Kim Taehyung

34 4 1
                                    

Hari ini hari dimana kami akan mengikuti audisi, dan kami sangat bersemangat tentunya persiapan sudah matang dan kami selalu berlatih setiap hari, impian kami adalah bermusik, memberikan musik kami pada semua orang juga menyalurkan kebahagiaan melalui musik.
Kami ingin debut, dikenal banyak orang dan semua menyukai karya kami. Itu mimpi kami.

Pagi ini kami berkumpul ditempat markas, atau rumah kim namjoon. Ia juga tidak keberatan dan malah senang jika kami berkumpul dirumahnya. Ada sebuah ruangan khusus tempat kami berkumpul, membuat musik dan lain sebagainya.

Sesekali aku bernyanyi kecil untuk lebih mempersiapkan diri. Audisi akan dimulai jam sepuluh dan masih ada waktu sekitar dua jam.
Seperti biasa yoongi tidur di sebuah sofa empuk di pojok sana. Jungkook yang bermain game dengan jimin. Seokjin yang sedang melahap makanan dan bermain dengan hewan peliharaan namjoon. Hoseok yang sibuk menari karena memang itu hobinya dan namjoon yang sedang berkutat pada buku terjemahan miliknya.

Kami fokus pada kesibukan masing masing dan kemudian bermain hingga gaduh. Begitulah kehangatan yang seperti keluarga bagi kami.

Mungkin akulah salah satu dari mereka yang sangat menyukai kegaduhan kecil seperti ini, kedamaian semacam ini dan kehangatan ini. Tak pernah aku kembali temukan sesuatu yang seperti ini dan aku ingin begini selamanya.

Aku melupakan sebuah pepatah, dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan. Aku tidak tau jika hari ini adalah hari dimana untuk terakhir kalinya kami bersama.
Terakhir kalinya kami tertawa bahkan sebelum kami mencapai impian kami.
Aku tidak tau jika kesepian akan kembali aku rasakan. Dan mungkin akulah orang yang sangat bersedih saat itu. Hingga aku lupa bagaimana caranya tersenyum.

"HYUNGG BANGUNNN!! Ayo kita berangkat". Teriak jungkook pada yoongi yang masih asyik menjelajah didalam mimpi.

"lima menit". Balas yoongi malas.

"ayoo lahhh hyungggg, aku sudah tidak sabarr".

"ohh ayolah ini masih kurang satu jam lagi, biarkan aku tidur dulu". Mendengar pernyataan yoongi, jungkook menekuk wajahnya dan berjalan kearahku.

"menyebalkan".

"hahaha, bukankah dia memang seperti itu?". Ucapku seraya menepuk pundaknya.

"ok, aku akan siapkan mobil dulu!!!". Teriak seokjin yang sudah berada diambang pintu.

"baiklah aku akan ikut hyung". Ucap namjoon dan diikuti oleh jimin dan hoseok.

Tersisa aku, jungkook, dan yoongi. Aku mengambil tas dan beberapa yang kami perlukan, yoongi belum juga bangun dan jungkook yang berusaha keras membangunkan yoongi hingga akhirnya yoongi menyerah dan mengikuti arahan jungkook. Aku hanya tertawa kecil melihat mereka, mereka yang sudah seperti saudara sungguhan yang selalu bertengkar namun saling menyayangi.

Kami mulai memenuhi mobil dengan jungkook dan jin didepan, yoongi dan aku ditengah serta hoseok, namjoon dan jimin dibelakang. Kami memulai perjalanan dengan penuh tawa, kami saling membuli, menceritakan hal hal lucu dan impian kami setelah ini. Aku yang termasuk happy virus juga mulai mengisi mobil ini dengan penuh tawa. Aku bahagia bahkan sangat.

"ya yaaa!! Diam diam". Ucap jungkook menghentikan gelak tawa kami.

"ada apa?". Tanya hoseok.

"apa kalian tidak curiga pada jin hyung yang sedari tadi hanya diam? Bukankah dia hobi melakukan dad jokes?". Semuanya mengangguk sedangkan seokjin tengah melotot kearah jungkook disampingnya.

