Tok...tok....
"Iya sebentar" teriak Hana pada seorang yang mengetuk pintu rumahnya.
Bergegas Hana membuka pintu rumahnya dan menemukan Andien yang tengah berdiri tegak dihadapannya dengan matanya yang merah.
"Andien..." seru Hana tak percaya.
Andien langsung menangis dihapanan Hana dan memeluk Hana seketika. Rasanya Andien merasa sangat bersalah pada keluarga Hana terlebih pada Rania.
"Tante maafin Andien" ucap Andien dengan terisak.
Hana masih terpaku tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan Andien. Tapi setelah apa yang telah terjadi selama ini, Andien telah membuat Rania kecewa, Hana yakin mungkin Andien mulai menyadari kesalahannya.
"Harusnya Andien gak ngelakuin ini ke Rania, Andien minta maaf tante, Andien gak tau diri dan egois, Andien udah lupa jika tante dan Rania selama ini telah banyak membantu Andien, maafin Andien...maafin Andien..." Andien terus menagis di pelukan Hana. Wanita yang saat ini dipeluknya adalah wanita hebat yang telah melakukan banyak hal untuk kehidupan keluarga Andien.
Hana mengelus pelan rambut Andien, Andien selama ini telah ia anggap seperti anaknya sendiri, Hana pun tak sanggup menahan air matanya agar tidak jatuh dipipinya.
"Tante dan Rania sudah maafin kamu kok, tante seneng kalau kamu sudah mengerti" tutur Hana perlahan.
Tangis Andien semakin pecah, rasanya Andien telah berdosa menyakiti keluarga yang baik seperti ini. Andien merasa malu pada dirinya sendiri yang telah bersikap keras dan egois.
"Andien" seru Rania seketika berada dibalakang punggung Hana.
Andien segara melepaskan pelukannya dari Hana. Andien menatap Rania sesaat dan melihat Rania mematung dengan tatapan bingung.
"Kamu benar Ran, kenapa aku gak mau dengerin kamu, kenapa aku gak sadar kalau kamu gak akan pernah bisa bohongin aku, kenapa aku bodoh Ran?" Ucap Andien masih terisak. "Aku mulai mengerti, alasan mengapa kamu banyak dicintai, itu karena kamu adalah wanita yang baik Ran, sedangkan aku? Tuhan sedang menghukum aku Ran" sambung Andien.
Rania sebenarnya masih belum memahami ucapan Andien, tapi Rania senang karena Andien tidak lagi membencinya. Hanya itu yang Rania harapakan.
Andien tak tahan berdiri lama dihadapan Rania segera memeluk Rania dengan sangat erat. Baik Andien maupun Rania mereka rindu pelukan itu, mereka rindu persahabatan itu, mereka rindu kehangatan kasih sayang yang dulu selalu menghiasi hari-hari mereka.
"Kak Revien jahat Ran, kenapa aku gak percaya kamu, kenapa cinta buat aku jadi bodoh kayak gini, maafin aku Ran, maafin aku...." tangis Andien semakin menjadi-jadi, air matanya mulai membasahi bahu Rania.
Rania pun tak sanggup menahan tangisnya. Rania tahu ini semua akan terjadi. Rania yang meminta Revien untuk mengakui kesalahannya, Rania yang berusaha mengakhiri semua kebohongan ini. Dan Rania senang karena semuanya telah berakhir dan persahabatannya telah kembali.
"Rasanya sakit Ran, andai aku gak egois yang mirikin perasaan kamu saat itu, andai aku gak ngebohongin kamu Ran, kenapa aku seburuk ini? Aku malu sama kamu Ran".
Rania hanya terdiam dalam tangisnya, Rania tidak tahu harus berkata apa, saat ini Rania telah lega karena Andien telah kembali padanya, meskipun Andien terluka paling tidak Andien menyadari kesalahannya.
"Maafin aku Ran, maafin aku...." ucap Andien lirih.
Rania merenggangkan pelukannya perlahan lalu menatap mata Andien. "Kamu gak perlu minta maaf kayak gini Dien, kamu datang nemuin aku aja aku udah bahagia, aku pikir aku gak akan bisa bersahabat dengan kamu lagi, aku pikir aku gak akan ngerasain pelukan kamu lagi, aku pikir kita gak akan saling bicara lagi, tapi sekarang aku senang, karena semua itu gak terjadi" tutur Rania lirih tak sanggup menahan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Friends [Selesai]
Teen Fiction#1 - berharap (3 Januari 2021) *Judul awal "Berharap" tidak ada perubahan dalam cerita maupun tokoh* Rania dan Andien adalah kedua sahabat yang selalu bersama sejak kecil, keduanya juga selalu berada di kelas yang sama, seperti takdir keduanya seola...