[36]

9.4K 240 2
                                    

"Ilya ? " rungut Mikael perlahan . Dia ni lagi , memang adik si arwah Ilham memang macam ni ke ?

"Yes me , kenapa ? Dah lupa ? " soal Ilya , sinis . Misinya belum tercapai , selagi itulah dia akan terus menerus berjumpa dengan Mikael .

"Kau nak apa lagi ? " soal Mikael tanpa menjawab soalan dari Ilya . Wajah dibekukan .

Ilya menghampiri Mikael . Dadanya dirapatkan dengan Mikael . Sebelum Mikael menolaknya kasar , laju dirinya membisik rapat ditelinga Mikael .

"Nak hati you la . And get ready untuk ceraikan isteri you "

Mikael mendengus . Anak matanya menghantar Ilya pergi . Nampaknya Ilya semakin berani .

Pengawal peribadinya yang memerhatinya dari jauh , segera dipanggil .

"Aku nak kau upah orang untuk siasat , apa agenda Ilya kali ini. Lusa aku nak tahu , semua perkara tu settle . " arah Mikael . Pengawal peribadinya mengangguk . Mudah sangat !

                                   ***

Wajah Mia yang sedang lena tidur itu ditenungnya. Rambut yang menutupi wajah tersebut , diselitkan ke telinga Mia .

'I miss you, so bad sayang ' desis Mikael sendiri .

Bibir dilabuhkan didahi Mia seketika . Kenapa abang tengok sayang makin tembam ? Atau ––– . Tangannya turun mengusap perut kempis Mia .

Sayang pregnant ? Perubahan Mia tidak terlalu ketara tetapi dapat diketahuinya .

"Abang ––– " rengek Mia apabila terasa tangan mengusap perutnya .

"Dah balik ? " sambungnya .

"Ya , sayang. Abang kacau sayang tidur ke ? " soal Mikael , serba salah . Kesian Mia .

"Tak , sorry sebab Mia ––– "

"Its okey . Lagipun sayang mesti penat jaga Ayrin . Lain kali tak payah tunggu abang ya"  kepala Mia diusap - usapnya . Agak panas tetapi tidak terlalu ketara .

"Sayang okey ? " tangan Mia tidak lepas mengurut kepalanya sendiri .

"Pening sikit "

"Biar abang urut ya ? Badan sayang panas ni . Dah makan ubat ? " soal Mikael , risau . Tangannya mengurut lembut tepi kepala Mia .

"Sikit je . Tak payah kut " balas Mia perlahan . Tak larat sangat . Biarpun kerja dirumah dibuat oleh bibik.

"Sikit sayang cakap ? Saya––" terhenti Mikael dari membebel apabila melihat Mia laju berlari ke tandas memuntahkan isi perut . Laju dirinya berlari melihat keadaan Mia .

"Sayang okey ? " belakang badan Mia diurut - urutnya . Ya allah , Mia kenapa ?

"Okey " balas Mia , acuh tidak acuh . Pahit sangat rasa dilidah .

"Jom ke klinik "

"Tak payahlah abang. Already late ni. Malam sangat dah ni " kepala diletakkan kembali ke atas batal . Mata ditutup . Perit betul .

"Betul ni ? " soal Mikael inginkan kepastian . Risau betul .

"Ya , abang . Ya "

"Sayang sejak bila lagi muntah - muntah macam ni ? " soalnya lagi .

"Tengah hari "

"So, sayang dah makan ke belum ni ? "

"Belum , tak ada selera . Asyik muntah - muntah je "

"No, jom pergi makan . Nanti perut sayang masuk angin " tegas Mikael .

"Boleh , tapi one condition " mata dibuka . Bibirnya tersengih .

"Just tell me . " balas Mikael tanpa ragu - ragu .

"Sayang rasa macam nak makan ––– "

Okey , mengidam Mia dah datang ! . Mikael tersenyum kelat .

"Makan nasi goreng cina " ujarnya . Mata bersinar - sinar . Mesti sedap ni !

"Jom, kita pergi beli " tangan Mia ditarik . Mia tidak memberi respon. Kening diangkat . Kenapa ni ?

"Nak abang masak ! " ujarnya lagi, teruja .

"Hah? " seriusly ? Nak tak nak , Mikael terpaksa buat demi isteri tercinta .

"Abang yang masak " ulang Mia . Mikael menelan liur . Fuh , sabar Mikael , sabar . Sayang isterikan ?

"Okey –– but , "

"Sayang duduk sini . Tunggu abang bawa naik atas " arah Mikael . Mia menepuk - nepuk tangan , teruja . Kepala dianggukkan,

Kaki diatur turun dari katil . Iphone X nya tidak lupa untuk bawa turun sekali . Kalau tak bawa , nak tanya siapa ? Mikael cuba untuk isteri tercinta ! Nekadnya .

"Mission started ! "

                                   ***

"Jaga Rafiq baik - baik ya. " pesan Puan Wahida kepada Hakimi . Badan cucunya dipeluk erat .

"In shaa allah ibu. Kimi akan jaga anak Kimi ni elok - elok , lagipun Kimi pergi tiga hari je . Bukan lama . " Rafiq diambil dari dukung ibunya . Tangan ibunya disalam . Ayahnya hanya tersenyum .

"Ayah , tolong tengok - tengokkan sekejap ya syarikat masa Kimi tak ada . " tangan tua milik ayahnya disalam .

"Kimi tak payah kisah sangat pasal syarikat ni . Yang penting sekarang ni , jaga cucu ayah ni elok - elok . " pipi Rafia dicubit lembut .

"In shaa allah . Kimi masuk dulu ya " pamit Hakimi . Risau jika ketinggalan flight .

"Okey . Bye  " ujar ibu bapanya serentak sambil melambai - lambai . Rafiq tersengih sambil membalas lambaian nenek dan atuknya .

Jodoh Pilihan Mama ! ✔Where stories live. Discover now