🌸
" Semua... Akan baik - baik saja seiring waktu."
"Kamu pasti akan merasa bisa hidup lagi setelah detak jam terus berlalu. "
"Yang sabar ya, kalian hanya baru ngerasain cinta awal, rasa sakit itu akan segera hilang.
" Zar... Lo jangan pernah nangis lagi ya ? "
Itu yang dikatakan orang setelah itu, semua orang memang banyak yang berusaha mengerti tetapi setelahnya? Apa mereka benar - benar akan mengerti?
Senyum di bibirku terukir setelah meng-scroll dari atas kebawah awal chatingan aku dan Naufan, kadang juga aku tertawa seperti orang gila. Oh, mungkinkah setelah ini aku akan gila?
Melihat isi galeri yang dimana ada wajahnya disana, itu rasanya tak ingin aku alihkan pandanganku.Aku menghela nafas kemudian menutup mataku dengan pergelangan tanganku.
Kenyataan memang harus aku terima. Ini sudah tiga hari Naufan meninggal.Tiba - tiba pintu kamarku dibuka sama mama.
" nak, ada yang nyariin kamu. "
" saha? " tanyaku.
Aku keluar dari kamar dan melihat siapa yang datang. Si Afran ternyata.
" fran ? " sapaku. Afran menoleh, kemudian dengan cepat dia berdiri, kemudian menjabat tanganku, aku tersenyum kepadanya." masih tahlilan dirumah? " tanyaku. Afran mengangguk. " sampai 7 hari kak. Kakak enggak kerumah? " tanyanya.
" kalau bisa ya. " kemudian dia sejenak.
" kakak... Baik - baik aja kan? " tanyanya lagi. Aku tersenyum kemudian mengangguk.
" Insha Allah dek. " kataku, Afran tersenyum lagi kemudian mengusap kedua pahanya.
Aku tidak mau membahas soal Naufan lagi, kasian Afran, kalau seandainya aku ngomongin Naufan." sebenernya, Afran kesini mau ngasi ini ke kakak. " kata Afran, sambil memberikan kertas yang sudah dilipat, entahlah apa isinya.
" kakak baca aja ya, itu... Dari bang Naufan. " katanya dengan suara pelan. Aku memperhatikan lamat kertas itu.Dari.. Naufan?
...Aku masih memperhatikan kertas itu. Banyak pikiran dalam kepalaku untuk membuka kertas ini. Aku sungguh penasaran dengan isinya.
Akhirnya aku membuka dengan perlahan. Kemudian terlihat lah tulisan tangan yang sangat rapi. Apa ini... Tulisan Naufan?
Teruntuk Zara...
Aaaa gue enggak tau mau nulis apa!!
Tau nggak ? Tujuan gue nulis ini supaya...Kayak di film - film gitu wkwk.
Zar, gue nulis surat ini pukul sebelas malam dan di sebuah ruangan rumah sakit.
Gue hanya ingin nyurahin hati gue disini.Zar...
Gue anaknya enggak puitis.
Gue anaknya nggak pandai buat kata - kata.
Gue anak yang enggak terlalu bisa ngegombalin cewek.
Gue cuman anak yang tiap hari ngapalin rumusnya papi Jono dan ngapalin kunci gitar.
Gue cuman anak mama dan papa gue yang namanya Alex Pranaja dan Fatimah Pranaja, dimana pengennya mereka jadi mertua lo nanti hehe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wisheart [ Selesai ]
Novela Juvenil[ MASIH DALAM TAHAP REVISI] mohon maaf apabila cerita agak berantakan karena saya sambil merevisi bab demi bab, thank you yang sudah mau singgah. ••••• Seorang siswa bernama Zara, harus mengalami nasib tragis. Mengalami kecelakaan bus sekolah dan t...