"diamlah aku sedang fokus menyetir". Ucapnya membela diri.

"tidak juga, biasanya tidak begini".

"iya"

"ya jin hyung apa kau gugup?".

"yap jin hyung tengah gugup akan dua hal". Ucap jungkook semangat seraya menggoda seokjin.

"ya apa yang kau katakan?".

"aish bukankah kau akan bertemu dengan pujaan hatimu hyung?".

"Jinjja?".

"wahhh kau bahkan tidak memberitahu kami hyung, kenapa hanya jungkook saja yang tau eoh?"

"hemm.. Aku tidak sengaja melihat kakaotalk milikmu hyung hahaha". Ucap jungkook tanpa merasa bersalah, sedangkan seokjin melotot meminta penjelasan.

Gelak tawa kembali terdengar, kami benar benar menikmatinya dan kami puas mengerjai seokjin.
Belum selesai sampai disini, mereka masih saja melontarkan pertanyaan mengenai siapa perempuan itu, hingga seokjin kurang berkonsentrasi.

Aku tidak tau pasti, tapi tepat saat kami mulai tertawa lagi sebuah mobil didepan kami balik arah secara mendadak hingga mobil kami menabrak samping kiri mobil itu, saat itu aku masih tersadar namun beberapa detik kemudian hantaman lebih besar mengenai mobil kami dari belakang. Sebuah truk.
Hantaman kuat sanggup membuat kendaraan kami hancur tak berbentuk begitupun dengan tubuh kami, penuh luka dan darah.

Pandanganku kabur, aku tidak bisa melihat dengan jelas. dalam ketidaksadaranku aku berusaha mencari cari dimana teman temanku, aku merangkak keluar mobil dengan susah payah, pecahan kaca mobil menggores lenganku, tubuhku. Aku menggigit bibirku menahan sakit. Aku menoleh kesamping, teman temanku terbaring tak berdaya, darah menghiasi tubuhnya.

Disana, didalam sana aku melihat sebuah tangan tengah bergerak berusaha  menggapai gapai, dan aku tau itu tangan yoongi. Aku merasakan tubuhku menggigil hebat, entah sejak kapan aku takut melihat darah yang keluar dari tubuh temanku.

Aku merangkak menjauhi mobil yang mungkin sebentar lagi akan meledak, aku tak tau. Aku pergi, meninggalkan teman temanku, aku pergi meninggalkan yoongi yang masih bernyawa dan berusaha keluar. Apa aku berkhianat? Apa aku jahat?.

Aku tak pulang kerumah, semalam aku tidur di sebuah amperan toko dengan angin malam sebagai selimutnya, ingatan itu sangat jelas. Kala aku melihat mereka yang tak bernyawa dan seseorang yang meminta bantuan padaku namun aku malah pergi meninggalkannya, dan bahkan tak menoleh lagi kebelakang.

Sempat aku dibawa kerumah sakit dan diobati, tertanya dari sana aku tau teman temanku telah pergi, yang aku tau jungkook tengah kritis dan sedang ditangani dokter. Aku mencabut paksa infus yang terhubung dengan tanganku, darah segar keluar dan cukup sakit.
Tak tau... Tapi aku ingin keluar, aku kabur dari rumah sakit.

Pagi ini aku berjalan terseok seok menuju rumahku, rumahku yang berada dipinggiran kota.

Prangg!!!!

Aku mendengar suara itu lagi, aku tau berasal dari mana dan siapa pelakunya
Pikiranku kacau bahkan sepertinya aku sudah gila, aku tidak tau kemana akal sehatku pergi saat aku tanpa sadar menusuk ayahku sendiri, adikku menjerit ketakutan. Aku tak pernah seperti ini..aku anak baik!!!.

Aku memeluk adikku dan berkata "pergilah, cari duniamu". Setelahnya aku pergi dan tidak kembali lagi kerumah.

Karena tempatku adalah di bangunan dingin rumah sakit jiwa.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Jadi apa kalian bisa menyimpulkan sesuatuu????

Spring Day 봄날 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang