09

75 18 0
                                    

Seorang pria masuk kedalam sebuah ruangan seraya membuka topi dan masker yang sama sama berwarna hitam, ia membungkuk tanda hormat pada wanita paruh baya dihadapannya, wanita itu mengangguk dan menyuruh pria itu untuk duduk.

"bagaimana?"

"baik"

"bagus, awasi terus, tapi apa kau tidak keberatan?"

"tidak sama sekali, justru saya senang karena saya bisa melihatnya dan menjaganya"

"baiklah"

Pria itu berdiri dan menunduk lagi kemudian pergi dari sana, sedang wanita itu tersenyum lega.

***

Sore menjelang malam, pria berpakaian seragam sekolah lengkap dengan tas hitam dipunggungnya mengayuh sepedanya menuju tempat sahabat yang sudah ia anggap saudaranya berada, bukan si pemilik senyum kotak, kim taehyung juga bukan si beruang kutub yg kelewat dingin,min yoongi, oh dan jangan lupakan pemilik eye smile, park jimin yang ada di busan juga temannya lainnya yang ada di daerahnya masing masing, hanya seokjin yang berada di seoul, yah orang itu adalah kim seokjin

Ia menatap lekat lekat tulisan bernama kim seokjin di hadapannya, matanya sedikit berkaca kaca seraya menyentuh kaca bening yg didalamnya terdapat abu sahabatnya.

"hyung"

"apa kabar, aku baik baik saja, juga taehyung hyung, kurasa dia semakin membaik, dan yoongi hyung, .....aku belum pernah bertemu dengannya"

"hyung, apakah kau bertemu dengan hoseok hyung, namjoon hyung, jimin hyung disana? Hah...aku sangat iri pada kalian, kalian bisa bersama sedang aku, aku sendiri hyung."
Sesekali ia menengadah, tidak membiarkan air matanya meluncur ke pipinya, menahannya agar terlihat ia kuat didepan hyungnya.

Senyum mengembang saat ia menatap lekat foto seokjin disana, seakan mereka bertemu kembali dalam waktu yang lama, namun setelahnya senyumnya memudar tergantikan senyum kecut dan penyesalan, dia hyungnya ,yg sudah anggap sebagai kakak kandungnya,

Tidak ingin berlarut larut dalam kesedihan, ia memutuskan untuk memberi salam dan segera pergi, tidak, dia tidak pulang tapi bersepeda hingga malam semakin larut.

**

Gadis yang masih memakai seragam sekolah, beranjak membuka laci kamarnya yang sudah lama sekali ia tidak membukanya, bukan tanpa alasan melainkan ia hanya sedikit teringat keluarganya dulu yang penuh dengan canda tawa,

Ibu jarinya menyentuh foto yang warnanya sudah sedikit memudar itu, tampak sepasang pria dan wanita yang menggandeng anak perempuannya di tengah, tawa mereka seakan nyata terpampang jelas dihadapannya, mungkin saat itu usia hayoung masih 5 tahun.

Karena 1 tahun setelahnya pria yang ia panggil dad itu meninggal kan mereka semua, semua menangis tapi tidak dengan hayoung,

Saat tubuh kaku daddy berada dihadapannya ia memegang erat baju miliknya berusaha agar air matanya tidak terjatuh, berusaha keras menyadarkan dia bukanlah daddy nya, daddy masih hidup, daddy nya masih sedang tertawa bersamanya sekarang ini.

Dan saat 2 berlalu, seorang pria dengan anak kecil yang lebih tua dari darinya sedang memegang tangan ayahnya malu malu dengan bersembunyi di belakang ayahnya, kami menyambutnya dengan baik, dan saat mom bilang padaku mereka adalah ayah dan kakak baruku, barulah air mata itu mengalir, meremas tangan mommy nya berharap ini tidaklah benar, namun hanya gelengan dan mengelus punggung tangannya, mensejajarkan tubuh pada hayoung, mengangguk sebentar untuk meyakinkan kemudian berdiri lagi dan menghampiri mereka,  ia tidak mau posisi daddy nya diganti oleh siapapun.

Namun hayoung sadar mommy nya perlu seorang pria untuk menjadi pasangan hidupnya dan menemani mommy nya.
Dan pernikahan itupun terjadi, panggilan hayoung pada mommy juga berubah, mereka berbahagia, ia rasa ini memang benar dan seharusnya terjadi, lihatlah mommy kembali tersenyum bahagia sekarang.

Oh sehun, kakak tirinya memiliki marga yang sama dengan hayoung, yah mereka memang terlihat cocok, keluarga baru dengan kehangatan yang sama seperti sebelumnya kembali terbentuk, air mata mungkin telah mengering seiring berjalannya waktu, dan mereka merasakan kebahagiaan itu lagi.

Pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya dengan sedikit keriput di bawah matanya namun tidak menghilangkan paras cantiknya, itulah mommy yang kini hayoung memanggilnya eomma ,wanita itu tetap berdiri tanpa ekspresi, hanya seraut wajah datar yang selalu ia tampakkan, jujur saja ada perasaan senang juga bersalah.

Hayoung menghampirinya tentu saja dengan senyum kecil yang mungkin ibunya tidak tau, berdiri berhadapan tanpa kata, tangan ibunya mengulurkan sejumlah uang padanya, yah memang ini yang akan terjadi, selepas itu ibunya berbalij dan pergi

Beberapa kali otaknya berputar mencari jawaban, akankah ibunya tetap membencinya? Tetap menganggap hayoung orang asing? Bahkan sejak 2 tahun yang lalu, meja makan, serta ruang tamu begitu dingin, tidak ada kehangatan sedikit tersisa.

Jelas sudah jawabannya adalah ya, ibunya sangat membenci hayoung juga kakak tirinya yang entah sekarang ada dimana, ia tidak tau sejak 2 tahun lalu.

2 tahun lalu, saat ia kembali kehilangan ayahnya, apakah ia berdosa?

Spring Day 봄날 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang