Rania dan Dafa turun dari mobil setelah sampai di sebuah taman kota. Rania menatap Dafa heran, Rania tak mengerti mengapa Dafa mengajaknya ketaman. Tak ada sesuatu yang bisa dikatakan istimewa di sebuah taman, karena taman itu sama seperti taman pada umumnya. Namun Rania hanya diam tanpa mau bertanya apapun.
"Ran, kamu tunggu disini ya, aku mau beli minum dulu" ujar Dafa seketika meminta izin pergi sejenak untuk membeli minum.
Rania tak banyak berpikir dan mengangguk menuruti permintaan Dafa. Setelah mendapat persetujuan, Dafa langsung pergi meninggalakan Rania.
Sambil menunggu Dafa, Rania mulai mencari bangku untuk tempatnya duduk. Setelah mendapatkan bangku yang tak jauh dari posisinya tadi Rania langsung duduk. Untuk menghilangkan rasa suntuk Rania membuka tasnya dan mengambil ponsel untuk melihat update-an terbaru teman-temannya di instagram.
"Kak!" Seru seorang gadis kecil menghentikan aktivitas Rania.
Rania menatap heran gadis kecil itu yang tengah tersenyum manis padanya. "Ada apa?" Tanya Rania.
"Kak aku boleh minta tolong gak?" Ujar gadis kecil berambut ikal itu meminta tolong.
"Iya, tolong apa?" Tanya Rania dengan ramah.
"Aku mau beli es krim di kafe depan sana, tapi aku dilarang beli sendirian, kata pelayannya harus sama orang dewasa" ucap gadis itu dengan polos memberi tahu alasannya meminta tolong.
Rania tersenyum dan mengelus pelan kepala gadis kecil itu. "Emangnya kamu sendirian aja?" Tanya Rania mencari tahu.
"Tadi ibuku sedang ke toilet, tapi aku pengen es krim itu sekarang" Jawabnya polos.
"Ya udah, ayo kakak antar". Rania bangkit dari duduknya dan mengantar gadis kecil itu untuk ke kafe yang tadi ditunjuk gadis kecil itu.
Hanya berjalan dua menit saja Rania dan gadis kecil itu sudah sampai di depan kafe, namun gadis kecil itu berhenti seketika setelah sampai didepan pintu kafe itu.
"Ayo, kok kamu berhenti?" Tanya Rania heran.
"Kak, kakak aja yang masuk aku tunggu kakak disini aja" pinta gadis kecil itu enggan masuk kedalam kafe itu.
Rania mengerutkan dahinya bingung. "Lho kenapa?, kan kamu yang mau beli es krim".
"Kak, aku takut sama pelayannya" jawab gadis kecil itu beralasan.
Rania masih tak mengerti dengan gadia kecil itu, namun Rania memilih mempercayai gadis kecil itu karena menurutnya anak kecil tak mungkin berbohong. Mungkin gadis kecil berambut ikal itu benar jika pelayannya memang tidak baik mangkanya dia tidak mau masuk kedalam kafe itu.
"Ya udah, biar kakak aja yang beliin, kamu tunggu disini ya" ujar Rania akhirnya menuruti hadis kecil itu.
Gadis kecil itu hanya tersenyum dan mengangguk. Jika bukan karena Rania kasihan dengan gadis kecil berambut ikal itu dan demi rasa kemanusiaan mungkin Rania gak akan menolongnya. Bukan apa? Tapi gadis kecil itu memang menganggu Rania hanya untuk sekedar membeli es krim saja. Namun, apa daya dia masih anak-anak dan Rania tidak mau membuatnya kecewa apalagi sampai membuat gadis kecil itu menangis.
Rania membuka pintu perlahan dan memasuki kafe itu dengan tatapan bingung. Rania mematung sejenak saat mendapati keaadaan kafe yang sangat sepi, jangankan pengunjung, karyawan kafenya pun sama sekali tak nampak disana.
"Kok sepi banget sih, ini kafe lagi jualan gak sih?" Tanya Rania pada dirinya sendiri.
Meskipun ragu Rania tetap melanjutkan langkahnya mencari sekiranya ada orang di kafe itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Friends [Selesai]
Fiksi Remaja#1 - berharap (3 Januari 2021) *Judul awal "Berharap" tidak ada perubahan dalam cerita maupun tokoh* Rania dan Andien adalah kedua sahabat yang selalu bersama sejak kecil, keduanya juga selalu berada di kelas yang sama, seperti takdir keduanya seola...