#1 in Words August 2018
#11 in Non-Fiction on 1 January 2018
#12 in Non-Fiction on 27 January 2018
#4 in Poems on 5 June 2018
This work was started on 15 December 2017.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About Friendship and Rumors
This morning I received a call from a friend, so I think he was. He said he just wanted to make sure these rumors he heard about me were true. He said instead of hearing them through whispering voices, he thought it would be best for him to hear it directly from me – whether this and that were true. I commended him for that, for asking me straight in the face, instead of picking pieces of gossips from the street.
He sounded alarmed and a slight hint of anger echoed through the phone and started to relate to me his concerns – the horrible things he had heard about me. I asked him: "How long have you known me?" He answered," close to a dozen years, I believe." I asked him again: "in all these years you have known, have you ever found the rumors you just heard along track record of my history?" He answered : "Surely, no."
Instead of answering him directly, I tickled him with a question: "Say they were true, would it make me less of a friend to you? What would you do then? Would you pick the ax?" I continued: "Say they were true, don't you think I have reasons for doing them? Would you still have stood by me if these rumors had been facts indeed?"
Our conversation went on for quite some time. But at the end, I was left with some thoughts hanging. There were a number of friends in life who for some reasons had been separated from me because of facts and gossips, whatever – friends who chose to get close to me and later chose to depart from me. When we met again unplanned, there was always a sense of tension left hanging amidst the forced smiles and nods for there was already a gap of far and wide that separated us two.
This morning, I was bothered by this question I was unable to answer: "What ever happened to that old verse from a poem by Joseph Parry that said: 'Friendships that have stood the test, time and change, are surely best, brow may wrinkle, hair grow gray, friendship never knows decay' "
Pagi ini aku menerima telepon dari seorang teman, ya teman – aku rasa begitu. Dia bilang dia hanya ingin memastikan desas-desus yang dia dengar tentang aku itu benar adanya. Dia mengatakan alih-alih mendengar mereka melalui suara-suara berbisik, dia pikir akan lebih baik baginya untuk mendengarnya langsung dari aku - apakah ini dan itu benar adanya? Aku memujinya karena langsung bertanya kepada aku, alih-alih memetik sepotong-sepotong gosip dari jalanan. Dia terdengar cemas dan sedikit amarah bergemuruh melalui telepon dan mulai menceritakan keprihatinannya - hal mengerikan yang dia dengar tentang aku. Aku bertanya kepadanya: "Sudah berapa lama kamu mengenal aku?" Dia menjawab, "Hampir selusin tahun, aku kira." Aku bertanya lagi: "Selama bertahun-tahun ini kamu mengenal aku, pernahkah kamu menemukan desas-desus yang kamu dengar terbukti di sepanjang rekam jejak sejarah pertemanan kita? "Dia menjawab:" Pastinya, tidak."
Alih-alih menjawabnya secara langsung, aku menggelitiknya dengan sebuah pertanyaan: "Katakanlah rumor itu benar, apakah itu membuat nilai pertemanan kita berkurang? Apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan mengambil kapaknya dan menghujamnya ke aku?" Aku melanjutkan," Katakanlah rumor itu benar, bukankah kamu akan berpikir bahwa aku punya alasan tertentu untuk melakukannya? Apakah kamu masih harus berdiri bersama-sama aku jika rumor itu benar? "
Percakapan kami berlangsung cukup lama. Tapi pada akhirnya, ada dengan beberapa pikiran yang menggantung. Ada sejumlah teman dalam hidup yang karena beberapa alasan telah terpisah dari aku karena fakta dan gosip, apapun - teman yang memilih untuk mendekati aku dan kemudian memilih untuk pergi dari aku. Ketika kami bertemu lagi tidak terencana, selalu ada rasa ketegangan yang tertinggal di tengah senyum paksa dan anggukan karena sudah ada celah yang jauh dan lebar yang memisahkan kami berdua.
Pagi ini, aku terganggu oleh pertanyaan yang menggelitik yang tak dapat kujawab :"Bukankah benar syair tua dari sebuah puisi yang ditulis oleh Joseph Parry yang berbunyi :'Persahabatan yang telah teruji, melewati waktu dan perubahan, pastilah yang terbaik, dahi mungkin mengkerut, rambut berubah memutih, tapi persahabatan tidak pernah mengalami pembusukan.'"