10. Kakak Senior

2.2K 181 16
                                    

"Maacih Dandi kiwil yang udah tobat maling helm dan rajin sampoan" aku menyerahkan helm padanya setiba didepan kantor Gubernur.

"Udah makasih, aib orang di bilang-bilang" dia ngedumel "Kalo pulang kasih tau, sejam sebelum pulang lah. Ini untung kamu konsumen kesayangan Bang Bejo. Jadi kalo Izin mau jemput masih di bolehin"

"Hihihihi, gak usah. Aku pulang naik ojek aja. Dekat rumah kok"

"Yakin?"

"Iyaa, udah cepat pulang nanti gajimu dipotong Bang Bejo"

"Iya..iyaa" dia memutar haluan "Jangan buat ulah Oii. Tu beli es biar gak kepancing emosi" katanya sebelum meninggalkan aku.

Huu, Pe-Ak!

Aku menyebarkan pandangan ke penjuru jalan yang udah di alih fungsikan menjadi stand dengan tenda-tenda berhadapan. Ada gerombolan mahasiswa almamater oranye di depan gerbang stand.

Aku menghampiri mereka. Ada dosen itu sedang memberikan arahan. Dia baik-baik aja kok. Kayaknya skandal foto itu kayak angin lalu aja.

Kalo kayak gitu kenapa aku merasa bersalah dari kemarin.

"Yang baru datang, absen sebelum nanti berpencar" dia menyerahkan absen pada ulat nangka.

Semua berbondong-bondong memasuki stand.

"Nih, absen. Jangan berulah lagi kalo gak mau kena batunya"

Jadi dia yang ngerjain aku minggu lalu?. Junior kurang ajar!. Aku mengambil absen itu lalu menanda tanganinya. Setelah itu kuberikan padanya lagi.

"Jangan coba main-main dengan ku anak Pe-ak. Ku pastikan kamu menyesal telah melakukannya padaku. Dan ya, lupa bahwa di antara kita, aku seniornya. Bisa bayangkan kan gimana kalo teman-temanku tau bahwa ada ulat nangka gatelan yang menjadi rival mereka"

Puas!. Puas banget ketika gertakanku buat si ulat nangka pura-pura mati.

Aku masuki stand, ini namanya tugas kelompok tapi yang ngerjainnya cuma beberapa orang. Lainnya sibuk cuci mata.

Stand Kabupaten Kerinci keren. Banyak sayurannya di susun di pintu masuk. Stand Tanjung Jabung Timur, ni Kabupatennya Pak Erte. Yang pertama kali kulihat itu Madu. Biasanya kalo udah pulang kampung Pak Erte selalu di kasih madu sama Pak Itam.

Apa madu termasuk produk pertanian juga ya?. Ini prospek usahanya menjanjikan banget. Pak Itam cerita setiap ada even kayak gini, madu mangrove ini paling laris manis. Terkadang datang pesanan sampai beratus kilo dari pegawai di instansi pemerintahan. Belum lagi masyarakat umum.

"Madunya Asli gak ini Pak" tanya pengunjung yang berdiri disebelahku. Baru aja dibilang, pegawai pake baju hitam putih ini serius banget liat Madunya.

"Asli Pak, buka aja tutup botolnya. Kalo bergas asli itu"

"Mahasiswa Unja ada tugas kuliah ya?. Rame banget soalnya oranye-oranye"

Eh?.

"Kak Afgan?"

Ih, iyaaa. Cowok tinggi berambut cepak dan senyum yang khas itu Kak Afgan.

"Raim? Raima kan?" dia membungkuk untuk melihat wajahku seksama "Lama banget gak ketemu" uh, dia cubit pipiku kayak apa aja.

"Kak, huhuhu, maluu"

"Sorry, sorry Im. Kebablasan saking lamanya gak ketemu. Kamu gak kangen kakak apa?. Gak pernah kasih kabar"

"Eh, kartu SIM im ke blokir, jadi kontak ilang semua. Im fikir kakak fokus sekolah setelah tau kakak masuk di IPDN. Jadi gak mau ganggu"

"Ituu, makin bikin kita makin jauh. Jadi sekarang kisahnya jadi mahasiswi?"

"Iya, meski telat sih masuknya".

"Gak apa-apa, gak ada kata telat untuk belajar" dia tersenyum.

Duh, rasanya udah lama gak lihat wajah Rizky Nazar kw ini. Makin ganteng aja, mantan ketua osis waktu SMA dulu.

"Mau beli madu Im. Menurut kamu bagus gak ini?" tanya Kak Afgan. Beberapa orang yang ada di stand itu seolah menanti jawabanku.

"Madu Tanjung Jabung Timur itu biasanya madu hutan Mangrove kalo gak madu perkebunan kelapa dari sari mayang kelapa. Rasanya agak beda sama madu hutan dataran tinggi. Kalo menurut Im ini asli. Bisa dilihat dari botolnya yang bergas apabila dibuka, gak di kerumuni semut, kalo di dalam kulkas gak beku. Soalnya Desanya Pak Erte juga masok untuk dijual"

"Cocok ya jadi sales" Kak Afgan tersenyum hingga dagu andalannya melancip. Ganteng banget Ya Allah. "Yaudah, simpan 2 botol ya pak. Nanti pulang saya ambil" dia memilih botol madu itu "Im mau?, kakak bayarin"

"Nggak kak, stok masih ada dirumah" tolakku

"Yaudah, temenin kakak lihat-lihat yuk?. Sekalian siapa tau kakak bisa bantu" kami keluar dari stand. "Emang tugas apa?"

"Cari produk pertanian yang prospek usahanya paling bagus"

Dia mengangguk "O, anak pertanian. Yuk dibantuin cari. Madu tadi bisa masuk loh"

"Im rencananya juga mau gitu kak"

Dia mengangguk "Im gimana kabarnya?"

"Seperti yang kakak lihat. Sehat banget jasmani dan rohani apalagi setelah ketemu kakak"

"Yah, dikira kakak guru olahraga, jasmani rohani" dia tertawa.

"Ih, ketawanya. Senang banget kayaknya kak".

"Entahlah, rasanya kayak ngidam bertahun dan baru kedapatan sekarang" dia menarikku memasuki Stand sebelah. "Im, masih doyan mie ayam dan jus jeruk. Kakak traktir yuk"

"Ahahaha, kok kedengaran kayak pantun jadinya. Tapi, kan Im lagi ada tugas kak" aku merasa sepertinya ada yang ngeliatin kami. orang yang berdiri melihat batik di sebelah kiri kami itu kan... "Ada dosen Im disini" bisikku.

"Oh iya, apa kita harus pindah?" bisiknya.

Hihihihi, aku mengangguk lalu "Cari yang ada jajanannya yuk" menariknya keluar stand.

🍁🍁🍁

Sebelum pulang, kami mendengar arahan dari dosen itu. Sambil ngabsen ulang juga siapa tau ada yang kabur atau ilang di kerumunan.

"Tugas kita sudah selesai Im?" tanya Ria.

Tugas kita?, gak ingat yang ngerjainnya aku aja -Sama Kak Afgan-. Dia sibuk ngutil sama dosen itu.

"Udah, kalau disuruh buat makalah, itu tugas kamu. Kalo gak sanggup minta tolong sama anggota yang lain" kataku menyerahkan buku catatan kepadanya.

"Minggu depan, kalian presentasi perkelompok" arahan dosen itu.

"Itu, pegawai siapamu Im?" tanya Ria melirik Kak Afgan yang bersandar di mobil nungguin kami.

Merasa dilihatin, Kak afgan mengangkat plastik transparan berisi Cornetto. Dia masih ingat aku suka es krim. "Menurutmu siapa?" tanyaku melambai Kak Afgan. Deh, kayak anak ABG puber aja. Dekat gini dada dada.

"Pegawai di Kantor Gubernur kan?, mirip Rizky nazar. Kakakmu ya"

"Sampai Jumpa minggu depan"

"Dia.. Kakak Seniorku" aku melangkah mendekatinya diseberang jalan ketika kami bubar untuk pulang.

"Im!"

Ada apalagi dosen itu?. "Ada apa?" aku berbalik menatapnya yang sudah kehilangan aura.

Dia malah diam mematung gini. "Langsung pulang, udah mau magrib. Jangan keluyuran kemana-mana lagi" katanya meninggalkanaku yang mencerna, dia ngomong apa?.

"Ih, Sotoy!. Siapa lu?!"

🍁🍁🍁

Miss Raim : My Unfavorite Lecturer ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang