32

485 31 3
                                    

Terpapar wajahku di depan cermin. Melihat diriku dengan makeup yang tidak berlebihan, dan juga rambut model twisted. Udah gini aja cukup menurutku, cuman ke acara nikahan doang.

Aku keluar dari kamar dan menuju ke teras rumah yang dimana ada papa disana sedang membaca koran pagi, ditemani biskuit sama kopi panasnya. Memang ini masih pagi, karena Naufan juga bilang akn jemput pagi - pagi. Acaranya mulai pukul 10 pagi.
" nungguin Topan itu ya? " tanya papa, sambil tetap membaca korannya.

" Naufan pah namanya. " kataku. Papa hanya diam.
" mau ke pesta mana kamu pagi - pagi gini? "

" pernikahan keluarga Naufan pa, di Lembang. " papa menjauhkan koran dari wajahnya.
" jauh banget kesana! " kata papa. Ya ampun papa segini bener khawatir nya ya, sayang deh sama papa. " kan enggak jauh pah, kemaren aja waktu kepantai yang di Garut itu papa bolehin kan? " kataku lagi. Papa menyesap kopi hitamnya.

" iya itu karena ada abang kamu. " katanya lagi.

" nah ini kan juga ada keluarganya Naufan ikut sama kami. " kataku, tak habis - habisnya mencoba merayu papa. Papa menggeleng perlahan kemudian dia kembali membaca koran dan tidak memberikan kepastian kepadaku.

Tak lam motor matic bang Mirza memasuki pekarangan rumah. Mama turun dari motor, mereka membawa belanjaan banyak banget.
" wes, wes tumben si abang mau ikut belanja nih ma? Biasanya jam segini dia masih tidur. " godaku, bang Mirza tidak menjawab dia hanya ingin secepatnya meletakkan belanjaan kedalam karena saking banyaknya.

" iyalah kan pacarnya mau kesini. " kata mama. Ha ?! Arlin mau kesini? Kok dia enggak ngasi tau aku sih.

" jadi Arlin mau kesini? Kenapa enggak bilang - bilang aku dianya. " kataku.

" masa setiap dia mau sama - sama abang kamu, harus ijin ke kamu dulu. " kata mama.

" tapi kan hari ini Zara mau pergi, jadi nya enggak ketemu deh sama Arlin. "

" heh, orang dia kan mau ketemu abangmu bukan ketemu kamu, kamu pergi aja sana. " kata mama, disusul dengan kekehannya.

Ih jahat banget mama takutnya Arlin canggung aja entar.
Tak lama dari itu juga, mobil Naufan berhenti di depan rumah.
Naufan turun dari mobil, dia sangat rapi dengan setelan dan jas hitamnya, kemudian menghampiri kami.

" Assalamualaikum om, tante. " katanya, sambil saliman dengan mereka berdua.

" gantengnya calon mantu. " kata mama sambil tersenyum. Naufan hanya bisa terkekeh. Hm mama mulai deh.

" yaudah ya, ma, pa. Zara pergi dulu. " kataku.

" heh Topan, jaga anakku baik - baik ya ! Kalau tidak nanti ku asingkan kau ke Tangkuban Parahu ya. " kata Papa dengan nada sengit. Ada - ada aja sih papa ini.

Naufan tersenyum kecil. " siap om, akan saya jaga putri om. " kata Naufan mantap. Wesss mantap banget keberanian nih anak, wkwk.

Setelah itu barulah kami berangkat.
...

Mobil terus melaju, menuju ketempat yang dituju.
" cantiknyaaa, yang disebelah gue ini. " goda Naufan. Aku hanya tersenyum, pandai aja manusia ini.

" Maaciwww." kataku alay. Naufan tertawa kecil, kemudian dia fokus nyetir lagi kedepan. Ah benar tadi itu aku mau wa si Arlin, enggak jadi - jadi.

Wisheart [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang