1. Saat hari hujan

7.7K 213 17
                                        

" gadis itu ... Dia hadir disaat detik - detik terakhir dimana aku takkan bisa merasakan diri ku yang dulu ... "

-Naufan Pranaja

.............

Zara pov's

Aku terus membekap bantal hello Kitty menelungkupi wajah ku ..
argghhh ... Kenapa sekolah itu harus pagi ? Kenapa enggak siang ? Kan kalau sekolah siang masih bisa bobo cantik dengan tenang dan damai meskipun enggak lama. Enggak kayak setiap pagi harus menderita seperti ini, dengar suara mama yang kalau udah teriak kayak pake TOA, ngalahin sound system orang kawinan noh.

Ada dua hal ini yang selalu bikin aku enggak tenang tiap pagi, pertama jam wekernya si Alivya, maksudnya ini jam weker yang dia kasi ke aku waktu ultah 2 tahun lalu, dan yang kedua teriakkan mama, yang aku bilang tadi kayak TOA, mengalahkan sound system orang kawinan. Menurutku dua hal ini yang paling membuatku menderita tiap pagi. " Zara ! Buruan bangun, udah jam 5 subuh nih ! Kamu enggak shalat apa ? Papa udah nungguin dibawah ! " Teriak mama lagi.

Ya ampun Mama sayang, Zara anak mu ini pasti sholat lima waktu enggak pernah ketinggalan satu kali pun, pernah sih sesekali, tapi jangan kayak gini juga mama, setiap pagi harus teriak – teriak, enggak sakit apa tenggrokan mama ?
Akhirnya aku memutuskan membuka pintu kamar, terlihat mama dengan daster merah nya dan rambut gerai nya yang sudah mulai beruban.

" Ya Allah, jadi dari tadi mama gedorin ! Kamu belum bangun ?!" Mama berdecak, entahlah berapa kali. " Udah sekarang buruan mandi setelah itu langsung ke mushola, Sholat !" Aku hanya mengangguk malas.
Dengan segera aku menutup pintu dan menjatuhkan diri ke kasur lagi, anehnya beliau bisa tahu, bukannya aku siap – siap buat ke kamar mandi malah rebahan lagi di kasur, alhasil mama teriak lagi.
" ZARA CEPETAAANN !! " urgh..

Selesai shalat subuh. Semua nya siap - siap menjalani aktivitas masing – masing, because today is Monday, not yeaay. Namun terkecuali aku, saking ngantuk nya mata ku benar - benar enggak bisa ditahan lagi jadi yaaa... Ketiduran ( lagi).

Lagi - lagi jam weker itu berdering. Tanganku meraba mencari tombol jam weker itu, tapi bukan nya berhenti berdering jam weker itu malah jatuh dan tidak akan pernah berdering lagi selamanya, maafin aku Alivya.
Akan tetapi bukan nya senang melihat jam itu wafat aku malah terbelalak saat melihat jam dinding yang menggelantung di dinding putih kamarku. Astagaa, mati nih akuuu, mau tahu jam berapa ? Setengah tujuh ! Ya Allah death nih, death. Dengan kecepatan halilintar ala Boboiboy aku segera melesat keluar kamar dan masuk ke kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi aku cepat - cepat memakai seragam sekolah, atribut dan sepatu. Tanpa melihat cermin aku membiarkan rambut ku digerai begitu saja, karena biasa nya rambutku selalu diikat jika ke sekolah. Dengan kecepatan petir aku menyambar tas ransel yang ada diatas kasur dan berlari turun kebawah.
" Zara. Papa, kakak, dan Abang kamu udah berangkat semua jadi kamu naik bus sekolah aja ya, udah mama telpon tadi. " Aku menghentikan langkah, dan berbalik dengan tatapan heran kearah mama.

" Kenapa naik bis sih ma ? kalau gitu Zara naik sepeda aja lah, ya ma ? " Mama menggeleng pertanda tidak setuju.

" Kamu enggak liat diluar hujan deras gitu ? udah ah, jangan bandel, naik bis aja !" Suara telolet, eh klakson maksud nya, sudah terdengar dari luar rumah. "nah, udah nyampe tuh. "

Ish, kak Miranda sama bang Mirza jahat banget sih, main ninggalin segala. Kalian pikir naik bis sekolah itu enak? Mendingan aja kalau bis sekolah nya, kayak bis express, lah ini? Hanya bis butut model lama yang pengap dan panas nya minta ampun.
Aku berlari masuk kedalam bis. Tumben banget hari ini bis penuh? apa karena hujan kali ya? Aku menelusuri dari sisi ke sisi bus mencari bangku kosong, dan kelihatannya semua penuh deh ... Eh tapi ada satu kayak nya. Aku berjalan dan berhenti di satu kursi yang sebelah nya di duduki oleh seorang laki - laki yang membuang muka keluar jendela.

Wisheart [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang