Yang semerbak, ternyata bukan hanya bunga.
Tapi juga hatimu...
Dan hanya aku yang boleh jadi kumbangnya.
Dan hanya kamu dan kuncup-kuncup bungamu yang boleh ada di tamanku.
(Adam Al-Fatih)♡♡♡
Sebelah alis Hassan terangkat, melihat lelaki berkoper di depannya celingukan. "Nyari siapa sih?
"Sendirian?"
"Emang kudu gitu bawa pasukan? Lagian manja banget sih, balik aja pake minta jemput. Gajimu nggak cukup buat bayar taksi online?" gerutu Hassan, tapi sebelah tangannya turut membantu menyeret koper.
"Nggak boleh boros. Selama ada yang gratis."
Hassan mendelik. "Wah. Durhaka kau, Bung. Takku restui tahu rasa."
Adam mengangkat bahu, "Udah nikah ini." Tangan Adam bergerak merogoh saku jaketnya, mengambil dan mengaktifkan ponselnya. Masih tak ada tanda-tanda nongolnya chat atau sms dari Shafa. "Eh, eh. Kemana sih?" hadangnya, melihat Hassan yang akan berbelok ke salah satu resto di bandara.
"Makanlah...."
"Kok pake acara makan segala?"
"Siapa suruh ambil flight malem terus minta jemput di jam-jam dinner. Ya laper lah saya."
"Kenapa nggak ngajak Shafa?"
Hassan mengernyit, ini apa hubungannya antara Shafa dengan makan malam(?) "Nggak enak badan."
Adam bergerak cepat menyeret kopernya. "Dinnernya kita pending lain kali. Aku yang traktir."
Hassan melongo. Lalu berjalan cepat jua menyusul.
♡♡♡
Membayangkan Shafa terbaring sakit membuat Adam ngilu. Rupanya, sahutan sambil lalu Hassan yang mengatakan Shafa tak enak badan telah berkembang sedemikian berlebihan di pikirannya.
Pantaslah bila kemudian dada Adam mencelos lega ketika Shafa masih kuat berdiri di depannya, menyambut kedatangannya.
"Lho? Kok? Katanya ambil flight besok Subuh, Mas?"
Masa bodoh dengan keheranan Shafa. Tangan Adam justru terjulur ke dahi wanita bergamis katun itu. "Kamu... Nggak papa kan?"
Shafa mengernyit aneh. "Ha? Emang aku kenapa?"
Dengan berdehem dan menahan tawa, Hassan berlalu menyeret koper. Wajahnya memerah menawah tawa.
Merasa dikerjai, Adam melirik sengit. "Nggak papa... Anak-anak mana?"
"Udah tidur, nggak lama setelah makan malam."
Adam mengangguki. "Aku liat mereka dulu...."
"Iya..." Melihat Adam akan beranjak, Shafa menghadang lagi, "Oiya. Emmm... Mas udah makan?"
Adam menggeleng.
"Emm. Aku bikinin nasi goreng nggak papa?"
"He'ehm...."
♡♡♡
Shafa hampir mematung takjub, pada lelaki yang baru dua hari tak ditemuinya tapi bisa berlipat ketampanannya, apalagi saat menyisir rambutnya yang basah. Sebuah handuk kecil tersampir dipundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE
Spiritual#1 Inspiratif (08-08-2018) ...... Dalam takaranku, kami bahagia... Delapan tahun menikahinya dengan dianugerahi dua orang buah hati yang lucu membuatku merasa sempurna. Bagiku, aku telah memenuhi hak kedua buah hatiku, yakni menjadikan mereka terla...