Chapter 23

10.1K 709 42
                                    

"Prince ayo!" Prilly merengek pada Ali yang tengah menerima telfon.

"Iya princess, sebentar ya!" Balas Ali kemudian kembali sibuk dengan ponselnya.

"Ih nyebelin!" Prilly berteriak marah kemudian bergegas memasuki pusat perbelanjaan itu sendiri.

"Eh tunggu dong! Princess!" Ali ikut berteriak kemudian segera menyusul Prilly setelah mematikan ponselnya.

Jika kalian bertanya mengapa mereka bisa berada disini? Maka jawabannya adalah Prilly. Ya, tadi saat mereka tengah asik bermain basket tiba-tiba saja ide gila muncul di kepala Prilly untuk bertanding, siapa yang kalah harus menuruti semua permintaan pemenang.

"Princess, udah yuk! Ini udah mulai sore, lebih baik sekarang kita istirahat terus mandi." Ucap Ali saat Prilly masih asik memasukkan bola ke dalam ring.

"Eh prince, kita tanding yuk! Siapa yang kalah harus menuruti apapun yang pemenang mau. Gimana?" Tanya Prilly tanpa menghiraukan ucapan Ali sebelumnya.

Ali berpikir sejenak namun sesaat kemudian ia mengangguk setuju. Penawaran yang cukup menarik menurutnya, jika ia menang mungkin saja ia dan Prilly akan mengumumkan hubungan mereka bukan? Lagi pula Ali sudah lelah dengan semua ini, Ali lelah melihat Prilly yang selalu dibully oleh para siswi saat tak sengaja melakukan kesalahan. Prilly memang bukan siswi yang famous di sekolah, ia hanya seorang siswi biasa yang lebih sering menghabiskan waktunya di ruang musik atau di ruangan Ali dan itulah penyebabnya, melihat Prilly yang sering berada di ruangan Ali membuat banyak siswi yang berpikir negatif. Mereka pikir Prilly selalu dipanggil ke ruangan Ali karena sering membuat masalah padahal kenyataannya tidak seperti itu.

"Oke! Kita main, tapi kalo aku yang menang kita bakal bilang sama semua orang kalo kita pacaran. Gimana?" Tanya Ali membuat Prilly membulatkan matanya.

"Ih kok gitu? Ga mau ah. Kita kan udah bahas ini sebelumnya." Ucap Prilly seraya mengerucutkan bibirnya.

"Iya princess, aku tau tapi aku ga tega liat kamu dibully cuma karena sering banget datang ke ruangan aku." Ucap Ali memelas.

"Gapapa prince, aku ga merasa sakit hati kok. Lagi pula apa yang mereka bilang kan ga sesuai fakta." Balas Prilly seraya mengelus pipi Ali.

"Yaudah, kalo gitu aku ganti deh. Gimana kalo kita jalan-jalan ke mall?" Tanya Ali membuat Prilly bingung.

"Kok ke mall? Itu mah enak di aku dong, kan kalo ke mall nanti aku banyak maunya." Balas Prilly membuat Ali tersenyum. Memang jika mereka pergi jalan-jalan terutama ke pusat perbelanjaan Prilly akan banyak sekali maunya tapi percayalah Ali tak pernah keberatan, ia justru senang saat Prilly meminta banyak hal padanya.

"Tapi ada syaratnya, kamu harus bodo amat kalo misalnya nanti kita ketemu sama siswa siswi SMA PANDU JAYA kalo nanti mereka tanya biar aku yang jawab. Gimana?" Tanya Ali membuat Prilly akhirnya mengangguk karena jujur saat ini ia sangat ingin pergi bersama Ali. Sudah lama rasanya ia tak pergi jalan-jalan bersama Ali, tapi mengingat syarat yang diajukan Ali membuat Prilly seketika menggeleng.

"Udah ayo main. Pokoknya kalo aku menang kamu harus mau ikutin permintaan aku." Ucap Ali yang merasa Prilly akan kembali menolak permintaannya.

"Huft! Yaudah, waktunya 30 menit ya! Siapa yang paling banyak masukin bola ke dalam ring dia yang menang." Ucap Prilly yang diangguki oleh Ali.

"1... 2... 3... mulai!" Prilly bergegas merebut bola dari tangan Ali dan memasukkannya ke dalam ring.

"Eh aku belum siap!" Teriak Ali kemudian mengejar Prilly yang kembali berlari menuju ke dekat ring.

Teacher! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang