Keesokkan harinya aku masih bingung. Kalau enggak pergi pulang sekolah gini, gak bisa pergi nanti, karena gak ada yang nganterin.
Ya ampun pening kali palakku.
" Lin, hari ini Andri bawa mobil nggak ? " Tanya ku sama Arlin. Mana tau, kalau Andri bawa mobil Andri, bisa minta tebeng mereka ke toko buku.
" Andri enggak masuk hari ini Zar, kenapa emang ? " Kata Arlin.
" Enggak apa - apa. " Kata ku.
Bingung dari pagi semakin buat gak fokus. Sesekali tak jarang kaki ini ku salah kan. Udah berapa banyak orang yang aku repot kan karenanya, kayak temen papa bilang kemaren, seharusnya aku di rumah aja.
" Coba aja zar, tanya Naufan. " Tiba - tiba Dara menyahut. Aku menoleh ke gadis itu yang tengah sibuk melahap bekal nya. Aku memang cerita ke dia masalah tugas bu Aina ini, dan juga dilema ku soal transportasi.
" Tapi gak enak lah, dar. " Malu juga masalah coklat, meskipun aku gak yakin dia tau atau enggak itu dari aku.
" Apa salahnya coba tanya ? Kan demi tugas juga. Kalau gue jadi Lo sih, gue gas kan aja, kesempatan juga sekalian gitu lho. " Kata Dara disusul dengan cengegesan nya.
Tak lama namaku terdengar dipanggil dari depan kelas, disusul dengan Gopal yang menyahut. " Zar, ada yang nyariin Lo." Teriak laki - laki itu. " Bentar. " Aku agak kesusahan mengeluarkan kursi rodaku dari celah meja ini.
" Yaudah nih, nggak usah keluar. Si Yuni anak IPA 1 nitip ini. " Gopal memberi sticky note, yang tampak tak asing. Mataku seketika membulat begitu melihat itu sticky note yang kemarin, di coklat.
" Apa tuh ? " Tanya Dara, menaikan kepalanya. Dengan cepat ku sembunyikan. " Enggak bukan apa - apa. " Jawab ku cepat, langsung membelakangi gadis itu. Melihat sticky notes yang masih ada tulisan tanganku. Membuatku bertanya - tanya 'kenapa di kembaliin ? '
Tapi, mataku melirik ke belakang sticky note, ada secarik tulisan kecil. 'makasih :)'
Hah ?! Ada balasan ? Dibalas Naufan ? Serius ? Kok bisa dibalas ? Seketika jantungku langsung berdebar, entah kenapa sesenang itu. Ingin teriak seketika itu juga, tapi ingat masih dikelas.
Jadi ini reaksi Naufan, seru banget.
" Kenapa sih Zar ? " Tanya Dara lagi.
" Nggak, nggak apa - apa. " Senyumku melengkung, jantung berdebar berkali - kali lipat rasanya.
.................
Pada akhirnya, aku hanya nangkring di depan gerbang sambil nungguin pak Ihsan, meski aku sendiri masih sangat amat bingung masalah toko buku.
Tadinya ada Arlin disini, tapi ku suruh dia pulang karena memang udah ada jemputan nya.
Tak lama kemudian Naufan dan Afran berjalan bersamaan, menuju ke arah parkiran motor.
" Eh kak Zara. " Afran langsung menyapaku. Aku tersenyum dan Naufan, ya tau lah gimana raut wajah dia. Mukanya gak meyakinkan banget buat aku minta tolong soal ke toko buku, padahal itu gak bakal lama, tapi aku yakin bakal ngerepotin banget.
" Naufan... kamu ada dikasi tugas kan sama Bu Aina buat beli buku ? " Tanya ku, yang entah dapat keberanian darimana langsung to the point nanya gitu ke Naufan, tidak ada respon dari laki - laki itu, tapi malah Afran yang merespon.
" Ada kak, ini aku mau nemenin bang Naufan beli buku nya. " Mataku seketika langsung membulat. Timingnya pas banget, pengen nebeng. Tapi nggak ada kata - kata buat ngomongnya.
" Pake apa ? " Tanya ku, ngapain nanya kayak gitu sih ya Tuhan.
" Pakai Vespa. " Ucap Afran lagi. Nah kan, udah deh, nggak bakal bisa. Ya kali kalau bonceng 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisheart [ Selesai ]
Teen Fiction[ MASIH DALAM TAHAP REVISI] mohon maaf apabila cerita agak berantakan karena saya sambil merevisi bab demi bab, thank you yang sudah mau singgah. ••••• Seorang siswa bernama Zara, harus mengalami nasib tragis. Mengalami kecelakaan bus sekolah dan t...