15 "Kandas"

516 19 0
                                    

Di parkiran sekolah jam 06.35 sudah sangat ramai beberapa siswa sudah nampak hadir, kendaraan pun sudah mulai memenuhi tempat parkir.
Tidak seperti biasa Rania dan Andien selalu datang pagi, kali ini mereka datang lebih siangan.

"Na..na...na...." Rania mengalunkan senandungan lagu yang didengarnya dari earphone sembari terus melangkah menuju kelasnya. Sementara Andien memperhatikan sekitar yang sudah sangat ramai.
Rania terus bersenandung mengikuti iringan musik tanpa memperdulikan banyak siswi yang memperhatikannya.

"Aw.." jerit Rania kaget saat seorang wanita menyenggolnya dengan keras.
Wanita itu tidak memperdulikan Rania dan terus berlari dengan kencang.

Rania memperhatikan wanita yang baru saja menyenggolnya. Rania mebelalakan matanya saat mengetahui wanita itu adalah Monica. Tapi, Monica yang berantakan, monica yang dijumpainya saat ini sedang menangis, matanya terlihat bengkak sepertinya monica menangis dan tidak tidur semalaman, rambutnya berantakan, wajahnya terlihat tanpa olesan bedak, bibirnya pucat dan serangamnya tidak rapih. Monica yang Rania lihat bukan Monica yang pantas disebut idaman para pria, Monica saat ini sangat berantakan dan kacau.

Monica berlari dengan kencang menghindari tatapan-tatapan orang-orang yang mulai memperhatikannya.

"Kak Monica kenapa?" tanya Rania pelan meminta pendapat pada Andien yang juga ikut heran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada kakak kelasnya itu.

Andien menggelengkan kepalanya menunjukan ketidak tahuan akan keadaan Monica. "Ada masalah mungkin" feeling Andien mengira.

"Kasihan ya, sampai berantakan begitu" ujar Rania iba sembari melanjutkan langkahnya.

*****

"Raniaaa......" teriak Virna saat Rania baru saja sampai di ambang pintu kelas 10 IPA 3. Rania mengangkat kedua alisnya heran. "Ada kabar apa lagi sih?" batin rania mengira. Rania tahu betul jika Virna teriak memanggilnya berarti ada sesuatu hal yang akan dia sampaikan entah penting ataupun hal gila yang justru tidak masuk akal. "Apa?" tanya Rania menatap Virna.

Virna dengan cepat menarik tangan Rania menuju mejanya dan mendudukan Rania pada kursi miliknya. "Ada kabar bahagia buat lo" ucap Virna membuat Rania semakin heran serta penasaran.

"Apa?"

"Kak Revien dan Monica baru putus" ujar Virna to the point yang mampu membuat Rania dan Andien kaget dan tidak percaya.

"Jangan becanda lho, Vir" ucap Rania tidak percaya dengan sedikit memiringkan senyumnya menganggap Virna sedang becanda.

"Gue serius, masa iya gue bohong sama sahabat gue sendiri" tutur Virna meyakinkan Rania agar Rania percaya dengannya.

Rania dan Andien terdiam sesaat pikirannya keduanya melayang pada kejadian di parkiran tadi, dimana keduanya melihat Monica yang menangis dan berantakan. Ucapan Virna mungkin saja benar tapi Rania masih berharap jika itu hanya gosip belaka. Entah mengapa Rania justru sedih mendengar kabar ini, bukankah seharusnya Rania bahagia dan ia mempunyai harapan untuk memiliki Revien.

"Denger-denger sih, karena Monica ketahuan selingkuh, jujur awalnya gue juga gak percaya tapi itu kenyataannya" lanjut Virna. Sepertinya kabar kandasnya hubungan Revien dan Monica telah menyebar luas. Tapi kenapa Rania tidak tau, dan mengapa kabar ini menyebar dengan cepat.

"Kasihan" singkat Rania iba.

"Apa? Kasihan. Hello Ran, harusnya lo tuh seneng mereka putus, kenapa pake kasihan segala sih" Virna tidak mengerti dengan sahabatnya yang satu ini. Seorang yang berharap mendapatkan Revien tapi malah kasihan saat Revien dan kekasihnya putus.

"Tadi aku lihat kak monica menangis, hampir aku tidak mengenalinya, dia sangat berantakan, wajahnya pucat, matanya bengkak, baju serangamnya berantakan"tutur Rania menjelaskan pertemuannya dengan Monica tadi. "rasanya aku gak percaya kalau kak Monica itu selingkuh, secara dia itu cinta banget sama kak revien". Pertemuannya dengan Monica kala itu membuat Rania yakin jika Monica sangat mencintai Revien, mangkannya Monica marah saat kekasihnya membela Rania.

Stay Friends [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang