07 Detak jantung

70 16 0
                                    

Sekolah masih sepi, mungkin ada segelintir siswa yang sudah datang dan masuk ke kelasnya, dan hayoung sengaja datang pagi dan pergi ke perpustakaan untuk terlelap sejenak, kenapa? Alasannya karena ia harus mengerjakan tugas yang belum sempat dikerjakan sama sekali dan mengharuskannya tidur terlambat, mungkin ia hanya tidur 3 jam.

Sayup sayup terdengar langkah beberapa orang yang masuk dan menurut pendengarannya suara langkah itu semakin mendekati dirinya, namun ia membiarkan mungkin mereka ingin belajar atau membaca buku.

Namun, suara gertakan keras pada meja membuatnya terkejut dan sontak melihat siapa yang melakukan, benar saja didepan hayoung terdapat empat siswi berpakaian yang menurutnya terlalu sempit.

"ikut kita". Ucapnya dengan ucapan yang sedikit mengancam.

Hayoung sudah tau dan mengerti pasti mereka akan membullynya, ia tidak ambil pusing dan kembali menjelajahi alam bawah sadarnya.

"tarik dia". Ucap salah satu temannya.

Ini benar benar menyebalkan, mereka sudah mengganggu tidur nya, ingin berontak tapi mereka terlalu kuat, empat lawan satu? Itu tidak akan bisa.
Hayoung hanya pasrah, mereka membawa hayoung kemanapun, ia sudah lelah untuk apa berontak jika nyatanya mereka akan lebih bruntal, cukup tahan emosi saja.

Pintu rooftof terbuka, seketika menyuguhkan angin sejuk menerpa wajahnya, benar benar menenangkan

tarikan mereka semakin kuat, yang kemudian mendorong hayoung hingga ia terjatuh duduk dilantai hangat rooftof.

"kau kenal aku?"

"tidak"

"hey, apa sekarang kau bermain main dengan kami?"

"bermain main adalah saat satu sama lain merasa bahagia"

"ohh...kau cukup bahagia saja sekarang"

Hayoung benar benar jijik melihat mereka yang seakan seperti ratu yang berkuasa, tapi hayoung hanya menampilkan wajah datar tak berminat.

"dasar wanita tidak tau diri". Ucap wanita dengan rambut pirang pendek yang membuatnya muak.
"setelah kau dengan beraninya mengabaikan jungkook, kemarin kau malah bersamanya, apa kau tidak tau malu?"
"oh aku tau, kau berpikir ulang untuk berteman dengan jungkook karena kau tidak punya teman kan? ". Sesekali mereka menendang hayoung dengan kaki kotor mereka.

"sekumpulan anjing yang berebutan tulang, menyedihkan". Ucap hayoung dengan kepala menunduk dan suara rendahnya.

"apa kau bilanng? Apa kau bilang ha!!!!!". Ucapnya dengan nada tinggi.

Hayoung berdiri masih dengan kepala tertunduk, "wae? Kau tersinggung? Bahkan aku hanya menceritakan kejadian tadi saat aku berangkat sekolah"

"sialan!!!"

Salah satu temannya maju dan menjambak rambut hayoung, dan satu lagi menuangkan saus dan minuman soda rasa strawberry.
Tidak sampai disitu, mereka juga mendorong dengan keras hyoung hingga membentur kursi berkarat, ujungnya yang sedikit tajam menggores kulitnya yang membuatnya memejamkan matanya menahan perih.

"kaulah yang menyedihkan, kau harus lebih tau diri kau berhadapan dengan siapa dan siapa yang kau dekati, ayo balik"

Rambut penuh saus dan minuman sedikit terayun saat angin menerpanya, rasa perihnya pun tambah terasa menusuk, tidak, dia tidak akan menangis hanya karena seperti ini, ia sudah biasa.

**

Disisi lain, jungkook tengah kebingungan mencari gadis aneh tapi juga baik itu.
Tangannya memegang minuman yang ingin ia berikan pada hayoung.
Saat ia mencarinya dikelas, nihil bahkan ia tidak melihat batang hidungnya sama sekali.
Mungkin ia belum sampai sekolah? Pikirnya.

"apa kau melihat hayoung?"

"aku lihat tadi ia ke perpus"

"ooh begitu, terimakasih"

Ia segera melangkahkan kakinya menuju tempat yang ia beritahu, namun lagi lagi kosong, kemana dia?
Taman belakang sekolah juga kosong, lalu? Rooftof? Mungkin? Tidak ada salahnya mencoba.

Pintu terbuka dan tampaklah seorang perempuan berdiri membelakanginya, yap, tidak salah lagi itu hayoung.

"CHINGU-ya~~~"

Jungkook berjalan mendekatinya, tapi ia malah bergerak menjauh

"diam disitu"

"wae,?"

"diam saja!"

"eoh..arasseo, hem...apa kau malu karena kau ketahuan kesini eoh?

"ani"

"huh...dengan kau disini, berarti kau sudah menganggapku temanmu kan? Ah senangnya hehe," jungkook kembali melangkah

"sudah kubilang berhenti, jangan mendekat"

"ya!! Kau benar benar malu ya? Tidak apa apa"

"jungk---"

Tiba tiba jungkook berlari dan dengan segera membalikkan badan hayoung, tangannya terlepas dari bahu hayoung, ia menaikkan salah satu alisnya bingung.

"Apa yang terjadi?"
"kubilang apa yang terjadi hayoung ah?"

"ini bukan apa apa"

"kau bilang ini bukan apa apa? Hayoung ah jika ada yang mengganggumu katakan padamu, apapun itu tolong katakan padaku"

"terimakasih jungkook, tapi sepertinya kau tidak perlu ikut campur masalahku, dulu kau sangat populer bahkan 97 persen mereka mengagumimu, tapi sekarang sejak kau mulai dekat denganku, banyak orang tidak menyukaimu"

"lalu? Aku harus sedih dan khawatir karena ratusan orang yang mengagumiku pergi? Hayoung ah.... lebih baik segelas air bersih daripada ribuan liter air kotor dan berlumut"

Mereka sama sama terdiam, jungkook menghela napas perlahan, mundur beberapa langkah dan segera berbalik pergi, ia berhenti melangkah, dan kemudian melangkah lagi.

"segera obati lukamu".
Hayoung menatap lukanya, darah keluar menghiasi kulit putihnya, dan menatap punggung jungkook yang sudah tidak terlihat lagi.
Hayoung membalikkan badannya menghadap puluhan bahkan ratusan rumah dan gedung gedung.
Bau saus juga kembali menyeruak, ia bahkan tidak ada niatan untuk membersihkan diri, ia hanya berdiri terdiam membiarkan rambutnya beterbangan terkena angin.

***

"ganti bajumu"

Hayoung mendongak mengikuti arah suara, ia belum mengambil bungkusan itu.

"cepat ganti dan bersihkan rambutmu juga,"
Bungkusan berisi baju ia letakkan disamping hayoung, jungkook juga ikut duduk dan menarik lengan hayoung dengan lembut, mengusap sedikit darah disekitar luka dengan tangannya, kemudian mengeluarkan obat luka juga plester.

"aku tau kau tidak mengobati lukanya"
"ini....untuk kedua kalinya aku mengobati lukamu, gadis aneh". Dan senyum itu mengembang kembali membuat hati hayoung terasa damai, ia terus memandang jungkook yang masih tersenyum itu, dan sial hayoung tidak bisa menahan senyumnya, membuat jungkook yang melihat menghentikan aktivitasnya dan terus menatap hayoung datar dan bingung.

Sadar akan hal itu, hayoung kembali seperti semula, tanpa senyum.

"manis".
Dan untuk kedua kalinya, ia merasakan hatinya begitu damai dan jangan lupakan jantungnya yang tiba tiba berdetak tidak normal, ia segera menunduk dan mengambil kapas ditangan jungkook.

"biar aku saja"

Jungkook tetap tersenyum menatap hayoung yang masih fokus membersihkan lukanya.

"g-gomawo"

Jungkook masih tetap tersenyum membuat hayoung salah tingkah, ia benar benar tidak mengerti akan dirinya sendiri, ada apa ini?

"berhenti tersenyum"

"matamu sedikit bercahaya".
"hayoung ah jangan biarkan cahaya itu hilang, kau tau aku sangat menantikan senyum darimu, hayoung....jika ada sesuatu yang mengganggumu katakan padaku...kau mengerti? Mari berjalan bersama". Hayoung mengangguk dengan kepala masih tertunduk.

Spring Day 봄날 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang