18 Aku sudah putuskan !

55 11 0
                                    

Jungkook pov

Aku melihat hayoung berjalan sendiri disana, aku tidak tau apa yang akan aku lakukan, bahwa aku sudah mengatakan akan memberinya waktu untuk sendiri, jadi aku tidak mengatakan apapun padanya walau aku ingin berbicara padanya.
Aku tidak tau apa yang ada dipikirannya saat ia menatapku, aku benar benar tidak bisa membacanya, dan tidak tau apa yang menggerakkan aku untuk mengabaikannya, dan kurasa ini benar, yah dia butuh sendiri.

.
.
.
Paginya disekolah, aku menyempatkan diri untuk pergi kekantin, tentu saja karena lapar, ibuku tidak membuatkanku sarapan karena ia merasa tidak enak badan, jadi aku berangkat lebih awal dari biasanya untuk sarapan.

Selang berapa menit saat sarapanku hampir habis, seseorang menghampiriku dan menawarkan diri duduk didepanku saat banyak kursi lain yang masih kosong, aku tidak begitu asing dengan wajahnya, yah kurasa.

"jungkook? Boleh aku duduk disini? Hanya sebentar"

"ya tentu"

"aku jung chaerim, teman baru hayoung, hehe salam kenal, oh iya aku hanya ingin memberitahumu sesuatu, sebenarnya hayoung tidak benar benar ingin melakukan ini padamu, kau tenang saja. Dia berkata padaku bahwa dia sangat ingin memberitahumu tapi... Yahh begitulah"

"jungkook-ssi, jaga hayoung, ok? Dia temanku satu satunya"

"kenapa kau berkata seperti kau tidak akan bersamanya dalam jangka waktu yang panjang?".

"molla (tidak tau) hanya saja kau teman yang terbaik, jangan membuatnya sedih, sudah..... Hanya itu saja yang ingin aku katakan". Ucapnya Kemudian, chaerim meninggalkanku tanpa berkata apa apa lagi, jujur saja aku tidak mengerti maksudnya, tapi akan kulakukan apapun yang ia katakan.

Author pov

Hayoung berangkat sekolah dengan pikiran yang membuatnya gusar, hayoung yakin jika ia memimpikan sesuatu yang mengerikan tadi malam dan parahnya ia lupa detail kejadiannya, bahkan ia tidak ingat sama sekali.

Saat ia bangun dari tidurnya, keringat sudah membanjiri tubuhnya, badannya menggigil dan kepalanya pening, ia memaksa untuk mengingat tapi nihil, itu hanya membuat kepalanya bertambah pusing. Ia memikirkan ibunya, jungkook, chaerim namun tidak dari mereka muncul diingatannya, dan tepat saat itu, Go eun dan para pengikutnya menghadangnya, kenapa harus sekarang? . Batin hayoung.

"Annyeong Hayeong-ssi .... Bagaimana kehidupanmu tanpa beasiswa yang membantumu?".

Hayoung hanya menatapnya tidak selera, ia benar benar malas meladeninya sekarang, seluruh perasaanya berkecamuk membuatnya gelisah.

"ok ok tidak perlu kau jawab aku sudah tau, oh iya kau sekarang berteman dengan musuhmu sendiri? 'JUNG CHAERIM'? "

"Ohh atau kau sudah tau bahwa chaerimlah yang membuat beasiswamu melayang? Maka dari itu kau berusaha mendekatinya, mau balas dendam eoh? Ck dasar..."

"apa kau tidak kasihan pada chaerim, bagaimana jika dia 'MATI' karena dirimu? Atau ia akan sial seumur hidup?" .

Hayoung memejamkan matanya erat, sedikit lagi... Sedikit lagi...

'darah'

'mawar kuning'

'asap mengepul'

'Chaerim".

Hayoung membelalakkan matanya, satu nama 'Chaerim' ia yakin itu pasti chaerim tapi bagaimana?
Hayoung merasakan tubuhnya bergetar, tangannya dingin, Go eun yang melihatnya bingung dan segera pergi disusul temannya yang lain.
Hayoung berlari menyusuri lorong lorong sekolah yang entah sejak kapan menjadi lebih mengerikan, ia tidak peduli berapa pasang mata menatapnya heran, bahkan mencibirnya.
Yang ia pikirkan saat ini hanyalah chaerim, ia bingung pada dirinya, bagaimana ia bisa sekhawatir ini?

Spring Day 봄날 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang