[35]

9.1K 230 0
                                    

"Maa, miss you.  " badan Datin Aisyah didakap erat . Dah lama rasanya tak balik rumah mama . Mikael hanya memerhati dari belakang . Setelah pelukan tersebut terlerai , laju kakinya merapati ibu mertuanya untuk bersalam. 

"Mama , sihat ? " soal Mikael , ramah .

"Alhamdulillah, sihat . Cucu mama ni, sihat tak ? " balas Datin Aisyah sambil mengusap - usap kepala Ayrin .

"Sihat tok ma " Ayrin tersengih manja. Suka betul dia , bila orang manjakan dia .

"Kenapa mama tengok Mia ni makin berisi ya ? Ada apa - apa yang mama tak tahu ke ? " serkap Datin Aisyah sambil tersenyum - senyum .

"Maksud mama ? " soal Mia , bingung. Ada apa - apa apa?

"Cucu baru mama "

"Maa , mana ada la . Tak ada rezeki lagi kut" balas Mia serba salah .

"Tak apalah, mama pun tak kisah sangat . In shaa allah , ada la tu " Datin Aisyah tersenyum .

"Mikael naik la atas , rehat - rehat dulu . Kejap lagi mama panggil untuk makan malam ya ? " ujar Datin Aisyah . Mikael hanya mengangguk . Tangan Ayrin dipimpin naik bersama .

"Mia happy ? " soal Datin Aisyah . Lengan Mia ditarik , mengikutinya ke sofa .

"Alhamdulillah ma , just ––– " Mia menarik nafas dalam sebelum menyambung kata - katanya .

"––– Mia jumpa Hakimi minggu lepas ma . " dia tahu , mamanya akan mengamuk sekejap lagi. Anti betul mama dengan si Hakimi .

"What ? Dia ada cuba nak rosakkan rumah tangga Mia ke ? " soal Datin Aisyah . Amarahnya ditahan .

"Masa jumpa dekat airport . Memang dia ada ugut Mia but kali ini , dia mintak maaf ma "

"So , Mia maafkan ? After everything yang dia dah buat dekat Mia ? " soalnya lagi .

"Mama , Mia tak mampu marahkan orang lama - lama . You know me right? Mia dah lama maafkan dia just Mia trauma je dengan dia ma " 

"Mama tak boleh nak halang Mia sebab Mia already maafkan dia . But please , after this hati - hati dengan dia . " jari jemari Mia digenggam kemas .

"Ya , I will lagipun dia dah ke Dubai mama "

"Buat apa kat sana ? "

"Uruskan syarikat ayah tiri dia . Maa––– " rengek Mia . Teringin nak makan nasi arab pula rasa .

"Apaa ? " balas Datin Aisyah bingung . Kenapa ni?

"Craving nak makan nasi arab la ma " perutnya yang kempis digosok - gosok .

Bertambah bingung Datin Aisyah .

"Kamu ni betul - betul ke tak ada isi kat dalam tu ? " musykil pula rasa .

"Apa yang mama mengarut ni ? Craving biasa je ni, bukan bersebab "

"Yalah - yalah . Pergi naik rehat . Kejap lagi mama suruh Mak Som buat "

Mia tersengih manja . Dahi mamanya dikucup sekilas sebelum memanjat tangga ke biliknya .

******

Hakimi menghempas kasar tubuhnya ke katil . Baru seminggu disini , dirinya benar - benar terlalu sibuk menguruskan urusan - urusan di pejabat . Hatinya terasa kosong . Mindanya lapang buat seketika .

Hatinya tertutup untuk mencintai mana - mana perempuan di sini . Bukan tidak cantik tetapi entahlah , dia tidak terpaut dengan gadis - gadis tersebut .

Lapang hatinya kerana Mia sudi memaafkan dirinya . Cita - citanya untuk memiliki Mia sudah lama diusir jauh - jauh .
Mungkin jodohnya bukan bersama Mia,  dan dia harus redha.

"ady " badannya segera menegak apabila mendengar suara pelat memanggilnya . Langkah Rifqi yang berjalan terkedek - kedek diperhatinya.

Cepat betul besar anak daddy ni , desisnya .

Tubuh Rifqi didakapnya . Bayi inilah yang memberi kesedaran kepadanya .

"Indu ady " tangan kecil Rifqi bermain disekitar wajah Hakimi .

"Bukan indu , tapi rindu , Rifqi " Hakimi membetulkan sebutan pelat Rifqi . Rifqi tertawa . Entah faham ke tidak , dia juga belum pasti .

"Nenek mana ? " soalnya . Rifqi diribanya . Rambut Rifqi diusap - usap lembut .

"Apur " kepala dilentokkan ke dada Hakimi. 
"Rifqi, dah makan ? "

Rifqi mengangguk . "Ady , um main " ujarnya pelat. 

"Okey , kejap lagi daddy pergi ya . Daddy nak mandi , busuk "

Rifqi ketawa . Hensem betul anak daddy ni . Laju kaki Rifqi ke bilik permainannya .

Hakimi tersenyum . Lapang hatinya dapat membesarkan Rifqi dengan baik . Teringat ketika dia terjumpa bayi ditepi keretanya . Pada mulanya memang kalut , tak pernah seumur hidupnya mengasuh bayi . Terpaksa dia bertanya uncle google . Lucu betul . Ragu - ragu dirinya untuk membawa Rifqi pulang ke rumahnya .

Alhamdulillah , banyak yang dapat dia insafi apabila membawa Rifqi bersama . Rifqi seperti nyawanya . Isyraf Rifqi , terlalu bermakna didalam hidupnya walaupun dirinya tidak mengetahui asal usul Rifqi .

Isyraf Rifqi tetap anak daddy walau apapun yang terjadi. 

                                   **

" sial kau Mikael ! " jerit Ilya untuk melepaskan geram yang terpaku didada . Dirinya makin sukar untuk bertemu dengan Mikael . Rambutnya dikusutkan .

"Apa nak jadi pun jadilah, Mikael Anaqi tetap akan jadi milik aku " Ilya ketawa . Sudah lama dirinya mencuba untuk mendekati Mikael tetapi Mikael buat tidak endah sahaja.

Iphone digapai kasar . Nombor seseorang didail .

"Aku nak kau, hapuskan dia . Cepat kau buat, 100k cepat jadi milik kau . " panggilan dimatikan . Bibirnya tersenyum sinis.

Kau ingat kau boleh lari Mikael ? Ni Ilya la . Ilham pun aku boleh hapuskan kerana halang aku untuk dapatkan kau, inikan isteri kau?

Huh.

Just wait Mikael.

Jodoh Pilihan Mama ! ✔Where stories live. Discover now