[40]

11.5K 363 8
                                    

"Abang " panggil Mia , tangannya lincah meratakan krim diseluruh wajahnya . Mikael dilihat melalui pantulah cermin .

"Iya sayang " jawab Mikael , jarinya tidak lepas men'scroll' Instagram . Setelah bosan , skrin telefon ditutupnya .

"Mia nak tanya boleh ? " Mikael yang berada diatas katil dirapatinya . Aku kena tahu malam ni jugak .

"Sebelum ni , kalau sayang nak tanya ada abang tak kasi ke ? " usik Mikael . Pinggang Mia dipeluknya .

"Ish , suka main - main tau " Mia mencebir bibir . Bibir Mikael ditariknya . Bibir ni yang selalu menggoda .

"Okey - okey . Tanyalah " bibirnya menggigit lembut jari telunjuk Mia . Geram kita .

"About Ayrin " ujar Mia , perlahan . Dirinya benar - benar ingin tahu tentang Ayrin .

"Kenapa dengan Ayrin ? " soal Mikael kembali . Kurang mengerti dengan kata - kata Mia .

"Kenapa nama Ayrin , Ayrin Maisarah Binti Ilham Iris ? Bukan berbinti kan nama abang ? Mikael Anaqi ? " soal Mia , dengan satu nafas . Takut - takut juga dirinya bertanya .

"Ayrin not my daughter . Ayrin bukan darah daging , abang . Ayrin anak kawan abang . " Mikael mengeluh . Mia berhak untuk tahu tentang ini .

"Kenapa abang kena jaga Ayrin ? Mana kawan abang ? "

"Kawan abang meninggal ketika on the way datang hospital . Mummy and daddy Ayrin meninggal serentak . That time, Ellyn , mummy Ayrin in labour room , bertarung nyawa lahirkan Ayrin . Masa tu , abang sorang je diorang ada . Before Ellyn meninggal, nurse suruh abang masuk labour room sebab Ellyn nak jumpa abang . Abang masa tu betul - betul tak tahu apa - apa . Ellyn amanahkan abang jaga baby dia kalau jadi apa - apa .

After abang keluar je dari labour room , doctor and that time tu jugak abang dapat call yang Ilham dah meninggal di tempat kejadian . Abang betul - betul terkejut . Doctor jumpa abang , dia cakap benda yang sama juga . Abang rasa macam –– "

"Abang , sorry . Mia tak tahu sampai macam ni sekali ujian yang Allah bagi dekat abang ." Mia memeluk erat Mikael yang teresak - esak menangis . Mungkin dulu Ellyn dan Ilham banyak menolong suaminya .

"Sebab itulah, abang tak nak kehilangan Ayrin . Bila Ilya datang , abang rasa tak tenteram . Abang sayang sangat dengan Ayrin . Dialah penguat abang masa dekat London . Jatuh bangun abang, Ayrin je yang ada . Ibu , ayah orang susah . Abang sorang je diorang harapkan . " air matanya yang jatuh, dilap . Betul - betul sebak bila mengingatkan kembali dirinya dulu .

"Mama dan papa Mia lah yang tolong abang bangunkan syarikat , sehingga abang boleh uruskan sendiri . Sebab itulah, masa mama pinang abang untuk kahwin dengan anak dia , abang terus iyakan . Besar jasa papa dan mama kepada abang . And I'am very lucky man because I have you . " dahi Mia dikucupnya . Lega rasanya kerana akhirnya dirinya dapat memberitahu siapa Ayrin kepada Mia .

"Abang , Mia yang patut bersyukur sebab dapat abang . You're very strong man , besarkan Ayrin sorang diri sehingga Ayrin jadi anak yang bijak dan  solehah " tangannya Mia kucup. Bahagia rasanya . Jika boleh, dia tidak mahu berginjak . Biar mereka berada seperti ini,  bahagia yang mereka cari selama ini . Terima kasih , ya Allah .

"Abang nak –––" tangan Mikael mengusap perut Mia yang agak kempis, sebelum menyambung kata - katanya.

"––– bakal anak kita juga jadi kuat macam kita . Solehah macam kakaknya, Ayrin . " Mikael tersenyum nipis . Bila agaknya anak papa ni nak hadir ya ?

Mia tersenyum seraya memegang erat tangan suaminya . "Abang lah syurga Mia dunia akhirat . Abang hadiah yang paling terindah bagi Mia, kalau boleh Mia nak balik rumah mama , say to her thank you very much because choose you to me. The best man ever "

Mikael hanya tersenyum. Saat ini , dia rasakan masa berhenti buat seketika . Seperti hanya ada dia dan Mia . Bahagia tak terluah . Segalanya kurniaan Allah , betul lah kata orang tua - tua , kita tak selalunya berada diatas . Dulu dia rasakan tidak adil kerana dia sukar mengecapi rasa bahagia . Dengan berkat kesabarannya , segala yang dia impikan menjadi nyata . Mempunyai  bidadari yang sempurna mendampingnya hari - hari yang akan mendatang .

"Lepasni kita sama - sama tempuhi setiap dugaan bersama ya , Mia tak nak abang rahsiakan apa - apa dari Mia. Begitu juga dengan Mia , I will tell you everthing . Tak ada rahsia pun antara kita ya ? " jari kecilnya dihulur . Mikael mengangguk seraya menyatukan jari mereka .

"Promise ? " soal Mia .

"In shaa allah " balas Mikael perlahan . Kepala Mia diusapnya . Kasih sayangnya kepada wanita ini berlimpah ruah .

"Kenapa Mia tengok abang ni kan, macam baby muka lepas nangis ya ? " celoteh Mia . Wajah Mikael dibelek - beleknya . Comel betul ! Pipi merah - merah gitu . Bibir pink  , macam Ayrin . Geram nak ––

Cup ! Mikael mencium bibirnya pantas .

"Mulut ni, ada je idea nak cakap . Kalau nak tahu , abang ni handsome , kacak . Kalau tak , tak adanya sayang tidur sampai sebut - sebut nama abang " Mikael mengangkat bakulnya sendiri . Kalau bukan kita , siapa lagi nak puji ? Diri sendiri je mampu .

"Mulut nikan , perasan dia uiiiii, kalah Sajat . Sajat pun tak mengaku dia hensem . Malah nak jadi cantik . Ni abang , bibir pink . Macam perempuan . Apa class ? " Mia mengangkat kening seraya menarik lembut bibir Mikael sebelum menarik selimut menutupi seluruh badannya . Lebih baik selamatkan diri sebelum Mikael jadi ulat bulu !

"Pandai puji Sajat ye , sayang sekarang ni ? Ada affair dengan dia eh ? " soal Mikael dengan nada cemburu . Dengan pondan pun nak dengki ke ? Tetap lelaki asalnya ! Tangannya menarik selimut sehingga ke bawah . Wajah Mia tersengih - sengih .

Pantang betul Mikael ni bila sebut nama lelaki lain !

×××

Hye guyss! 🤗

Tq very very much to all voters and comment.

Oh ya, Epilog menyusul nanti but,

60voters untuk unlock part tersebut.

Kenapa kena ada target vote?

Sy bukan nk membatak or something else but, readers tak muncul 😐 semua silent readers 😫

.

So, jasa  vote anda amatlah dihargai oleh sya!

Tq guys!

Jodoh Pilihan Mama ! ✔Where stories live. Discover now