Chapter 2

18.2K 1.7K 59
                                    


#2

Suara rintik hujan yang deras, membuat langkah kaki mereka menjadi tidak terdengar. Sudut-sudut lorong koridor menjadi sedikit gelap akibat cuaca saat itu. Udara dingin pun mulai terasa menusuk kulit.

"Oh iya tadi kau memanggil namaku kan?" Tanya Lisa.

"Bagaimana kau bisa tahu namaku?" Lanjutnya.

"Aku melihatnya di absen kelas tadi."

"Kau ini penguntit ya?" Sindir Lisa.

"Enak saja! Aku ini melihat absen untuk mengetahui nama-nama setiap mahasiswa di kelas." Ucap lelaki itu sambil menaruh tangannya ke dalam jaket.

Mengingat setiap nama mahasiswa yang ada di kelas tadi? Apa dia bercanda? Jumlah orang yang di kelas tadi lebih dari 60 mahasiswa lho. Pikir Lisa

"Oh iya aku belum memperkenalkan namaku ya?" Kata lelaki itu

"Namaku Fano Georeza, panggil saja Fano." Ucapnya dengan tatapan matanya yang sayu.

"Oh iya, ngomong-ngomong kalau tidak salah, beberapa minggu yang lalu dikampus ini ada mahasiswi yang meninggal kan?" Tanya Fano.

Tatapan Fano tiba-tiba berubah menjadi serius. Lisa bertanya-tanya dalam hatinya mengapa Fano memulai percakapan dengan bertanya tentang hal itu.

"Um.. iya, tepatnya sebulan yang lalu terjadi kecelakaan yang menewaskan seseorang dikampus ini." Jelas Lisa

"Lalu?"

"Namanya Yuli, dia mahasiswi dari fakultas farmasi. ia tewas terjatuh dari tangga lantai 3."

"Tapi, kenapa kau menanyakan hal itu?" Tanya Lisa heran.

"Karena itu adalah satu-satunya hal yang membuatku tertarik untuk datang ke kampus ini." Jawab Fano dengan nada santai.
"Bisakah kau antarkan aku ke tempat mayat itu ditemukan?" Lanjutnya.

Hah?!Apa mungkin dia tertarik dengan mayat? Kurasa aku harus hati-hati dengan orang aneh ini. Ucap Lisa dalam hati.

"Bisa sih, tapi memangnya apa yang mau kau lakukan disana?" Tanya Lisa sambil berjalan kearah yang ingin mereka tuju.

"Aku hanya penasaran saja kok."

"Tunggu sebentar, apa jangan-jangan kau masuk ke universitas ini karena hal itu?"

"Bisa dibilang itu tujuan utamaku."

Apa dia bercanda? Tidak mudah untuk bisa masuk ke universitas yang cukup terkenal ini, Apa lagi cuman main-main seperti itu. Pikir Lisa.

"Ternyata, kau ini memang aneh ya." Ucap Lisa

"Kau adalah orang yang kesekian kalinya, yang bilang bahwa aku ini aneh." Ungkap Fano dengan ekspresi seperti sudah biasa mendengar perkataan itu.
-
-

Tanpa sadar merekapun sudah dekat dengan tempat yang mereka tuju.

Tangganya terlihat sedikit gelap dari kejauhan. Akan tetapi sesampainya mereka disana, mereka melihat sesuatu yang membuat keadaan saat itu menjadi mencekam. Darah segar yang mengalir dibawah tangga, dan rambut yang terurai berantakan dilantai. Cahaya petir dari luar jendela saat itu mengungkap dengan jelas apa yang terlihat di sana.

"Aaaaa!!"

Lisa berteriak histeris setelah melihat mayat yang tergeletak di bawah tangga tersebut. Suara gemuruh petir yang bercampur dengan aroma darah yang menyengat, membuat keadaan saat itu menjadi sangat mencekam sehingga membuat Lisa terduduk lemas.
-
-

************

1 jam berlalu, TKP sudah di penuhi oleh staf kepolisian. Tubuh Lisa yang masih terasa sedikit lemas, berusaha mencoba bangkit dari duduknya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Fano yang sejak tadi berdiri memperhatikan staf polisi yang sedang olah TKP.

Lisa mendongakkan wajahnya dan mulai menarik nafas panjang.

"Aku tidak apa-apa."
"Tapi, kenapa ini bisa terjadi?" Tanya Lisa.

Lisa yang mulai termenung memikirkan kenapa kejadian ini bisa terulang kembali, mulai melontarkan sebuah pertanyaan kepada fano.

"Apa ini.. semacam kutukan?"

"Kau ini bodoh ya?" Ejek Fano dengan tatapan sinisnya.

"Apa-apaan sih kau ini? Aku serius!" Teriak Lisa.

"Tidak ada yang namanya kutukan." Jawab Fano tanpa pikir panjang.

Lisa mulai berfikir bahwa tanggapan Fano itu benar, tidak mungkin kutukan itu ada.

"Nama wanita itu adalah Fira, dia mahasiswi fakultas farmasi sama seperti korban sebelumnya." Ucap seseorang yang membuat mereka berdua segera memalingkan wajah mereka ke asal suara itu.

Terlihat sosok seorang staf polisi dengan postur tubuh seperti beruang, ia mengenakan seragam berwarna hitam coklatnya dan tersenyum kearah mereka berdua.

"Perkenalkan nama saya pak Bagas, saya salah satu anggota kepolisian yang menyelidiki kasus ini." Ucap polisi itu memperkenalkan dirinya kepada Lisa.

"Hanya itu saja yang bapak dapat?" Ucap Fano dengan nada menghina.

"Ciih! aku juga sudah berusaha mencari petunjuknya dari tadi." Ucap pak Bagas dengan nada kesal.

Apa-apaan sih orang ini, berbicara seperti itu kepada polisi. Pikir Lisa terhadap sikap Fano yang tidak sopan tersebut.

"Yang bisa kami simpulkan saat ini, sepertinya ia terjatuh saat sedang turun dari tangga dan terjadi pendarahan di kepalanya akibat terbentur ke lantai." Jelas pak Bagas.

"Oh iya, kalau tidak salah Fira itu adalah sahabatnya yuli." Ucap Lisa sambil berusaha mengingatnya.

"Apa kau serius?" Tanya Fano.

"Um.. dari yang kudengar, sebelum Yuli meninggal mereka berdua saling bertengkar."

"Apa kau tau kenapa mereka bertengkar?" Tanya Fano.

"Ada yang bilang kalau mereka berdua bertengkar tentang suatu perselingkuhan." Jelas Lisa

"Apa maksudmu si Yuli berselingkuh dengan pacar Fira atau sebaliknya?" Tanya pak Bagas dengan nada serius.

"Aku juga tidak tahu, tapi dari yang kudengar seperti itu." Jelas Lisa.

"Tapi jika kita simpulkan bahwa Fira yang membunuh Yuli akibat perselingkuhan itu, kalau begitu siapa yang membunuh Fira?" Ucap pak bagas. "Hantunya Yuli?" Lanjutnya.

"Pantas saja para polisi sulit menemukan pelakunya, kasus seperti ini saja di sangkutpaut kan ke hantu." Ejek Fano.

Pak bagas menatap Fano dengan ekspresi kesal namun tak sanggup mencari kata-kata yang tepat untuk membantah ejekan Fano tersebut, dan akhirnya lebih memilih membuang kekesalannya dengan memalingkan wajahnya kesamping.

"Pak inspektur! kami menemukan sesuatu." Teriak dari salah satu staf polisi yang sedang olah TKP.

Mereka bertigapun dengan cepat melihat apa yang telah di temukan oleh polisi tersebut.

Polisi itu pun memperlihatkan noda darah yang berada di anak tangga, darah itu membentuk dua buah huruf.

"Sn"

DETECTiVE LOLiPOP : Unlock MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang