“Ran, lo tau buku tugas fisika gue gak? Apa dikumpulin ya?” tanya Fira merasa kehilangan buku tugas fisikanya.
“Enggak, buku aku ada kok” jawab Rania apa adanya.
“Itu sih, lo nya aja yang teledor” Sahut Virna menyimpulkan. “Orang punya ku aja ada kok” lanjutnya.
“Ran.....Ran...... Ada yang nyari lo?” ujar Kiki tergesa-gesa menghampiri Rania. Rania menatap heran Kiki.
“Siapa?” tanya Rania dan Virna bersamaan.
“Kak Dafa” spontan beberapa siswi kelas 10 IPA 3 kaget dan tidak percaya. Moment langka dimana salah satu siswa keren di sekolah datang ke kelas 10 untuk menemui Rania.
Beberapa siswa-siswi berbisik saling bertanya apa yang sebenarnya terjadi mengapa Dafa mencari Rania. "Ada apa?", "kenapa kak Dafa nyari Rania?", mungkin itu pertanyaan yang menyarang hati setiap siswa-siswi yang mendengar Dafa mencari Rania.
Rania yang masih bingung segera bangkit dari duduknya dan menuju ke keluar kelas menemui Dafa. Beberapa pasang mata menatap bingung pada Rania masih menerka-nerka kemungkinan yang terjadi.
“Ada apa kak?” tanya Rania heran setelah sampai dihadapan Dafa. Ekspresi Dafa kali ini membuat Rania benar-benar bingung dan ikut bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
“Kenapa kamu gak cerita kalau kemarin Kartika gangguin kamu?” ujar Dafa to the point dengan nada sedikit keras.
Beberapa siswa-siswi yang mendengar ucapan Dafa melongo kaget dan semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada Rania apalagi ini pertama kalinya Dafa datang ke kelas 10 dengan sikap yang tidak seperti siswa-siswi ketahui, Dafa yang mereka tahu pendiam datang dengan membawa kemarahan. Sedang Rania masih bersikap santai dihadapan Dafa walaupun Rania merasa ada yang aneh dari sosok Dafa. Virna dan Andien saling menatap bergantian karena Rania sama sekali tidak pernah cerita jika Kartika sudah mengganggunya.
“Kakak tau dari ma......” Rania tidak selesai mengucapkan kalimat karena Dafa segera memotong pembicaraannya.
“Untung ada Ridho kalau enggak.....” Dafa menggeleng pelan.
“Oh, kak Ridho” Rania mulai mengerti kenapa Dafa mengetahui bahwa Rania telah diganggu oleh Kartika. Rupanya sahabatnya Dafa bernama Ridho sudah cerita padanya. Tapi kenapa? Kenapa Dafa terlihat begitu marah padanya. Dan apakah memang perlu Rania menceritakan kejadian itu pada Dafa. Dafa bahkan bukan siapa-siapa bagi Rania.
“Kenapa kamu gak cerita?” Dafa kembali menanyakan maksudnya menemui Rania, tapi sepertinya saat ini Dafa tengah menginterogasi Rania.
“Aku pikir semuanya baik-baik aja dan aku gak apa-apa, jadi untuk apa aku cerita?” Rania memang tidak mengetahui sosok Kartika yang pernah mengganggunya, baginya kejadian itu telah berlalu dan akan baik-baik saja karena toh Ridho sudah menolongnya. Kekawatiran Dafa terlalu berlebihan menurut Rania.
“Kamu pikir setelah Ridho memenjatuhkan harga diri Kartika dihadapan kamu dia akan diam saja, tidak seperti itu. Kartika tidak akan tinggal diam, dan aku tidak tau apa yang akan dia lakukan untuk kamu” Rania melongo mendengarkan ocehan Dafa, Rania mengerti ternyata sikap Kartika tak seperti yang ia pikirkan. Rania mulai merasa takut jika ungkapan Dafa itu benar dan Rania merasa khawatir dengan apa yang mungkin saja terjadi padanya.
Rania menundukkan kepalanya dengan ekspresi ketakutan dan merasa bersalah karena menganggap enteng masalah kartika. “Aku gak tau kalau kak Kartika seperti itu orangnya, apa yang harus aku lakukan?”
Dafa menatap wajah ketakutan Rania. Dafa pun mulai cemas akan segala sesuatu yang bisa saja kartika lakukan untuk mengganggu Rania. “Virna” panggil Dafa mengagetkan Virna. Spontan Virna segera menghampiri Dafa dan Rania.
“Iya kak” sahut Virna.
“Tolong Jaga dia, kasih tau saya kalau sampai Kartika menyakitinya” ucapan Dafa kali ini berhasil membuat para siswa-siswi yang mendengarnya membulatkan bola matanya masing-masing, mereka tidak menyangka Dafa begitu peduli pada Rania. Sedang Ari yang sedari tadi berada di sudut ruangan hanya menatap ketidak sukaan pada adegan yang sedang terjadi dihadapannya yang mampu membuat teman-temannya heboh.
Rizal dan Tomi mencoba menenangkan Ari agar Ari tidak sampai menunjukan ekspresi kecemburuannya.
“Baik, kak” timbal Virna menyetujui. Dafa segera melangkah pergi meninggalkan kelas Rania yang mulai ramai karena beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi. Kelas yang semula sepi tak bersuara kini mulai riuh dan heboh. Beberapa siswa segera menghampiri Rania dan mulai bertanya-tanya.
“Ran, apa yang terjadi?”
“Ran, kok kak Dafa marah banget sih?”
“Rania, kok bisa kamu sampai di ganggu kartika?”
Rania tidak memperdulikan pertanyaan dari teman-temannya dan segera melangkah menuju bangku tempat duduknya.
“Ran, kenapa loe gak cerita sih kalau Kartika kemarin gangguin lo?” semprot Virna kesal terhadap sahabatnya karena tidak pernah cerita mengenai masalahnya dengan kartika.
“Aku gak tau kalau Kartika seburuk itu? Ya, aku pikir semuanya baik-baik aja” ujar Rania dengan menyesal. Awalnya Rania menganggap kejadian ini tidak penting, tapi melihat orang-orang terdekatnya merasa khawatir padanya membuat Rania mengerti jika Kartika bukan wanita sembarangan yang bisa diremehkan.
“Kartika itu cewek paling ditakuti di sekolah ini, Ran. Duh, salah gue juga gak pernah cerita mengenai Kartika sama lo, gue pikir lo gak akan pernah berurusan dengan makhluk bernama Kartika” Nada Virna kali ini semakin tinggi, Virna heran dengan sahabatnya yang terlalu polos menilai sikap orang lain. Virna juga menyesal tidak pernah cerita mengenai kartika pada Rania.
“Santai, Vir. Rania gak tau apa-apa” bujuk Andien menenangkan Virna.
Ari yang sedari tadi terdiam segera menghampiri Virna dan Rania. “Udah lah, Vir. Rania juga gak tau kan mengenai Kartika, kenapa lo emosi gini sih” bela Ari menganggap Virna terlalu menghakimi Rania.
“Lo gak usah belain Rania deh, gue tuh cuma khawatir sama Rania, dan sekarang kita gak tau apa yang akan kartika lakukan pada Rania, gue gak mau kalau sampai terjadi apa-apa sama Rania” Kekhawatiran Virna memang masuk akal. Saat ini ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada Rania, dan apa yang akan Kartika lakukan pada sahabat tercintanya.
“Tapi lo, gak perlu seemosi gini cuma karena Rania gak cerita kalau Kartika sudah ngegangguin dia, bedanya apa Rania cerita dan enggak? Gak ngaruh apapun kok. semua udah terjadi. Dan ya, mungkin Kartika tidak akan diam saja” ujar Ari lagi. Ari memang benar, Rania cerita atau tidak sama sekali tidak mengubah apapun, karena semuanya telah terjadi dan gak bisa dicegah kecuali Rania berhati-hati.
“Terus apa yang harus gue lakukan” ujar Virna meminta pendapat.
“Ya elo jagain Rania, sesuai perintah Dafa” Tomi menunjuk wajah Virna.
“Kita semua yang akan jagain Rania” ucapan Ari sontak membuat seisi kelas 10 IPA 3 kaget. Ini bukan Ari yang seperti biasa, Ari yang selalu bertengkar dengan Rania. Ari saat ini adalah sosok yang justru perhatian terhadap Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Friends [Selesai]
Novela Juvenil#1 - berharap (3 Januari 2021) *Judul awal "Berharap" tidak ada perubahan dalam cerita maupun tokoh* Rania dan Andien adalah kedua sahabat yang selalu bersama sejak kecil, keduanya juga selalu berada di kelas yang sama, seperti takdir keduanya seola...