku menghela nafas singkat. Mau bagaimana lagi? Aku terpaksa menceritakannya sedikit. "Yamada meminta Port Mafia untuk merekrutmu demi kerja sama ini, tentu kami menerimanya. Toh bukan hanya mendapatkan senjata yang kami inginkan, tapi juga seseorang yang kompeten."
[First Name] hanya ber-'oh'-ria. Ia menoleh pada Yamada lagi dan bertanya, "tapi, kenapa Sensei melakukannya? Padahal aku—"
"Justru karena pekerjaan sampinganmu itu sebagai Sang Lingkaran Pendosa yang membuatku khawatir, bodoh," ungkap Yamada.
[First Name] mengerjap-ngerjapkan maniknya beberapa kali, sampai akhirnya ia tertawa renyah menanggapi ungkapan jujur dari gurunya itu.
Lalu soal keputusan Yamada, mungkin aku harus berikan point plus. Kalau Yamada terlambat memberitahu keberadaan gadis itu, dia sudah lama dieksekusi pemerintah karena perbuatannya.
Eh? Tapi itu tidak juga terjadi. Apa mungkin kalau Dazai yang pertama kali bertemu dengan [First Name] dia akan....
Tidak! Tidak! Lagi juga, kenapa aku bisa memikirkan hal konyol seperti itu? Sudahlah, yang terpenting sekarang, gadis itu tidak akan dieksekusi dan sudah aman.
Ada hal lain yang aku perhatikan. Tangan gadis itu....
Lukanya belum menghilang.
❄
Mengintai masih menjadi kegiatanku sehari-hari. Setelah beberapa hari yang lalu menjadi Pengawas Malam, kini waktunya aku sedikit bersantai-santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [18+] New Year! Broken ❄ Chuuya X Reader
FanfictionBungo Stray Dogs © Kafka Asagiri Story © K-san-san Collaboration Project | New Year! Broken Cover by @KozumeRenka [Warning! Content Rate 17+] • Bahasa Kasar 😐 • Deskripsi pembunuhan jelas ☺ • Adegan "Lime" 😅 • Dan berlanjut sampai "Lemon" kalo bac...