16

50 11 1
                                    

Tangan lentik hayoung menari nari dibibir gelas minuman yang ia pesan tanpa ada niatan untuk meminumnya, ia tidak ingin pulang, jujur saja ia tidak bisa, ia masih perlu sendiri, entah bagaimana caranya agar ia bisa melanjutkan sekolahnya, ia melihat beberapa orang berlalu lalang di sana, menikmati kebersamaan tanpa beban pikiran yang mengganggu kebahagiaannya, hayoung iri, jika bisa, ia ingin kembali pada masa lalu, atau mati dan bereinkarnasi menjadi apapun asal itu membuat hayoung merasa ringan.

Hayoung melamun hingga tidak sadar akan kehadiran seseorang, ia menatap lurus kearah hayoung agar ia tau akan kehadirannya, tapi sepertinya jiwa hayoung tidak disini, jadi dia mendaratkan bokongnya di kursi depan hayoung.

Hayoung yang sadar akan kehadiran seseorang cepat cepat membenarkan tempat duduknya dan menatap pria yang kini tengah menatapnya tajam.

"aku sudah selesai"

Hayoung bangkit dari tempat duduknya meninggalkan pria aneh berambut hitam yang sangat kontras dengan kulit putihnya.

"mungkin sebaiknya kau habiskan dulu minummu"

"tidak, aku sudah selesai"

"jeon jungkook, aku harap kau menjaganya"

Hayoung menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap pria itu, siapa dia? Dia mengenal jungkook? Dan dia mengenal dirinya? Dia tau hubungannya dengan jungkook? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas tanpa bisa keluar begitu saja, hanya tatapan yang mengisyaratkan tau apa dia tentang jungkook.

"sudah aku bilang, habiskan dulu minumanmu"

Seperti dikendalikan, hayoung menurut saja apa kata pria itu, ia duduk kembali tetap pada tatapan penuh tanda tanya.

"tidak banyak yang ingin aku katakan, aku tau kau teman jungkook, dan aku tau jungkook temanmu, kuharap kau bisa menjadi teman baiknya, itu saja"

"kau siapa?"

"akan kuceritakan jika kita bertemu lagi". Ucapnya seraya pergi dari hadapannya.

.
.
.

Seperti biasa rumah dalam keadaan gelap, tak berpenghuni memberikan kesan membosankan jika sudah menginjakkam kaki di ubin coklat menjengkelkan itu.
Hayoung tanpa basa basi langsung menuju kamarnya dan tidur.

Ia terbangun dan mendapati angka di ponselnya menunjukkan jam 2 pagi, ia terbangun karena panggilan alam yang mengharuskannya ke kamar mandi, keluar kamar mandi rasanya membuatnya cukup lega, perutnya tidak sakit lagi, ia kemudiam berjalan menuju kamarnya dan melanjutkan tidurnya, tapi sesuatu seperti menggerakkan langkah kakinya, ia malah berjalan menuju kamar ibunya, pintu terbuka sedikit, ia menjelajahi kamar ibunya yang kosong tak berpenghuni, bantal dan guling masih pada tempatnya, ia sempat berpikir apa ibunya tidak pulang? Lalu dimana dia tidur?

Pikiran pikiran aneh mengganggunya, ia sedikit khawatir, tentu saja sudah jam 2 pagi tapi ibunya belum pulang juga, apa yang ia lakukan?

Tapi rasanya semakin ia berpikir semakin sakit pula kepalanya, jadi dia tak ambil pusing dengan semua itu dan kembali menuju kamarnya, jika perlu ia akan datang ke restoran tempat ibunya bekerja, jika ia belum pulang juga.

.
.
Dan benar saja, saat ia terbangun di pagi hari, bantal dan guling tetap pada posisinya, tak bergerak.

Ia sengaja berangkat lebih awal untuk datang ke restoran tempat ibunya bekerja, ia sempat berpikir, apakah ia peduli? Ia tidak tau, tapi sebagai manusia, tidaklah jika ia masih punya sisi kemanusiaan.

Perempuan yang pernah melayaninya saat itu tersenyum kearahnya, hayoung menghampirinya dan bertanya.

"apa wanita yang bernama young won bekerja hingga larut malam kemarin?"

"ah, dia bekerja sampai jam 9 malam lalu pulang, kenapa?"

"oh tidak apa apa, terimakasih"

Hayoung sedikit menunduk dan keluar dari restoran itu, pikirannya melayang entah kemana, apa yang ibunya lakukan hingga ia tidak pulang kerumah? Dia tidur dimana? Apa yang sudah terjadi? Jawabannya tidak tau.

Jadi hayoung memutuskan pergi kesekolah karena sebentar lagi akan masuk kelas, ia mempercepat jalannya hingga gerbang sekolah menyapanya.

Jam demi jam sudah ia lewati, dan bel istirahat telah berbunyi, siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin dan sebagian lagi pergi tempat lainnya di sekolah, hingga tinggallah ia sendirian dikelas, masih pada pikiran sama, ia tidak niatan untuk makan atau semacamnya, jadi ia hanya duduk sendiri di kelas tak berpenghuni.

Tidur menjadi pilihan yang cocok untuk saat ini, jadi ia membuat bantal senyaman mungkin supaya ia bisa sedikit mengistirahatkan otaknya, sejujurnya ia tidak benar benar tidur, ia hanya memejamkan matanya, hingga selang berapa menit kemudian, ia merasakan seseorang tengah duduk tepat di sampingnya, jadi ia memutuskan untuk membuka matanya, dan saat itu mata mereka bertemu, jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya.

Sadar, ia pun membenarkan posisi tubuhnya.

"kau tidak benar benar tidur?"

"hm"

"aku akan ke kamar mandi".

"aku tidak marah". Ucap jungkook.

"aku tau"

"apa kau marah?"

"tidak"

"lalu?"

"aku hanya butuh waktu untuk berpikir, aku menghadapi masalah baru, jadi jangan ganggu aku dulu"

"aku memang bukan temanmu yang baik, tapi aku ingin menjadi yang terbaik, ada saat kau sedang menghadapi sesuatu yang tidak seharusnya kau alami, aku hanya ingin membantu, itu saja, tapi aku rasa aku hanya menyulitkanmu, aku tidak tau apa yang kau rasakan, apa yang kau alami, aku tidak tau semua itu, aku hanya memaksamu untuk berbicara semua padaku, dan itu hanya membuatmu merasa sedih lagi"

"mungkin memang kau butuh waktu untuk sendiri, dan aku mengerti, maaf jika aku terlalu memaksamu, aku tidak akan melakukannya lagi, tapi jika kau merasa membutuhkanku, kau bisa datang padaku, kau bisa cerita semuanya padaku, hanya padaku, dan aku harap kau mempercayaiku, aku tidak akan mengganggumu, aku memberimu kebebasan, maaf". Ucapnya dan melenggang pergi tanpa melihat kebelakang lagi, jujur, hayoung merasa bersalah bukan ini yang ia mau tapi semua sudah terlanjur, ingin ia panggil namanya dan mengatakan bahwa 'kau temanku dan membagi semuanya padamu' tapi ia tidak tau kenapa itu sangat sulit,
Ia memang tidak mempunyai teman sebelumnya jadi sedikit susah menyesuaikannya.
Ditambah ia tidak ingin jungkook terluka karena dirinya, itu saja.

'Mianhae, suatu saat akan aku ceritakan semuanya padamu, aku janji' -hayoung

Spring Day 봄날 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang