02 ia tidak datang

105 18 0
                                    

Tring...

Sebuah notifikasi pesan terpampang jelas dilayar ponsel hayoung namun gadis itu tidak mengidahkannya, ia malah sibuk membereskan rumahnya, ia terlalu malas hanya sekedar melihat pesan di ponselnya jadi dia mengabaikannya.

Selang berapa menitt...

Tring...

Tring..

Drrrttttt...

Dari ibunya? Tumben?

"halo? "

"hayoung ...ibumu kecelakaan"

deg...

Hayoung kembali mengecek ponselnya dan melihat pesan yang tadi ia abaikan

엄마 : apa kau bisa pergi ke supermarket dekat pertigaan? Tolong kesini dan bawakan belanjaan ini

엄마 : ibu harus segera pergi.

마 : kau sibuk? Baiklah... Biar ibu saja yang bawa.

Berlari.. Berlarii... Dan berlarii..

Keringat tak hentinya bercucuran hingga membentuk sungai kecil di pelipis dan keningnya, bahkan kakinya seperti hanya berjalan ditempat.

Ayolah cepat.. Kenapa aku tidak bisa cepat? Ahhh sialan...

Eommaa.... Jika aku tidak mengabaikan pesanmu.. Kau tidak akan begini... Jika aku sempat untuk sekedar membaca pesanmu.. Ini tidak akan terjadi... Jika saja aku datang... Jika saja.. Jika saja.... Dan banyak saja kemungkinan yang dapat ku sadari... Namun sudah terlambat...

Ayolah.. Lebih cepat lagi...bukan ini lagi...jangan lagi.. Kumohon... . Aku benar benar tidak bisa menggapaimu...

Didepan ruangan bercat putih dan sepi, ia menangis kembali....

Eomma...

"kau harus bisa menerima ini".

.
.
.

Napasnya terpacu, Bibirnya bergetar, begitu pula dengan keringatnya yang mengalir deras.
Tidak, tidak lagi, jangan untuk kali ini, ia tidak mau kejadian itu terulang lagi ia harus segera menghentikan atau bahkan mencegahnya kembali.

Dengan cepat dia beranjak dari tempat tidurnya dan berteriak memanggil ibunya, berharap ibunya tidak pergi dan ada di dalam rumah, namun nihil berapa kali ia berteriak tidak ada satu pun suara ibunya yang ia dengar, ia benar benar frustasi.

Membuka semua pintu ruangan di rumahnya, tidak ada.

Ia mengacak rambutnya gusar, sesekali ia mengecek ponselnya, kosong.

Tring...

엄마 : apa kau bisa pergi ke supermarket dekat pertigaan? Tolong kesini dan bawakan belanjaan ini

Dengan langkah lebar ia berlari menuju tempat dimana ia menerima pesan tadi, perasaannya kacau, ia takut terlambat, dan untuk kali ini ia akan berusaha, ia tidak boleh terlambat lagi, tidak akan.

Tepat di pertigaan ia menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri, ia belum melihat sosok itu.

Tring...
Pesan selanjutnya, ia tambah gusar..

Yosh.. Itu dia...

Tring...

"eom----"

Taxi melaju kencang dari arah barat menuju tempat ibunya berdiri, tidak tidak akan...

Cittt......

Brukk...

Kepulan asap memenuhi mobil taxi yang sekarang sudah tak terbentuk, ya gadis itu menyelamatkan ibunya, memelukknya dan menangis.
Ia berhasil, ia berhasil tepat waktu, ini tidak terlambat, ibunya dipelukannya kan?

Ambulans datang dan segera membawa korban ke rumah sakit, dadanya seketika sakit, bersyukur dan takut, bersyukur karena ibunya selamat dan takut ini akan terulang lagi.

"ibu baik baii saja? "

Ibu hanya mengangguk bercampur takut, ia masih belum yakin bahwa ini hampir mengambil nyawanya.

"ayo kita pulang"

.
.
.

Pria bernama lengkap jeon jungkook bersiap siap akan pergi menemui gadis kemarin yang menolongnya di tempat pertama kali mereka bertemu, sambil menenteng tas berisi sepatu ia melangkah keluar dari kamarnya hendak meminta izin pada orang tuanya.

"eomma? "

"kau mau kemana? Jungkook ayo sekarang kita pergi"
Raut wajah ibunya berubah, seperti ada sesuatu yang mendesak.

"nenekmu, nenekmu jungkook, ia meninggal"
Jungkook membulatkan matanya, apa benar? Bukankah neneknya bilang ia akan datang kesini? Apa.....

"dia mengalami kecelakaan saat ia akan menuju kesini"

"ayo sekarang kita ke rumah sakit dan membawanya untuk mengadakan pemakaman. "

"kau ganti baju dulu, ibu tunggu didepan"

Ini bahkan terlalu tiba tiba, padahal ia akan bertemu dengan gadis itu, bagaimana ini? Tapi neneknya meninggal, ia tidak punya pilihan lain, ia kemudian meletakkan tasnya dan segera mengganti bajunya menuju neneknya.

.
.
.

"apa eomma baik baik saja? "

"apa kau memim---"

"ya"

"eomma istirahat ya, aku akan memasakkan makanan untuk eomma".lanjutnya

Buburnya meletup letup tanda sudah matang, ia mengangkat dan meletakkannya di mangkok
Setelah mencicipinya dan rasanya sudah pas, ia menghampiri ibunya

ia baru ingat, ia ada janji dengan pria kemarin, sesekali ia mengecek jam tangan yang melingkar di tangannya, bagaimana ini, ia harus menemani ibunya, tidak mungkin ia pergi.

"apa kau ada janji? "

"ha? "

"kalau ada, pergilah"

"tap...

"pergi saja"

"baiklah.. "

.
.
.
Di halte tempat kemarin mereka bertemu, ia berdiri, menunggu pria itu datang.

30menit...

Ia belum juga datang, apa ia tidak akan datang? Lalu bagaimana dengan sepatuku? Tapi kemarin ia akan mengembalikannya, ahh... Mungkin saja telat?

"aku akan menunggunya"

1jam

2jam

3jam

Ia bangkit dari tempat duduknya, berusaha mencari sosok pria kemarin, namun tidak ia temui, perasaannya was was, bagaimana ini, ia tidak punya sepatu lagi selain sepatu itu,bagaimana caranya ia sekolah?

"aku akan menunggu satu jam lagi, jika ia tidak datang, aku menyerah"

1 jam 15 menit.

"baiklah aku menyerah"

.
.

Spring Day 봄날 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang