Rania melangkah masuk kedalam kelasnya. Disana Andien lah yang pertama kali ia lihat tengah duduk ditempat biasanya disamping kursi tempat Rania duduk. Andien menatap Rania dengan tatapan sedih, matanya berwarna merah, jelas saja karena Andien juga sudah menangis semalaman. Hanya sekian detik Andien lalu menundukan kepalanya menghindari tatapan mata Rania.
Semua pasang mata yang ada di dalam kelas 10 IPA 3 memandang Rania dengan penuh tanda tanya. Untuk pertama kalinya mereka melihat Rania datang dengan penampilan yang kusut dan pandangan kosong tak bermakna. Dan untuk keperkian detik juga suasana kelas menjadi hening dan seketika sebagian siswi mulai mendekati Rania termasuk Virna.
"Ran, ada apa?" Tanya Virna penuh kekhawatiran.
Rania tidak menjawab pertanyaan Virna matanya masih tertuju pada seorang gadis yang pernah dianggapnya sebagai saudara.
Virna mengikuti tatapan Rania mencoba mencari tahu tentang apa yang sedang terjadi pada sahabatnya, dan disitulah Virna menyadari jika Rania tengah menatap tajam Andien. Virna mulai menebak jika Rania sudah mengetahui segalanya, mengetahui mengenai hubungan Andien dan Revien disitupun Virna mulai merasa khawatir jika dugaannya tepat.
Semua siswi pun ikut menguntit tatapan Rania, mereka hanya berpikir jika mungkin saja Rania sedang bertengkar dengan Andien, tapi pertengkaran apa hingga membuat Rania begitu terlihat sangat murka pada Andien. Pikiran itu membuat mereka semakin tidak mengerti.
Dari depan pintu kelas Ari sudah datang dan dengan cepat Ari segera menarik tangan Virna agar mendekat padanya.
"Rania udah tau hubungan Andien dan Revien" ucap Ari berbisik pada Virna membuat Virna membulatkan matanya kaget. Ternyata dugaannya benar jika Rania sudah mengetahui hubungan Andien dan Revien.
Seketika Virna pun mulai menjatuhkan air matanya, ia menyesal karena tidak pernah memberi tahu Rania sebelumnya. "Gue bodoh, kenapa gue biarkan Rania tahu dengan sendirinya, kenapa gue gak cerita aja pada Rania" pikir Virna dalam hati memaki dirinya sendiri.
Semua siswa-siswi kelas 10 IPA 3 pun semakin bingung, kini Virna ikut menangis.
"Ini ada apa sih?" Tanya Kiki menacari tahu. "Rania kenapa? Dan lo Vir, kenapa lo ikutan nagis, gue khawatir kalo kalian gini" Lanjut Kiki meminta penjelasan. Tapi rupanya tak ada yang mau menjawab pertanyaan Kiki baik Rania, Virna maupun Ari ketiganya memilih diam tanpa bersuara.
Setelah sekian menit hening akhirnya Rania menarik nafas panjang sebelum membuka suaranya. "Kamu tahu semuanya, Vir?" Tanya Rania dengan suara sedikit serak menatap Virna dengan tatapan mengintrogasi.
Virna tidak langsung menjawab, ia menundukan kepalanya menyesal telah menyembunyikan kebenarannya dari Rania.
"Vir, kenapa kamu gak pernah bilang meskipun kamu tahu Andien pacaran dengan kak Revien" bentak Rania dengan nada keras yang membuat suaranya terdengar jelas di seisi kelas 10 IPA 3, dan sontak saja semuanya kaget tak percaya dengan apa yang barusan saja Rania katakan pada Virna.
"Apa?" Ucap Kiki spontan sembari mebulatkan matanya, sedang Virna masih menundukan kepalanya menyembunyikan tangisannya.
Dari jauh Andien juga menangis, memegang dadanya yang sangat terluka, pikirannya mulai kacau, memikirkan kedua sahabatnya yang membencinya, memikirkan kelakuannya yang berani mengkhianati Rania, memikirkan jika seisi kelas 10 IPA 3 akan membencinya karena semuanya sangat peduli pada Rania.
"Gue minta maaf, gue cuma gak mau lo terluka, Ran" ucap Virna rintih seraya memeluk tabuh Rania.
"Tapi aku sudah terluka Vir" jawab Rania dengan nafas tak beraturan. Rania tidak menyangka jika Virna juga menyembunyikan fakta ini darinya. "Aku gak peduli Kak Revien mau jadian sama siapun itu hak dia, tapi aku gak suka dikhianatin kayak gini apalagi yang ngekhianatin itu sahabat aku sendiri, sakit tau" lanjut Rania Rintih sembari menatap tajam Andien yang masih menundukan kepala dengan tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Friends [Selesai]
Novela Juvenil#1 - berharap (3 Januari 2021) *Judul awal "Berharap" tidak ada perubahan dalam cerita maupun tokoh* Rania dan Andien adalah kedua sahabat yang selalu bersama sejak kecil, keduanya juga selalu berada di kelas yang sama, seperti takdir keduanya seola...