Rania terdiam ingin mengatakan sesuatu tapi lidahnya seakan kaku dan sulit di gerakkan. Rania benar-benar tidak percaya dengan ini semua, dengan fakta yang menyebutkan jika kedua sahabat itu mencintainya.
"Aku ingin milikin kamu, jadiin kamu sebagai pacar aku, tapi aku juga gak bisa kehilangan sahabat aku sendiri, Ran". Ujar Revien lirih.
Tangis Rania semakin menjadi menyadari bahwa sebenarnya cinta Rania tidak bertepuk sebelah tangan. Entah Rania harus bahagia atau tidak, karena kenyataannya saat ini Revien adalah kekasih Andien.
"Lalu Kenapa kakak jadian dengan Andien?" Tanya Rania heran tapi juga marah, jika Revien tidak mencintai Andien, kenapa Revien harus menjalin hubungan dengan Andien.
Revien menghela nafas panjang sebelum menjelaskan pertanyaan Rania. "Saat itu aku sedang patah hati karena monica selingkuh, aku ingin ngelupain dia. Saat itu juga aku mulai menyadari bahwa aku jatuh cinta sama kamu, dan aku inginnya kamu yang jadi aku, tapi aku gak bisa kehilangan sahabat aku, karena itu...."
"Karena itu kakak milih Andien, dan jadiin Andien sebagai pelampiasan rasa sakit kakak, untuk membuktikan pada Monica jika kakak sudah move on, Itu?" Ujar Rania dengan nada tinggi dan detak jantung yang mulai tidak stabil.
"Ran gak gitu"
Plakk.....
Tamparan keras mendarat ke pipi kiri Revien hingga membuat Revien tersentak dan seketika merasakan pipinya sakit seketika.
Dana yang menyaksikan adegan itu hanya bisa diam tanpa mau mencampuri, bagi Dana kemarahan Rania sangat wajar.
"Kakak pikir kakak siapa bisa bertindak sesuka hati, karena kakak gak bisa dapetin seorang wanita yang kakak suka, lalu kakak bisa milih siapapun yang kakak mau?" Bentak Rania dengan air mata yang mulai membanjiri pipinya. "Apa kak Revien sadar, karena kak Revien aku harus kehilangan sahabat aku sendiri, kakak mungkin masih bisa bersama kak Dafa sahabat kakak, tapi aku kehilangan sahabat terbaik aku, aku memang marah dan benci saat tau Andien ngebohongin aku, tapi sekarang aku tau bahwa seorang bernama Revien Haryandana adalah orang buruk didunia ini" maki Rania tak bisa mengendalikan emosinya.
Tangis Rania tak terkendali, Rania teringat tentang semua kenangan kebersamaannya dengan Andien yang kini telah hancur oleh keegoisan Revien, orang yang ia cintai. Saat ini Rania mulai menyadari jika bukan nasib dirinyalah yang buruk tapi justru Andien jauh lebih buruk darinya.
"Ran, aku gak bermaksud untuk......"
"Cukup kak, semuanya sudah terjadi, terima kasih atas semuanya" ujar Rania mengakhiri seraya melangkah pergi meninggalkan Revien dan Dana.
"Ran, Rania..." teriak Revien sembari mencoba mengejar Rania, namun Dana menghentikan langkahnya dan membiarkan Rania pergi dan menenangkan dirinya.
Rania melangkah sedikit berlari keluar dari kafe. Rania hanya ingin segera menjauh dari sosok Revien.
Brakk....
Karena tergesa-gesa Rania menabrak seorang pria yang hendak memasuki kafe.
"Rania" ujar pria tersebut menyadari bahwa wanita yang menabraknya adalah Rania.
Rania segera menghapus air matanya dan menundukan kepalanya berusaha menyembunyikan tangisnya.
"Rania kamu kenapa? Kamu nagis" tanya pria itu sedikit khawatir mendapati Rania yang keluar dari kafe dengan mata merah.
"Aku gak pa-pa ko, Ka" ujar Rania berbohong.
"Kamu gak usah bohong, kamu pikir aku anak kecil bisa di bohongi kayak gitu, kamu kenapa sih?" Tanya pria itu lagi mencoba mencari tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Friends [Selesai]
Ficção Adolescente#1 - berharap (3 Januari 2021) *Judul awal "Berharap" tidak ada perubahan dalam cerita maupun tokoh* Rania dan Andien adalah kedua sahabat yang selalu bersama sejak kecil, keduanya juga selalu berada di kelas yang sama, seperti takdir keduanya seola...