“Hai guys, dateng ke ulang tahun gue ya” Ujar Kiki saat sampai di kelas 10 IPA 3 sembari menyerahkan lembar demi lembar undangan berwarna merah muda dengan hiasan pita kepada teman-temannya yang sudah datang.
“Ciee....... yang mau ulang tahun” ucap Virna dengan lirikan manja pada Kiki.
“Kalian pada dateng ya, gue bakal sedih kalau kalian gak datang, gue jamin pesta gue bakal meriah banget, dan kalian semua pasti gak nyesel” Kiki memohon berharap teman-temannya mau datang kepesta ulang tahunnya yang menurutnya akan dilaksanakan dengan sangat meriah.
“Ok! Tenang aja aku pasti akan datang, masa iya sih temen sendiri sedang nyerayaain ulang tahun aku gak datang”. Ucap Rania berjanji.
Untuk anak muda pesta ulang tahun temannya selalu saja menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu, mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan berpesta ria bersama teman-temannya. Begitupun Rania, pesta yang jarang sekali terjadi, tidak akan mungkin dia lewatkan, apalagi yang mengadakan pesta adalah teman satu kelasnya sendiri.
“Awas aja kalau gak datang, gue pastiin orang itu bakal nyesel seumur hidup” Ujar Kiki mengancam pada teman-temannya.
“Emang lo mau ngapain sama anak yang gak bakal datang?, kalau ternyata sakit gimana?” Tanya Tomi mengira, karena ancaman Kiki terlalu berlebihan.
“Oh, kalau gitu gue do'ain lo pada biar pada sehat wal'afiat, jadi gak ada alasan gak bisa datang” Kiki menengadahkan kedua tangannya seperti sedang berdo'a.
“Kalo ada urusan keluarga gimana?” tanya Tomi lagi sekedar bergurau membuat Kiki kesal.
“Gue do'ain biar gak pada punya urusan keluarga”
“Kalo ada keluarganya yang meninggal gimana?” pertanyaan Tomi kali ini berhasil membuat Kiki naik vitam. Kiki mulai membulatkan matanya tidak suka pada sosok laki-laki menyebalkan dihadapannya. Sedangkan teman-teman Kiki yang lain terlihat tertawa mendengar percakapannya dengan Tomi.
“Sebenarnya lo mau dateng atau enggak sih?. Bilang aja kalau lo tuh males datang ke pesta gue, nyebelin” ujar Kiki marah. Bukan merasa bersalah Tomi justru tertawa melihat ekspresi kesal Kiki yang menurutnya sangat lucu kalau sedang marah. “Diem lo gak usah ketawa gak ada yang lucu” ujar kiki lagi tidak suka melihat Tomi tertawa lepas.
“Ran, kalo gitu kita ke mall yuk, shopping beli gaun cantik” ajar Virna pada Rania dengan senyum sumringah mengalihkan pandangannya dari Kiki.
“Kapan?” bukan Rania namanya kalau gak mau diajak shopping, sebagai seorang wanita shopping sudah jadi agenda bulanan yang harus di lakukan, tapi kali ini Rania dan Virna tidak akan membeli belanja bulanan melainkan pakaian yang harus mereka kenakan di perta ulang tahun Kiki.
“Pulang sekolah, bagaimana?” Ujar Virna meminta pendapat.
“Boleh”
Andien yang sedari tadi disamping Rania hanya mendengarkan tanpa ikut bersuara, kejadian dimana ia ketahuan pacaran dengan Revien oleh Virna membuat Andien sebisa mungkin tidak mengusik Virna yang sangat membencinya. Serta ucapan ibundanya kemarin masih tergiyang difikirannya, membuat Andien tidak berselera untuk bicara. Sejujurnya Andien ingin sekali cerita pada Rania tapi entah mengapa seakan mulutnya terkunci rapat hingga ia tidak berani menceritakan semuanya pada Rania.
“Andien, kamu ikut kan?” tanya Rania dengan senyum manisnya.
Andien memandang Virna sebelum menjawab pertanyaan Rania, ekspresi Virna sama sekali datar tak bermakna. Andien tahu Virna tidak akan mau jalan bersamanya. “Enggak deh, aku gak ikut, kalian aja” Ujar Andien merasa tidak enak hati pada Rania.
“Lho kenapa? Gak seru tau kalau kamu gak ikut” ujar Rania kecewa.
“Enggak pa-pa kalian aja, lagian aku gak butuh baju pesta kok” ucap Andien beralasan agar Rania tidak lagi memaksanya.
“Ya udah deh kalau gitu, tapi bener nih gak mau ikut?” tanya Rania lagi memastikan, berharap kali ini Andien akan berubah pikiran.
“Gak” singkat namun jelas. Andien yakin dia tidak akan ikut pergi bersama Rania karena saat ini Virna sahabatnya benar-benar membencinya dan mungkin muak melihat wajahnya yang sudah Virna anggap sebagai orang munafik.
Mendengar pembicaraan yang menarik dari Rania dan sahabatnya Tomi mulai ikut nimbrung, lebih tepatnya sedang cari kesempatan buat deketin Virna. “Gue boleh ikut gak, ya itung-itung kuli angkut barang deh” ujar Tomi membuat Virna membelalakkan matanya heran.
“Gak usah, gue gak mau bayar” ujar Virna asal.
“Gak usah bayar kok, buat kamu gratis, kalau boleh semua belanjaan kamu aku yang bayarin” ucap Tomi lagi mencari perhatian.
“Serius?” ucap Virna ragu. Siapa wanita yang gak suka gratisan tentu saja ucapan Tomi sangat menggiurkan, kapan lagi Virna bisa dapat gratisan.
Tomi tersenyum puas rupanya umpannya kali ini membuahkan hasil. “Iya, tentu saja aku yang akan bayarin semua belanjaan kamu”.
Rania yang sedari tadi diam mendengarkan pembicaraan Tomi dan Virna hanya bisa tersenyum, Rania tahu ini hanya akal-akalan Tomi biar bisa narik perhatian Virna lalu menggaetnya jadi pacar. “Dasar cowok” Batin Rania.
“Ri, lo ikut juga ya” ajak Tomi pada Ari membuat Ari Mengerutkan keningnya tidak mengerti.
“Ikut belanja? Ogah ah” ujar Ari cuek.
“Tolol, gak tau kesempatan nih anak” batin Tomi kesal pada Ari yang tidak ngerti maksudnya. Selain Tomi mencoba mendapatkan hati Virna, Tomi juga ingin Ari ikut agar bisa berduaan dengan Rania sayangnya Ari tidak mengerti itu.
“Nanti kan gue bawain belanjaan Virna, kalo lo gak ikut yang bawain belanjaan Rania siapa?” kali ini Tomi berharap Ari mengerti maksudnya. Sedang Rania cenderung tidak peduli dengan ocehan Tomi yang sepertinya memaksa Ari untuk ikut.
Rania sendiri tidak peduli Ari mau ikut atau tidak, karena ada ataupun gak ada Ari gak akan ngaruh buat Rania.
Seketika Ari tersenyum, Ari mulai mengerti sebenarnya Tomi sedang mencoba mendekatinya dengan Rania. “Oh gitu, ya udah gue ikut, kan kasihan juga nanti Rania jadi nyamuk disana” Ujar Ari pura-pura terpaksa, padahal hatinya sangat senang karena bisa jalan bareng Rania. Kali ini Ari harus berterima kasih pada sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Friends [Selesai]
Ficção Adolescente#1 - berharap (3 Januari 2021) *Judul awal "Berharap" tidak ada perubahan dalam cerita maupun tokoh* Rania dan Andien adalah kedua sahabat yang selalu bersama sejak kecil, keduanya juga selalu berada di kelas yang sama, seperti takdir keduanya seola...