25 "Sayang Rania"

491 16 0
                                    

“Rania........” teriak kiki heboh menghampiri Rania sembari berlari.
      
“Ada apa sih?” tanya Rania heran.
      
Kiki mengatur detak jantungnya yang berantakan karena habis berlari. “Kak Revien...Kak Revien.....” ucap kiki tersenggal-senggal.
       
“Ada apa dengan kak Revien?”
       
“Kak Revien sama kak Dafa berantem di gudang belakang sekolah” tutur Kiki menjelaskan disambut kehebohan para siswa yang mendengarkan ucapannya.
       
“kamu serius?” tanya Rania tidak percaya.
       
“Masa iya gue bohong”
       
Rania dan Andien segera berlari keluar kelas menuju gudang belakang sekolah tanpa memperdulikan kelanjutan cerita kiki.
       
Rania dan Andien terus berlari menyusuri koridor diikuti oleh teman-teman yang lainnya yang juga penasaran dengan apa yang tengah terjadi pada sang idola sekolah itu.
       
Di depan gudang banyak sekali siswa-siswi yang berkumpul disana, rupanya perkelahian itu sudah selesai karena pak Tomo selaku guru BK sudah melerainya, kini Revien dan Dafa dibawa pak Tomo ke ruangannya.
      
Rania tertegun melihat wajah lembam Revien dan Dafa, “Apa yang terjadi dengan mereka?” batin Rania bertanya.

*****
   
Rania berdiri di koridor kelas 11 menghadap lapangan upacara, disana lah dimana Revien dan Dafa sedang mendapatkan hukuman yaitu lari keliling lapangan, entah sejak kapan mereka berlarian disana yang pasti mereka sudah berlari cukup lama terbukti dengan tubuh mereka yang berkeringat sangat banyak.
      
Setelah bell istirahat berbunyi Rania memutuskan untuk melihat keadaan Revien dan Dafa dilapangan, setelah sebelumnya salah satu teman Rania memberitahukan jika Revien dan Dafa dihukum keliling lapangan.
      
Setelah Kartika berubah, keadaan koridor kelas 11 sudah tidak menyeramkan lagi bagi siswa-siswi kelas 10 sehingga mereka dapat lebih leluasa melintasi koridor termasuk Rania.
       
“Kak Dafa gak pernah cerita apapun jika dia punya masalah, mereka kenapa sih?” batin Rania terus bertanya pada dirinya sendiri, sejak Rania tahu Revien dan Dafa bertengkar, Rania terus mencoba mencari tahu pada siswa-siswi yang lain, tapi tak ada satupun yang tahu penyebabnya, Rania juga sudah mencoba mencari tahu lewat Ridho dengan mengirimkan pesan di whatsApp, tapi Ridho tak kunjung membaca pesannya.
       
“Lo gak nyangka ya, mereka kayak gitu” ujar Kartika tiba-tiba mengagetkan Rania.
       
“Kak Kartika”. Rania tersenyum tipis untuk memberi penghormatan pada kakak kelasnya itu lalu kembali memandang Revien dan Dafa yang masih berlarian keliling lapangan.
       
“Gue juga gak nyangka, gue kenal mereka lama sejak SMP, baru kali ini gue liat mereka berantem”. tutur Kartika menjelaskan sosok kedua pemuda yang tengah dihukum itu.
      
“Mereka belum pernah berantem seperti ini?” tanya Rania mencoba mencari tahu.
      
“Mereka tuh bukan tipe cowok yang suka berantem saat menghadapi masalah, gue juga gak ngerti kenapa mereka bisa berantem sampai saling pukul kayak gitu, mungkin masalah kali ini sangat rumit untuk mereka” Ujar Kartika mengira karena kemungkinan yang paling mendekati adalah itu.
       
“Jadi kakak gak tau penyebab mereka berantem?”. Tanya Rania dengan nada kecewa.
      
“Gue gak tau, maka dari itu gue kaget pas tau mereka berantem”. Jawab Kartika apa adanya karena Kartika sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada Revien dan Dafa saat ini.
      
“Ada apa ya?” batin Rania bertanya pada dirinya sendiri mencoba untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaannya itu.
       
“Gue tinggal ya” ujar kartika mengakhiri lalu melangkah pergi meninggalkan Rania sendiri.

*****
      
Dafa merebahkan tubuhnya di lantai koridor kelas sebelas setelah menyelesaikan hukumannya, detak jantungnya masih tidak stabil karena telah berlarian cukup lama mengelilingi lapangan, sedangkan Revien memilih pergi menjauh dari daerah lapangan.
      
“Nih, buat kakak” ujar Rania sembari menyerahkan sebotol air mineral yang baru saja ia beli di koperasi sekolah.
       
Mendengar suara Rania Dafa segera bangkit dari posisinya dan merubahnya ke posisi duduk, Dafa melempar senyum pada gadis dihadapannya untuk menunjukan jika ia sedang baik-baik saja.
       
Dafa meraih botol minuman dari tangan Rania setelah Rania ikut duduk disebelah Dafa. Dengan cepat Dafa meneguk minumannya hingga tak selang lama air dibotol itu tinggal setengah.
       
“Apa yang hari ini aku lihat? Kakak berantem?” tanya Rania seakan pura-pura tidak tahu. Sebenarnya Rania kecewa mengetahui Dafa berkelahi dengan Revien, tapi Rania tidak bisa marah karena dia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi dengan kedua idola sekolah itu.
       
Dafa tidak menjawab, ia hanya diam memandang sebuah pohon palem yang berada tak jauh dihadapan nya.
       
“Katanya sahabat, orang bilang dashing boys itu kumpulan cowok-cowok keren yang baik hati dan anti cari ribut, tapi apa tadi?, kakak berantem sama kak Revien sampai bonyok kayak gini” tutur Rania sambil menekan luka lembab dipipi Dafa membuat Dafa meringis seketika.
       
“Aw...”.
       
“Makannya jangan sok jagoan” ledek Rania dengan nada sedikit pura-pura kesal.
       
“Maaf” singkat Dafa dengan ekspresi memelas membuat Rania menganggakat alisnya tidak mengerti.
       
“Untuk apa?”
       
“Karena udah ngecewain kamu” jawab Dafa terus terang. Selama ini Dafa hanya ingin membuat Rania senang dengan setiap perlakuannya, tapi kali ini karena kebodohannya  sendiri Dafa telah membuat Rania kecewa.
       
“Jelasin, kenapa kakak sampai berantem seperti itu sama kak Revien?” tanya Rania seakan mengintograsi. Pertanyaan inilah yang sedari tadi mengganjal pikirannya, Rania hanya ingin tahu apa penyebab Dafa sampai berkelahi dengan Revien yang tak lain adalah sahabat Dafa sendiri.
       
“Biasa, namanya sahabat pasti masalah ada aja kan?” ujar Dafa berbohong. “Maafin aku Ran, aku gak mungkin cerita ini semua, aku gak mau kamu terluka Ran” batin Dafa merasa bersalah.
       
“Sampai pukul-pukulan gitu kakak bilang biasa?” ucap Rania menggeleng tidak mengerti dengan pemuda dihadapannya.
       
“Kan namanya juga cowok, berantem sedikit gak masalah kan?” timbal Dafa mencoba memberi pengertian, tapi tetap saja Rania tidak percaya dengan ucapan Dafa.
       
Rania memanyunkan bibirnya karena kesal Dafa tidak mau terus terang padanya, padahal selama ini Rania dan Dafa cukup dekat. “Apa yang kak Dafa sembunyikan dariku?” tanya Rania lagi dengan tatapan sendu.
       
Dafa tersenyum tipis lalu mengelus pelan rambut Rania dengan lembut. “Kenapa aku harus menyembunyikan sesuatu dari kamu, percaya aku dan Revien baik-baik saja”.
       
Rania tersenyum sembari menganggukan kepalanya pura-pura mengerti maksud Dafa, padahal Rania masih tidak percaya dengan ucapan Dafa dan menyakini jika Dafa sedang berbohong padanya.
       
“Ayo ikut” ajak Rania setelah bangkit dari posisi duduknya.
      
“Kemana?”
      
“Ke UKS, muka kakak jelek kalau gak diobati” Ujar Rania dengan sedikit humor dibalas senyuman tipis Dafa.

Stay Friends [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang