Oh Sehun

52 8 0
                                    

Sehun Pov

Sejak ayah memutuskan untuk menikah lagi, aku cukup senang.
Setidaknya aku bisa melihat ayah yang kian hari kian sering mengembangkan senyum itu lagi.

Dan hari ini aku bersama ayah akan pergi kerumah calon ibuku yang baru, aku tidak terlalu mempedulikan bagaimana penampilan atau apapun itu, karena waktu itu aku masih terbilang cukup muda untuk berpikir seperti itu.

Aku juga tidak berpikir akan bagaimana nanti ibu baruku memperlakukan aku tidakkah seperti cerita di film? Kurasa tidak, aku yakin ayah memilih dengan benar untuk menjagaku dan ayah.

Kami sampai di rumah yang terbilang sederhana. Namun, sangat nyaman kurasa, dan kini kami sudah berada di depan pintu. Satu ketukan terdengar cukup nyaring dan sekaligus membuat tuan rumah itu langsung membukakan kami pintu.

Aku bersembunyi dibalik tubuh ayah, karena aku tidak tau apa yang aku lakukan, juga aku harus berhati hati mungkin?

Kesan pertama yang aku lihat adalah wanita paruh baya dengan garis wajah lembut, kurasa pilihan ayah benar.
Entah aku hanya melihatnya sekilas namun aku percaya.

Aku melihat tak jauh dari tempat ibu baruku berdiri, seorang gadis kecil berumur sekitar 8 tahun menatap aku dan ayahku datar, aku tidak tau arti tatapannya dan aku rasa dia tidak suka pada kami, dan beberapa menit setelahnya ia menangis, aku hanya melihatnya sebentar setelah akhirnya aku dipersilahkan duduk diruang tamu.

Gadis kecil itu bernama oh hayoung, lebih muda satu tahun dariku, yang akan menjadi adik tiriku selama tahun tahun kedepan, kuharap kami bisa menjadi akrab setelah ini, walau aku kurang yakin karena pertemuan singkat tadi yang tidak cukup baik.

Hari hari berlalu, kami sudah bersama sejak 3 bulan yang lalu, dan menjadi keluarga yang bahagia, hayoung juga tidak menatapku tajam lagi. namun, itu tidak merubah pandangannya terhadap ayahku, sering kali hayoung menghindar jika ayahku mengajaknya mengobrol, dan sering mengacuhkan ayah, yah butuh proses untuk membuatnya seperti biasa.

Ayah terus menerus membujuk hayoung dan terus mengajaknya bermain dan mengobrol hingga aku merasa aku kurang lagi diperhatikan, umumnya wajar, ayah ingin merebut perhatian hayoung. Namun malah membuatku merasa tersingkirkan.

Aku cemburu tentu saja, ayah jarang bermain game denganku, mendengar ceritaku, itu semua karena hayoung.

Aku juga sengaja menutup diri, aku sering mengunci diriku didalam kamar dan menghabiskan seharian dengan bermain game, ayah juga tidak peduli padaku. Ia jarang mengajakku keluar hanya untuk mendengar celotehanku atau apapun itu.

Pernah suatu hari saat aku sedang bermain bola dengan temanku di lapangan, ayah sedang pergi saat itu. Sedang hayoung dan ibu di rumah.
Aku pulang jam 5 sore karena perutku sangat lapar, dan aku yakin ayah sedang membeli sesuatu sekarang.

Aku membuka pintu dan mendengar gelak tawa dari ruang keluarga, rupanya mereka sedang makan makanan yang ayah beli tadi.

"Oh... Sehun ah, dari mana saja? Kau tidak tau jam berapa sekarang?". Ucap ayah.

Aku melihat hayoung yang makan dengan lahap, ibu yang tidak berpendapat apapun dan ayah yang mengomeliku.

"hua, kau makan sangat lahap hayoung, makan yang banyak ya~ ayah akan belikan lagi jika kau mau". Ucap ayah.

"Hayoung, sisakan untuk kakakmu, dia---"

"aku sudah kenyang, aku akan mandi". Ucapku memotong pembicaraan ibu lalu segera pergi kekamar.

Aku masuk kekamar dan mengunci pintu, jam berikutnya aku menyibukkan diri dengan bermain game, begitulah setiap harinya, tidak ada yang istimewa.

Tok tok tok

Spring Day 봄날 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang