#8
Mereka berempat memasuki gerbang sekolah SMP yang menjadi tempat Nadira bersekolah. Dan dari keterangan yang di berikan oleh atasannya itu, pak Bagas akhirnya langsung bergegas menuju tempat Brian yang katanya telah menemukan potongan jari lagi di gedung lama sekolah itu.Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai ke gedung lama tersebut. Terlihat beberapa staf kepolisian yang sedang menjaga pintu masuk gedung itu.
Tanpa berkata apapun, pak Bagas langsung berjalan memasuki gedung itu. Fano, Lisa, dan Fitri pun mengikutinya dari belakang.
Setelah menaiki tangga dan menyusuri koridor akhirnya terlihat sebuah ruangan yang ditutupi dengan garis polisi. Di dalam ruangan tersebut sudah banyak staf polisi yang sedang olah TKP.
"Mau apa kau kesini?." Brian datang dengan wajah seakan ingin menantang Bagas bertarung.
"Tentu saja untuk menangani kasus." Jawab Bagas.
"Huh! Tidak perlu, aku sendiri bisa menangani kasus ini."
Cih! Baru menemukan jari mayat saja sudah sombong. Keluh pak Bagas dalam hati.
Dalam keseharian pak Bagas yang bekerja di kepolisian, hanya orang ini lah yang paling menyebalkan dari pada yang lain. Tidak jauh berbeda dengan Fano yang kerjanya cuman bisa bikin darah naik saja.
Pak Bagas bingung harus bagaimana menanggapi Brian yang keras kepala itu. karena ia tahu kalau berdebat dengannya pasti tidak ada habisnya. Akhirnya dia hanya mendecak kesal lalu menghembuskan nafas beratnya dan pergi keluar ruangan.
"L-lho pak Bagas mau kemana?." Ucap Fitri yang ikut mengejar pak Bagas keluar ruangan.
"Kenapa anda berbicara seperti itu? Bukannya sebagai sesama polisi harus saling bekerja sama." Ucap Lisa.
"Hah?! Maksudmu aku harus bekerja sama dengan Bagas? Lebih baik aku menangani kasus dengan seorang pemula dari pada dengannya."
"Lagi pula memangnya kalian ini siapa?." Brian menatapi mereka dengan tatapan menghina."Ohh aku tau, pasti kalian temannya Bagas ya?. Betapa menyedihkannya dia itu, sampai-sampai harus menangani kasus dengan anak-anak seperti kalian." Lanjutnya mengejek.
Lisa mulai merasa kesal dengan ucapan Brian yang seenaknya itu.
"Huh! Anak-anak ya?" Fano mendengus dengan tersenyum sinis.
Brian membalas tatapan Fano dengan alis yang terangkat sebelah.
"Kenapa? Apa kau lebih suka di sebut bayi?."
"Baiklah, begini saja pak tua. Bagaimana kalau kita bertaruh."
"Bertaruh?."
"Ya, kita bertaruh. Siapa yang berhasil memecahkan kasus ini terlebih dahulu."
Hah?! Sebenarnya apa yang mau dia lakukan sih?. Ucap Lisa dalam hati.
"Huh, Kau mau menantangku?."
"Apa kau takut?." Ucap Fano.
"Baiklah aku terima tantanganmu. Walau, sudah jelas siapa yang akan menang sih." Ucap Brian dengan nada sombong.
Kenapa jadi begini sih? Bukankah ini bukan saatnya untuk bertaruh?. Pikir Lisa.
Fano menatap sekeliling ruangan kelas yang di isi oleh para staf kepolisian tersebut, dan setelah itu ia pergi keluar ruangan.
-
-
---------------------
Sesampainya mereka keluar dari gedung, pak Bagas langsung mengeluarkan sebatang rokok lalu menyulutkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTiVE LOLiPOP : Unlock Mystery
Mystère / Thriller[Mystery&Romance] High Rank Genre : #2 - Mystery/Thriller [27/04/2018] High Rank Tag : #1 - Detektif #1 - Riddle #1 - Kriminal #1 - Kejahatan Chapter : 1 - 38[END] Genre : Mystery, Thriller, Detective, Romance, Crime, Psychological ...