25

953 40 0
                                    

Zara

" iya enggak apa - apa. "

Setelah selesai pembicaraan aku langsung mematikan telpon.

Naufan...

Kami sudah pacaran, tapi belum pernah jalan sehari pun selama kami pacaran, dan sejujurnya aku merasa sedih gitu.

Enggak Zara, setidaknya kamu harus syukuri, karena seberapa berat dan seberapa sakit kamu buat dapetin Naufan, sekarang malah udah bisa pacaran sama Naufan, aku malah bertingkah kayak gini.

Setidaknya pikiran itu yang selalu aku ingat, kalau dia selalu buat aku sedih disaat sudah pacaran kayak gini. Contohnya dia masih terlihat cuek, gaya ngomong nya lo - gue seolah - olah aku ini temannya, jika ingin pergi bersama selalu dia yang ngebatalin.

Pikiran negatif itu tidak dapat dihindari, kadang aku pernah berpikir apakah dia malu buat jalan sama aku yang lumpuh gini?

Namun, ya...itu, aku selalu berusaha untuk berpikir positif dengan membayangkan hal indah bersamanya, seperti, betapa senangnya secara tiba - tiba dia nembak aku tanpa aku duga sedikitpun juga saat dia manggil aku sayang pertama kali dengan memikirkan itu udah bikin aku senang, tapi rasa sedih dalam diri ini juga tidak bisa dihindari.

Aku melihat baju yang ku kena kan. Baju ini baru 2 kali aku pakai, karena aku jarang keluar rumah buat jalan, tapi yasudah lah.

Aku keluar dari kamar. 

" lho zar, kok Naufan nya belum jemput juga ? " tanya mama.

" enggak jadi ma, dia bilang ada keperluan mendesak, yaudah deh maklumi aja ma, besok - besok juga bisa. " kataku.

" yah, kumaha, sia - sia dong dandanan nya, udah cantik padahal mama dandanin.

" yaudah, buat dirumah aja dandanan nya." kataku.

Aku mendorong kursi rodaku ke dapur, ternyata ada kak Miranda lagi makan.

" eh ada bumil. " kataku.

" mau kemana kamu? " tanya kak Miranda.

" tadi mau jalan sama Naufan. " kataku.

" terus kenapa enggak pergi? "

" em.. Enggak jadi kak, dia ada urusan. " kataku. Kak Miranda mengangguk mengerti.

Aku mengambil makanan dan ikut makan risoles yang dibawa kak Miranda.
" suami kakak mana? "

" entar dia kesini jemput lagi. " katanya.

" kak, kenapa setiap aku mau pergi bareng Naufan itu selalu aja enggak jadi, dan anehnya Naufan sendiri yang selalu ngebatalin, aku juga enggak tau alasan nya apa, dia selalu ngasi alasan yang enggak jelas. " kataku. 

" misalnya alasan kayak gimana? " tanya kak Miranda.

" kayak waktu pertama kali tuh, dia bilang bakalan jemput aku kerumah buat makan malam sama mamanya, tau - tau mamanya nelpon bilang Naufan enggak bisa jemput jadi makan malam nya batal. " jelasku.

Wisheart [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang