36

630 30 7
                                    

🌸

Suara ventilator memenuhi ruangan ini. Aku melihat Naufan yang terbaring dengan mata terpejamnya dan oxygen mask diantara mulut dan hidungnya.
Aku memperhatikan wajahnya dalam - dalam. Sesuatu yang benar - benar tidak disangka bahwa dia bakalan seperti ini.

Naufan di pindahkan ke ICU karena kondisi kritisnya,

entah sampai berapa lama dia akan bisa melewati masa kritisnya ini.
Aku membacakan Naufan doa supaya dia bisa lebih baik lagi.

Naufan... Aku mohon bangun ya. Baru sebentar. Baru sebentar aku merasakan bahagia sama kamu.
...

" gimana keadaan Naufan? " tanya Eza.

" masih kritis dia za. " kataku. Eza memegang lembut tanganku. " tetap semangat ya Zar, gue selalu ada kapan pun lo butuh gue, dan lo harus yakin kalau Naufan pasti bisa sembuh. " kata Eza. Aku mengangguk.

" makasih ya za. "

Aku menghela nafas berat. Banyak yang memberi dukungan ke aku, tapi tetap aja banyak yang aku khawatirkan.

Hari demi hari aku terus menjenguk Naufan di ICU dan dia tetap belum sadar.

Aku merindukannya.

Setiap hari seperti ini terus lah kondisi nya,  tidak ada suara, tidak ada gerakan dan tidak ada kepastian.

Setiap memori bersamanya terus berputar saat aku seringkali  melihat wajahnya, senyum manisnya

Lagi - lagi aku merindukannya.
" nak Zara... " panggil mamanya Naufan. " iya tante ? " sahutku pelan.

" tante cuman mau bilang, makasih udah mau sama Naufan. Dia...  Kelihatan bahagia sama kamu. Dia bisa melupakan kesedihannya dulu, kalau dia sama kamu, tante sangat bersyukur sekali dia bisa bertemu dengan Zara. " kata mamanya. Aku mengangguk mengerti.

Koridor rumah sakit sunyi karena sekarang sudah malam.
" yaudah tante, kalau gitu Zara pulang dulu, besok kalau bisa, Zara kesini lagi. " kataku, pamitan.
Setelah itu aku pulang.

Berat rasanya seperti ini. Sepi lagi rasanya hidupku. Aku melihat hp ku yang senyap biasanya jam segini Naufan chat. Jadi teringat dia nyanyiin aku waktu di hotel, suaranya masih terbayang di kepalaku.

Cepat sadar ya Naufan biar kamu bisa nyanyiin aku lagi. Meskipun suara kamu enggak sebagus aslinya, tetap aja suara kamu favorit aku, suara kamu, saat ini  aku rindukan.

Keesokkan harinya, teman - temanku datang untuk jenguk Naufan, mereka datang di jam besuk berlangsung dan ini takkan lama, karena ini ICU bukan ruang inap.

Setelah itu mereka pulang. Senang rasanya Naufan masih memiliki orang - orang yang menyayanginya.
...

Aku masuk lagi keruangan itu, jujur aja menurutku, seseorang masuk ICU itu adalah pertaruhan mereka antara hidup dan mati. Jadi setiap hari banyak rasa takut, apabila ada seseorang yang aku sayangi masuk ICU termasuk Naufan, hatiku berdebar setiap aura ICU masuk ke tubuhku.

" Naufan. " lirihku pelan, sambil memegang tangannya.
" cepat bangun ya. " kataku lagi. 
Mataku terasa panas, dan pandanganku mulai tertutup air mata, aku mengedipkan mataku.

Wisheart [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang