29

480 27 0
                                    

VOTE KALAU SUKA.
KOMEN JIKA KURANG SUKA 💙

...

Sontak saja tubuhku langsung terbangun begitu mendengar suara guntur, keras sekali bunyinya.

" Ya Allah guntur, guntur ! " kataku mengingau. Aku celingak celinguk, kebingungan karena aku belum sadar sepenuhnya.

Dara juga terkejut dan bangun begitu juga dengan Arlin dan Alivya.
" hujan kah? " kata Arlin, dengan nada yang belum sadar sepenuhnya.

Aneh nya bunyi guntur ini berterusan, enggak ada jedanya.

" oh sorry ya, ini bunyi alarm gue. " kata Dara. Langsung saja di buatnya kami geleng kepala karena anak ini.

" udah - udah tidur lagi aja masih jam setengah 6." kata Dara yang rebahan lagi kemudian memejamkan matanya, seolah - olah semua ini biasa aja gitu. Parahnya sampai sekarang jantungku masih berdegup karena saking terkejutnya.

Arlin dan Alivya juga tidur lagi di kasur sebelah, tapi akunya enggak bisa tidur lagi. Abis sholat subuh tadi aja baru tidur lagi.

Hadeh, emang dasar Alarm si Dara bikin kaget aja, ada pula bunyi nya guntur.

Aku merebahkan tubuhku cuman tidak memejamkan mata, aku memutuskan untuk bermain hp aja.

Dengan gabutnya cuman nge-scroll Instagram, tapi ternyata oh ternyata instagram ku enggak bisa karena enggak ada sinyal hmmm.

Tapi tiba - tiba sebuah sms masuk ke ponsel ku.

Zara? 

Dari Naufan, dengan cepat aku membalas.
Eh tapi aku ada pulsa nggak ya, udah lama enggak pakai sms gini.

Iya.

Dia masih berputar, dan akhirnya.... Terkirim. Allhamdulillah.
Aku menunggu balasan dari Naufan, tak lama dari itu pula pesan masuk lagi.

Mau liat matahari terbit?

Katanya, jariku menari diatas keyboard.

Mauuuu.

Yaudah keluar ya sekarang.
Aku tunggu depan kamar kamu.

Tidak membalas lagi dengan cepat aku naik ke kursi rodaku dari atas kasur, kemudian bercermin sebentar barulah keluar, masih lengkap dengan baju tidur yang aku kenakan.

Pintu terbuka dan terlihat Naufan disana sudah lengkap dengan jaket dan celana training yang ia kenakan, sambil memegang bungkusan.

" apa tuh? " tanyaku.

" enggak bukan apa - apa. " katanya, kemudian mendorong kursi roda, ku hingga keluar dari penginapan.

Naufan membawa ku pinggir pantai, dia memberhentikan kursi rodaku.

" yah, enggak bisa turun. " kataku. Karena aku pakai kursi roda dan dibawah itu pasir jadi susah.

" bisa. " kata Naufan. Dia kemudian membungkuk di depanku, dan mengisyaratkan aku naik ke punggung nya.

" pegang pundak gue zar. " katanya. Ih aku malu, harus di gendong Naufan lagi sebenarnya.

" enggak ah, aku malu. " kataku.

" enggak apa - apa, masa udah jauh - jauh ke pantai tapi enggak main ke pantai. " Katanya.

Wisheart [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang