29

37 4 0
                                    

Hayoung Pov

Pekerjaan yang sudah aku lakukan membuat hidupku tercukupi, rasa rindu memang masih aku rasakan sampai sekarang mengingat sudah sangat lama aku meninggalkan rumah. Dan aku tidak tau bagaimana kabar ibuku, karena aku tidak bertemu dengannya lagi. Itu membuatku yakin bahwa ibu benar benar meninggalkan aku, atau aku yang meninggalkan ibu?

Ditahun ketiga sekolah menengah atas membuatku bertambah sibuk, hubunganku dengan jungkook pun tidak sedekat dulu, ya mungkin sejak kejadian itu kami sudah tidak bertegur sapa dan itu membuatku sakit.

Aku cukup mengerti, jika saja aku berada di posisi jungkook saat itu aku pasti akan melakukan hal yang sama, tapi tetap saja aku merindukan kedekatan kami yang dulu.

Malam sudah larut, aku membersihkan meja meja kotor dan mencuci gelas kotor sisa tadi siang, karena begitu banyak orang yang datang ke kafe tempatku bekerja, pekerja yang lain sudah ada yang pulang lebih awal dan kini tinggal aku dan satu pekerja perempuan yang juga seumuran denganku tengah menyapu lantai.

Pintu terbuka dan kami sama sama menoleh ke arah datangnya suara, padahal kafe sudah tutup apakah ia tidak melihat tanda 'close' disana. Pikirku.
Dia berjalan kearah kami dan saat aku melihatnya aku tau, aku mengenalnya, dia adalah oh sehun.

"bisa bicara?". Ucapnya datar.

"aku sedang beres beres, tunggu sampai aku selesai membersihkan semuanya". Jawabku

"kau tidak mau pulang, pulang kerumahmu".
"Ibu sakit, pulanglah ke rumah"

"Maaf aku sedang sibuk".

"sesibuk itukah sampai tidak ada waktu untuk sekedar melihat keadaan ibu?".

Merasa ini adalah masalah pribadi, pekerja perempuan itu pergi ke arah dapur, membiarkan kami berbicara.

"Oppa, tolong mengerti aku".

"mengerti apa? Kau anaknya bagaimana bisa kau pergi dari rumah aishhh".

"Aku hanya butuh waktu untuk sendiri dan menjadi mandiri, aku sudah dewasa".

"Butuh waktu sendiri? Selama itu? Masih belum cukup?". Ucapnya dengan suara meninggi

Aku kembali melanjutkan aktifitasku yang tertunda, aku benar benar tidak ingin berdebat dengannya dan membuat masalah bertambah. Namun dia masih sama, dia masih terus berteriak didekatku dan menyuruhku pulang.

"lalu Apa gunanya kamu? Kenapa tidak kau urus saja dia?".

"aku tidak tau kau bisa begini, kupikir kau tidak cukup dewasa karena kau bertindak begitu kekanak kanakan seperti ini". Ucapnya tanpa menatapku. Aku tidak tau sampai kapan dia benci padaku.

🌸

"Jeon jungkook, aku tidak tau kau bisa tahan menghindari hayoung". Ucap taehyung dan hanya dibalas tatapan kosong oleh jungkook.

Terakhir kali saat ia menyanyikan lagu untuk hayoung dan setelah itu tidak ada lagi komunikasi, jungkook berharap bisa berbaikan dengannya tapi dilihat dari hayoung yang juga enggan menyapanya membuat jungkook merasa kesal.

Jungkook sangat mengharapkan sapaan dari hayoung, tapi yang ia dapat malah tatapan datar dari hayoung.

"jungkook, bukankah seharusnya yoongi hyung yang kau salahkan. Kenapa kau malah marah pada hayoung seperti ini?".

"Aku tidak mau membahas itu hyung, aku harus fokus belajar. Ini adalah tahun terakhir dan aku harus mendapatkan nilai terbaik. Dukung aku ya". Ucap jungkook berusaha mengalihkan pembicaraan

"kalau itu pasti, aku akan mendukungmu, oh kau mau kemana?". Tanya taehyung saat melihat jungkook sedang memakai jaket.

"aku akan ke minimarket sebentar".

"kook aku mau---".

"tidak menerima, beli saja sendiri". Ucap jungkook cepat dan dengan cepat pula taehyung menimpuknya dengan bantal sofa.

.
.
.

Jungkook mendorong pintu kaca minimarket 24 jam dekat rumahnya dan kemudian dihadiahi senyuman selamat datang dari kasir minimarket itu, jungkook membalasnya dan segera mencari barang yang ia butuhkan.

Ia mengambil beberapa mie ramen dan soda, entah kenapa tiba tiba ia merasa lapar ditengah malam ini, jungkook juga membelikan untuk taehyung, ia akan meminta bayaran pada taehyung dengan memijat dirinya. Batinnya seraya tertawa kecil.

Serasa cukup, ia berjalan menuju meja kasir untuk membayar namun seseorang membuatnya berhenti melangkah, ia tidak tau kenapa ia malah berhenti, kalau begini apa yang akan dia lakukan? Sedang perempuan yang berada di pintu masuk juga bingung harus bagaimana. Hingga akhirnya memutuskan untuk meneruskan langkahnya dan berjalan melewati jungkook yang masih berdiri mematung.

Aku memang masih kesal padanya, tapi jika dia memanggil namaku maka akan aku pertimbangkan . Batin jungkook.

Jungkook menghitung sampai sepuluh, jika ia tidak memanggilnya maka ia akan pulang dan tidak akan menoleh lagi padanya.

1, 2, 3, 4 ,5
6
7
8
9, 10

Baiklah, dia tidak pedu---.

"Jeon jungkook".

Jungkook membalikkan badannya hingga ia berhadapan dengan hayoung. Rasa senang ia rasakan saat suara yang ia rindukan memanggilnya.

Hayoung mengambil ponsel dari dalam tas coklat miliknya dan menekan sesuatu disana.

Tring...

Sebuah notifikasi muncul di layar handphone milik jungkook. Ia membuka pesan dari hayoung dan terdapat sebuah nomor telepon.

"Itu nomor telepon min yoongi, kau bisa menghubunginya. Dan...... Mian... Hae".

"harusnya aku tidak merahasiakan ini padamu, harusnya aku bilang padamu yang sebenarnya, tapi.. Yoongi menyuruhku untuk tidak memberitahumu, jadi aku merahasiakannya. Aku mengerti. Jadi maafkan aku.. Aku minta maaf sekali lagi padamu". Ucapnya dengan satu tarikan napas.

"Aku terima maafmu. Dan mungkin aku akan memukul yoongi hyung jika aku bertemu dengannya hahaha".

Hayoung tersenyum, setidaknya ia dapat kembali melihat tawa seorang jungkook.

"oh hayoung, apa selama ini kau kesepian?".

"maksudmu?".

"karena aku tidak menemanimu akhir akhir ini hehe".

"jangan terlalu percaya diri". Ucap hayoung dan dengan cepat mengambil barang yang ingin ia beli. Ia berjalan menuju kasir untuk membayar dan ingin cepat cepat pulang. Sepertinya jungkook mulai menyebalkan.

"Heii aku hanya berpendapat kok".

Hayoung menghentikan langkahnya didepan pintu minimarket, tangannya masih bertengger digagang pintunya. Ia mengambil napas dalam dalam dan berkata, "Mungkin ucapanmu benar". Dan segera pergi dari minimarket meninggalkan jungkook yang masih mematung berusaha mencerna perkataan hayoung.

"jadi dia kesepian ya?". Gumamnya seraya tersenyum.

Jungkook berlari menyusul hayoung yang sudah agak jauh, dan memanggil namanya.

"Oh hayoung!!!"
"aish, apa dia malu?". Tanyanya pada dirinya.
"Ah, aku benar benar tidak bisa marah padanya"

"jeon jungkook, kau memang baik dan aku merasa sangat bersalah karena telah membuatmu kecewa dan membohongimu. Cuma, kau terlalu menyebalkan dan aku menyukainya, terimakasih"-oh hayoung.


🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Why ini tambah gaje ya😌
Efek ngetik tengah malem😂

Happy readingggg...

TBC

Spring Day 봄날 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang