"Disini kamu ternyata!" Prilly tersentak saat mendengar suara Ali dari arah belakang.
"Untung aja tadi Rara kasih tau kalo kamu disini." Ucap Ali lalu berdiri di samping Prilly yang tengah menghadap ke arah kolam renang.
"Ngapain kamu disini? Bukannya kamu harus pergi ke Dubai?" Tanya Prilly datar.
"Aku ga mungkin pergi kalo kamu belum kasih izin."
"Terus kedatangan kamu kesini buat minta izin?" Tanya Prilly membuat Ali mengangguk pelan.
"Aku rasa kamu pasti tau jawabannya." Ali menghela nafasnya.
"Aku tau princess, tapi ini permintaan daddy kamu. Aku ga bisa menolak, tolong izinin aku pergi." Ucap Ali pelan.
"Kamu tau kan aku ga bisa tanpa kamu! Aku ga mau kamu pergi, aku..."
"JANGAN EGOIS PRILLY!" Bentakan yang keluar dari mulut Ali itu berhasil membuat Prilly terpaku dan menghentikan ucapannya.
"Ma... maaf, a... aku... aku ga sengaja princess... aku..." Ali terbata bahkan tak mampu melanjutkan perkataannya saat Prilly menatapnya nanar dengan mata yang sudah berkaca bahkan ia sudah menangis.
"Pergilah, jika itu yang kamu inginkan. Aku tidak akan melarang lagi." Prilly berjalan menyusuri kolam entah apa yang ada dalam pikirannya, namun tatapan kosong dan air matanya yang terus mengalir membuat Ali khawatir.
"Eh kok aku malah nangis, maaf ya cengeng banget aku. Ternyata selain egois aku juga cengeng ya." Prilly tertawa hambar.
"Aku memang egois, buktinya sahabat-sahabat aku aja sampai ninggalin aku. Bahkan pacar aku sendiri mau ninggalin aku juga, miris banget kan?" Prilly berbicara seraya tersenyum namun air mata juga tak berhenti mengalir.
"Kalo aku memang ditakdirkan hidup sendiri kenapa Tuhan mengirimkan mereka sama aku? Apa hanya untuk membuat aku sadar bahwa aku ga pantas di dekati?" Prilly berjalan menjauhi Ali membuat Ali ikut berjalan mendekatinya.
"Kalo memang itu benar, kenapa aku harus hidup? Kenapa aku ga mati aja?" Langkah Prilly terhenti membuat Ali juga ikut berhenti.
"KENAPA AKU GA MATI AJA? KENAPA?" Tiba-tiba saja Prilly berteriak histeris sembari memukul kepalanya membuat Ali kaget dan segera memegang tangan Prilly.
"AKU TAKUT! AKU TAKUT SENDIRI, TAPI AKU JUGA TAKUT SAMA MEREKA, MEREKA JAHAT! AKU TAKUT!" Prilly kembali berteriak sembari memberontak ingin melepaskan diri dari Ali.
"Hey, princess! Sadar! Kamu ga boleh bicara kayak gitu!" Ucap Ali lalu memeluk gadisnya yang terlihat rapuh.
"MEREKA JAHAT! AKU TAKUT!" Prilly kembali berteriak membuat Ali semakin mengeratkan pelukannya. Sungguh, Ali tak bermaksud membuat gadisnya menjadi seperti ini.
"Mereka jahat! Aku takut!" Lirihan Prilly itu membuat Ali melepaskan pelukannya dan menatap Prilly yang kini memejamkan matanya.
"Princess! Princess!"
****
"Apa yang sudah kamu lakukan benar-benar membuat kami kecewa." Ali menunduk saat suara tegas milik ayah Devan terdengar di telinganya.
"Maaf, Ali minta maaf ayah!" Suara milik Ali terdengar lirih penuh penyesalan.
"Apa dengan maaf kamu bisa membuat dia kembali seperti sebelumnya?" Pertanyaan dari bunda Shinta semakin membuat Ali menyesal. Kenapa ia bisa sebodoh itu?
"Gw menyesal ga ikut lo menemui dia. Gw kira lo ga akan sampai kalap." Ali semakin tertunduk mendengar ucapan dari Rommy.
"Kenapa Ali bisa setega itu sama princess nya kamu sendiri?" Tangis memilukan mommy Ratna semakin membuat Ali merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher!
Fanfiction"Prill! Katanya nih ya ada 2 guru di sekolah ini yang jadi most wanted!" "Oh gitu." Ucap Prilly malas karena sebenarnya tanpa diberitahu pun Prilly sudah tau lebih dulu. New Story! Kepikiran aja sih bikin cerita ini. Yang minat silakan dibaca hehe...