#1 in Words August 2018
#11 in Non-Fiction on 1 January 2018
#12 in Non-Fiction on 27 January 2018
#4 in Poems on 5 June 2018
This work was started on 15 December 2017.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Perfection of Truth
Truth is not opinion. It does not rise because of emotion, neither does it come about from speculation. It is not your point of view or mine. It is not pure fancy that lingers in our thoughts. It was, it is and it will always be the same - true. It is accurate across times and cultures. It is authentic and can be recognized amongst the imitations. It is legitimate in its own right. It is unvarnished even though it is used for self purposes.
Truth is absolute. It stands out in its singleness; it does not branch out. It sails alone in the sea of relativity. It is a lone rider in the land of falsehood. It is an only anti-dote for the hungry soul. It is perfect in itself – nothing can debunk it; nothing can bring it down. It is and will always be raised on a flag of conscience and swayed on a pole of awareness. It is victorious at all places and sweeps to all direction. That is the perfection of truth.
Kebenaran bukanlah sebuah pendapat. Ia tidak muncul karena emosi, ia ada bukan dari spekulasi. Ia bukan sudut pandang Anda atau saya. Ia bukan angan-angan sementara yang melintas dalam pikiran kita. Ia dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya, tetap sama, dan benar. Ia akurat sepanjang waktu dan ia melintas semua budaya. Ia otentik dan dapat dikenali di antara tiruan. Ia sah dalam dirinya sendiri. Ia bukan palsu meskipun sering digunakan untuk kepentingan diri sendiri.
Kebenaran adalah mutlak. Ia menonjol dalam kesatuannya, ia tidak bercabang-cabang. Ia berlayar sendiri di lautan relativitas. Ia adalah pengendara tunggal di negeri kepalsuan. Ia adalah obat penawar satu-satu-nya bagi jiwa yang haus. Ia sempurna dalam dirinya sendiri - tidak ada yang dapat menghilangkannya; tidak ada pula yang dapat menjatuhkannya. Ia selalu dan akan selalu dinaikkan tinggi di bendera hati nurani dan dikibarkan di tiang kesadaran. Ia berjaya di semua penjuru, bertiup ke segala mata angin. Itulah kesempurnaan kebenaran.
