Imprisoning Myself
The thought crossed my mind plenty of times. I was thinking I would be happier than I had been if I were open about who I was, what I was all about, my thoughts, desires and dreams. All this while, my real identity was cooped in a cage of pretension. For you see, I tried to please you and others. I was afraid to show you who I was, because if I showed you who I was, I thought you would not like me the way I was. So, I imprisoned myself in a cage.
At times, I was thinking to show you who I was, to let you see my true colors, to parade my heart out in public. I thought by doing that I would be happier; at least, I would no longer be caged in. I really hoped for the best of me and the real me to be let free. But I met people like us : like you and me, who harassed people who were not like us - people who were different in one way or another from us. So, I changed my mind and stopped my transformation and here I am today, I am still far less from being happier, because my true self is still caged in.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Memenjarakan Diriku Sendiri
Pikiran itu sering melintas dalam benakku. Aku berpikir bahwa aku akan lebih bahagia daripada sebelumnya jika aku terbuka tentang siapa diriku adanya, pemikiran-pemikiranku, keinginan dan impianku. Selama ini, identitas sejatiku terkurung dalam sangkar ke-pura-pura-an. Kamu tahu kenapa? Karena aku mencoba untuk menyenangkan hatimu dan hati orang lain. Aku takut menunjukkan diriku yang sejati, karena jika aku menunjukkan siapa diriku sebenarnya, aku pikir kamu tidak akan menyukai apa adanya aku. Jadi, aku memenjarakan diriku di dalam sangkar.
Kadang aku berpikir untuk memperlihatkan kepadamu diriku yang sebenarnya, membiarkan kamu menyaksikan warna sejatiku, mempawai hatiku di depan umum. Aku berpikir dengan melakukan itu akan lebih bahagia; setidaknya aku tidak lagi terkurung. Aku benar-benar berharap agar yang terbaik dari diriku dan aku yang sejati dapat bebas merdeka. Tapi aku bertemu orang-orang seperti kita: seperti kau dan aku, yang melecehkan orang-orang yang tidak sama dengan kita - orang-orang yang memiliki perbedaan dalam satu atau dua hal dari kita. Jadi, aku merubah pikiranku dan menghentikan transformasi yang semestinya aku alami dan ini aku hari ini, masih jauh dari berbahagia, karena diriku yang sejati masih terkurung dalam sangkar ke-pura-puraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Words of Wisdom / Kata-kata Bijak
Nonfiksi#1 in Words August 2018 #11 in Non-Fiction on 1 January 2018 #12 in Non-Fiction on 27 January 2018 #4 in Poems on 5 June 2018 This work was started on 15 December 2017. ...