29 "Pesta dan Luka 2"

525 16 0
                                    

Pesta ulang tahun Kiki telah berlangsung dengan sangat meriah, semua tamu undangan sudah mulai berhamburan pulang ke rumahnya masing-masing.

"Dien, pulang bareng yah" pinta Rania pada Andien berharap kali ini andien tidak menolaknya.

"Em.... gak deh Ran, aku gak enak sama Ari" ujar Andien beralasan.

"Emangnya kenapa dengan Ari?, dia kan teman kamu juga, dia gak masalah kok kalau kamu ikut aku pulang" jawab Rania heran. Andien kembali membuat Rania bingung dengannya. Beberapa hari ini Andien memang selalu menolak ajakan Rania, bahkan dua hari yang lalu Andien berani berbohong padanya yang beralasan akan menemui ibunya, Rania sama sekali tidak mengerti dengan tingkah Andien selama ini.

"Iya, tapi aku bisa pulang sendiri kok, please ya Ran jangan paksa aku pulang bareng kamu, aku baik-baik aja". Paksa Andien berharap Rania tidak lagi memintanya pulang bareng.

"Tapi kan bentar lagi mau hujan". Ucap Rania setelah melihat langit malam yang mulai mendung.

"Ran...."

"Baiklah". Rania semakin merasa aneh pada Andien, tapi Rania tidak bisa terus memaksa Andien. "Ya udah aku pulang duluan". Lanjut Rania pasrah.

Dengan terpaksa Rania segera memasuki mobil Ari yang memang sedari tadi menunggunya.

"Andien gak ikut pulang?" Tanya Ari kepo saat Rania sudah memasuki mobilnya.

"Dia gak mau" singkat Rania dengan ekspresi murung. Rania masih penasaran dengan sikap Andien selama ini. Rania sangat yakin jika Andien dan Virna tidak sedang baik-baik saja. Tapi Andien rupanya tak berselera untuk menceritakan segalanya pada Rania.

"Kenapa?"

"Udah yuk berangkat" ujar Rania memalingkan pembicaraan.

Tanpa pikir panjang Ari mulai memacu kendaraannya dan mengabaikan pertanyaannya tadi. Ari tidak ingin membuat Rania sedih meskipun Ari sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi, tapi Ari yakin jika masalah yang sedang Rania alami dengan Andien membuatnya sedih.

Sepanjang perjalanan pulang Rania sama sekali tidak membuka suaranya mekipun Ari beberapa kali mencoba membuka pembicaraan, tapi Rania sama sekali tidak merespon ucapan Ari hingga membuat Ari akhirnya memilih diam.

Pikiran Rania melayang mengingat semua kejadian yang aneh menurutnya. Bayangan saat Andien menolak ajakan Rania pulang bersama, mengingat sikap Virna yang tidak bersahabat dengan Andien, mengingat saat Andien berani membohonginya. Semua itu semakin membuat Rania pusing dan tidak mengerti.

"Yang pasti gue sayang lo, Ran".

Ucapan Virna masih tergiyang dipikirannya membuat Rania menduga semua ini ada hubungannya dengan dirinya.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kalian pasti berbohong sama aku" ujar Rania dalam hati.

*****

"Aku pulang ya Ran" ujar Ari mengakhiri dibalas senyuman Rania yang sedikit dipaksakan.

Tak berselang lama mobil Ari telah melaju meninggalakan halaman rumah megah Rania.

Rania segera menutup gerbang rumahnya.

Drezzz...... drezz....

Ponsel Rania bergetar menghentikan kegiatan Rania. Sebuah telpon dari Luna masuk ke ponselnya segera Rania mengangkat telponnya.

"Iya Lun, ada apa?" Tanya Rania dengan nada malas.

"Ran, aku lupa ngerjain tugas Fisika buat besok" jawab Luna dari sebrang sana.

"Tugas yang mana?". Tanya Rania lagi masih dengan nada malas, apalagi pembicaraan itu mengenai tugas sekolah, Rania sudah mulai curiga jika Luna hanya akan meminta jawaban dari Rania.

Stay Friends [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang