12 "Masalah Baru"

491 15 0
                                    

“Ran, lo baik-baik aja, atau lo mau pulang aja. Biar gue yang anterin lo pulang” ucap Ari tidak bisa menyembunyikan kepanikannya pada Rania setelah sampai di ruang UKS bersama Andien.
     
Virna tersenyum melihat ekspresi panik Ari yang menurut nya berlebihan. “Gak usah sok panik gitu deh, Rania baik-baik aja kok, kan yang nungguinnya kak Dafa sama kak Revien” ujar Virna melirik genit kearah Rania.
     
“Virna” tegur Rania salah tingkah karena Dafa masih berada di dalam UKS menemaninya. Dafa hanya tersenyum kecil melihat tingkah Rania.
     
“Aku, gak pa-pa kok Ri, gak usah pulang, udah baikan kok” tutur Rania menjelaskan keadaanya yang memang sudah membaik.
     
Ari tersenyum senang mengetahui keadaan Rania yang membaik, Ari memang panik saat tau Rania pingsan, tetapi Ari mencoba untuk mengendalikan dirinya agar rasa paniknya terhadap Rania tidak sampai diketahui oleh teman-temannya.
     
“Ya udah, karena kalian udah pada disini, aku duluan ke kelas” ujar Dafa sembari beranjak dari duduknya.
     
“Terima kasih banyak ya, kak” ujar Rania dengan senyum manisnya.
     
Dafa melempar senyum tipis pada Rania. Jujur sebenarnya Dafa tidak ingin meninggalkan Rania, tapi karena teman-teman Rania sudah pada datang Dafa merasa tidak enak pada teman-teman Rania.
     
“Kak, maafin aku ya, gak bisa jaga Rania” Virna merasa tidak enak pada Dafa karena ia pernah janji untuk menjaga Rania. Namun, karena lelah Virna sampai lupa untuk menemani Rania ke kelas saat Rania mau mengambil air minum.
     
“Santai aja, yang penting Rania baik-baik aja”. Perhatian Dafa pada Rania benar-benar membuat hati Ari semakin panas. Tapi Ari mencoba mengontrol emosinya dan memalingkan wajahnya dari Dafa. “Saya duluan” ujar Dafa mengakhiri.

*****
     
Kejadian Rania pingsan kemarin masih jadi bahan perbincangan siswa-siswi sekolahnya. Beberapa pasang mata menatap heran Rania saat ia sampai di parkiran sekolah menuju ruang kelasnya. Tapi, Rania tidak memperdulikan itu, karena baginya kejadian kemarin telah berlalu dan tidak penting dibicarakan lagi.
     
Hari ini Rania memang sengaja datang agak siangan ke sekolah karena harus mengeprint tugas bahasa Indonesia yang harus selesai hari ini juga.
     
“Tumben siangan?” Ari menghampiri Rania setelah selesai memarkirkan motornya. Ari tahu betul Rania selalu datang pagi ke sekolah. jika Rania datang sedikit terlambat tentu ada alasan.
     
“Iya, habis ngeprint ini” Rania menunjukan tumpukan lembaran tugas bahasa Indonesianya ditangannya.
     
“Oh....” Ari menganggukan kepalanya mengerti maksud Rania. “Ran” sapanya lagi pelan. Ari memperhatikan wajah cantik Rania yang selalu ia kagumi dan membuatnya jatuh cinta. Rania memang cantik, sangat cantik. Bagi Ari Kecantikan Rania tak akan terkalahkan oleh siapapun.
     
“Iya”
     
“Bolehkan aku jadi bodyguard kamu?” pintanya sambil menutup kedua telapak tangannya di depan dadanya memohon agar permintaannya terkabul.
     
“Apa?” Rania bingung melihat tingkah Ari saat ini. Ari yang ini sangat peduli pada Rania. Tapi Rania memcoba untuk berfikir positif terhadap Ari.
     
“Kamu kan butuh perlindungan agar Kartika gak berani ngapa-ngapain kamu lagi” Tutur Ari menjelaskan maksudnya. Memang akhir-akhir ini Kartika kerap berbuat ulah terhadap Rania dan mungkin tidak akan berhenti sampai disitu dan Kartika akan kembali mengganggu Rania. Ari merasa bahwa Rania memang perlu perlindungan agar Kartika tidak sampai menganggu Rania lagi.
     
Rania tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepala nya, kali ini Ari benar-benar beda. “Gak perlu kali, aku baik-baik aja kok”
     
“Ran, gak biasa loh Ari Argadhani bersikap baik kayak gini, setidaknya kamu jangan sia-siakan kesempatan ini, mumpung lagi baik” ujar Ari memuji dirinya sendiri.
     
Rania menatap mata Ari seksama meyakinkan dirinya bahwa Ari memang sungguh -sungguh tengah berbuat baik padanya. Saat ini Rania sama sekali tidak curiga dengan tingkah Ari yang begitu baik padanya.
     
“Baiklah ARI ARGADHANI, terserah kamu aja”
     
Ya, Ari bahagia, sangat bahagia. bagi Ari dan ini kesempatan untuknya agar semakin mendekatkan diri pada Rania, dengan ini pula tidak ada alasan lagi bagi Ari untuk mengajak Rania bertengkar lagi.
     
Ari meraih pergelangan tangan kanan Rania dan membawanya pergi ke kelas. Rania tidak menolak perbuatan Ari dan membiarkan Ari leluasa mengenggam tangannya. “Ari sebenarnya baik” pikir Rania dalam hati.

Stay Friends [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang