Musim semi dimulai sejak akhir bulan maret sampai awal bulan mei.
Gadis bemata coklat gelap menyambutnya dengan senyuman simpul dari wajah cantiknya.Musim yang ia sukai, jujur saja saat melihat bunga sakura bermekaran membuat Hatiny tentram, setidaknya hal semacam itu yang dapat membuatnya tersenyum dan bekunya senyum yang selalu ia lontarkan,
Bahkan semua tak melihat senyum manis dari bibir gadis itu. Sungguh disayangkan, percayalah jika kalian melihat senyumnya kau akan terpaku dengan senyuman itu.Dirumah sederhana dan terbilang mungil dengan segala kesedihan, keterpurukan dan kegelapan tersarang disana, enggan pergi seakan disana adalah tempatnya menetap.
Dan hayoung lelah dengan semua itu."eomma, eomma mau aku masakkan apa? ".
Hanya sebuah gelengan yang selalu ia terima saat ia menawarkan dirinya untuk memasakkan makanan untuk ibunya.
"eomma berangkat, dan mungkin pulang agak malam, jaga rumah".
Hayoung menghembuskan napas kecewa, ia hanya tersenyum getir menatap kepergian ibunya bekerja,
Ia sudah terbiasa, lagi pula tidak ada yang bisa ia lakukan selain membiarkan ibunya pergi, pulang kerumah hanya untuk mandi tidur dan kemudian pergi lagi.Sejujurnya, ia sangat bosan sendirian dirumah, untuk menghilangkan rasa bosan itu ia menyempatkan diri membersihkan rumah walaupun rumahnya sudah bersih.
Sesekali ia mengelap keringat yang bercucuran dari keningnya, ia tersenyum kecil melihat semuanya telah selesai."apa yang akan aku lakukan setelah ini? "
"ah apa aku jalan jalan saja? Tapi, ah sudah lah.. Lagipula aku tidak akan lama, toh pekerjaanku sudah selesai"
Ia mengambil jaket dan kemudian dipakainya serta tas selempang berwarna coklat pemberian ayahnya dulu.
.
.
Menikmati keindahan kota seoul dengan hiasan bunga yang bermekaran sangat menenangkan hatinya, melihat orang orang berpasangan, berkelompok, tua dan muda yang menebar senyum yang ia yakini sama seperti dirinya yang gembira.Tangan tangan lucu dan imut yang berusaha meraih permen lolipop di balik pintu kaca dengan wajah yang menurutnya sangat menggemaskan, membuatnya ingin mencubit pipi lucu itu.
Hingga seseorang merasa kasihan padanya dan mengambilkan permen lolipop itu untuknya, anak itu tersenyum sumringah yang kemudian diikuti oleh lompatan kecil yang imut.Ahh... Begitu banyak sesuatu yang ia lihat hari ini.. Dan itu menyenangkan
Matahari kini akan menyembunyikan dirinya, dan bulanlah yang akan menggantikan posisinya.Ia mempercepat langkahnya menuju halte bus, hari yang sangat cepat berlalu, pikirnya
Sesuatu menarik perhatiannya, dilihatnya seekor anjing yang menggigit sebuah sepatu dan membawa pergi, ia berpikir sepatu siapa yang ia bawa?
Dan setelahnya dari kejauhan ia dapat melihat seorang lelaki yang tengah berlari dengan sebuah sepatu di kakinya...
Apakah sepatu itu milik pria itu?
Pria itu berhenti beberapa meter darinya, ia mengatur napasnya yang tidak beraturan dan terlihat dari wajahnya yang sedang menahan rasa sakit dikakinya.
Dan benar sebuah luka terlukis di telapak kaki pria itu, ia ingin sekalji menghampirinya dan membantunya tapi ia terlalu takut hanya sekedar berbicara.
Tapi tidak, dia akan bersikap peduli untuk kali ini saja, melihat betapa buruknya penampilan Pria itu.
Ia membuka sepasang sepatu miliknya dan menyerahkannya pada pria itu, pria itu berhenti meringis dan memandang ke arah gadis itu.
Merasa risih gadis itu meletakkan sepatunya di tangan pria itu dan pergi dari sana."aku akan mengembalikannya besok"
Teriak pria itu, dan dihadiahi anggukan oleh gadis itu."gadis aneh, seharusnya ia tidak perlu memberikan ini padaku, apa ia terlalu peduli pada orang lain daripada dirinya sendiri? "
"tapi aku akan memakainya.. Terima kasih" gumamnya
.
.
.Pria itu menimang nimang sepasang sepatu yang ada ditangannya, mengingat kejadian yang tidak pernah ia bayangkan, gadis dengan rambut coklat dan poni, tas selempang, jaket warna kulit, ah bahkan ia tidak melihat dengan jelas wajah gadis itu.
"sepatu yang tidak terlalu buruk untuk ku pakai.. Haha"
"apakah dia tomboy? Sepertinya tidak, ah lupakan saja"
"oh.. apakah dia tidak takut, jika aku adalah orang jahat dan tidak mengembalikan ini untuknya? "
"apakah ia orang yang terlalu baik? "
"atau ceroboh? "
"ah gadis aneh itu"
Pria itu berhenti berdialog dan menyimpan sepatu itu di atas laci dekat tempat tidurnya, meliriknya sebentar, kemudian memejamkan matanya.
Ia kembali membuka matanya, apakah ia akan membungkus sepatunya? Supaya lebih sopan saat ia mengembalikannya? Baiklah itu bagus.
"aku akan mengembalikannya besok, dan aku akan sangat berterima kasih, gadis aneh"
.
.
.Oh hayoung pulang dengan keadaan telanjang kaki, seharusnya ia berpikir panjang sebelum memberikan sepatunya, bagaimana jika pria tadi tidak mengembalikannya dan malah membuangnya,
Hanya sepasang sepatu itu yang ia punya, pemberian ayahnya.
Ah lupakan dia yakin ia akan mengembalikannya, bukankah dia sendiri yang bilang tadi?Lagipula besok libur, ia bisa menggunakan sendal jepit untuk menemuinya... Dan Lupakan masalah itu.
Ia melihat seisi rumah, kosong, hanya benda yang mengisi dinginnya ruangan ini, tak bergerak dan diam ditempatnya.
Ibunya belum juga pulang, ia tidak perlu memasakkan untuknya apalagi menunggunya pulang.
Karna itu hanya sia sia, lebih baik ia tidur saja, atau menonton tv mungkin? Sepertinya pilihan kedua tidak terlalu buruk juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day 봄날
Fanfiction"Dimusim semi aku bertemu denganmu dan aku harap kita terus bersama di musim semi berikutnya"- jeon jungkook. Cast : • Jeon jungkook • Oh hayoung • Oh sehun • Memb BTS Genre : Fanfiction, school life, friends, rom...